Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Selasa, 05 Juni 2012

Wejangan 3 Generasi





Ini adalah salah satu coretan saya di blog ini yang benar-benar saya alami sendiri dan tentunya yang masih inget saja (karena memang uda cukup lama, hhhe2..). Sesuai judulnya saya akan berbagi beberapa wejangan dari 3 Guru saya di tingkatan sekolah yang berbeda.

 Wejangan 3 generasi in action:

1.      “Gelho ki anane nang mburi”
               Unkapan di atas dalam bahasa jawa dan arti dalam bahasa Indonesianya kurang lebih “penyesalan itu datangnya belakangan”. Ini adalah wejangan spektakuler dari Guru SD saya yang masih terngiang-ngiang dan selalu mengingatkan saya hingga sekarang ini.  Pada waktu itu, ungkapan ini tak jarang digelorakan oleh Guru tersebut di dalam kelas. Karena memang di saat itu akan menjelang Ujian Akhir Nasional untuk kelas 6 SD. Mungkin ketika SD dulu penghayatan tentang ungkapan itu belum begitu dalam bagi saya tetapi setidaknya pada waktu itu saya sudah bisa merasakan maksud apa yang akan di sampaikan oleh ibu Guru di dalam kelas.
               Hari semakin menjauh dari pertama kali ungkapan itu diucapakan oleh bu Guru tetapi semakin jauh itu pula yang membuat saya semakin memahami dan menghayati akan arti dari wejangan tersebut.  Dan saya semakin merasakan ternyata ungkapan itu tak sekedar ungkapan biasa yang diucapkan oleh seorang Guru di dalam kelas kepada murid-muridnya. Tetapi lebih condong merasakan bahwa ungkapan itu adalah salah satu ekspresi ketulusan dan keiklasan dari seorang Guru SD dalam membimbing murid-murid kecil yang masih “bandel”.

2.      “Guru itu akan lebih ingat kepada murid yang PALING pinter, PALING nakal, dan PALING kurang pinter. Kalau murid yang hanya diam-diam dan biasa saja akan cepat lupa”
                Mungkin ini adalah salah satu curcol dari Guru SMP ku di sela-sela rutinitas mengajar murid-muridnya di dalam kelas. Tetapi makna yang begitu dalam yang dibawa oleh ungkapan tersebut walaupun ungkapan itu tersirat tetapi saya lumayan mampu untuk menerjemkahkan hal itu dan cukup saya pahami.
               Memang benar sekali dalam hidup ini kita harus mempunyai daya “tonjol” positif yang bisa kita banggakan supaya orang lain mampu mengenal kita karena hal-hal yang telah berhasil kita lakukan untuk melakukan kebaikan dan dampaknya bisa mereka nikmati. Serta kita sebagai kaum yang mampu berpikir dan merasa tentunya akan menjadikan diri kita menjadi individu yang PALING dalam kebaikan. Serta senantiasa saling berlomba menjadi insan yang PALING dalam kebaikan.
               Kalau kita hanya menjalankan hidup ini dengan seni dan prestasi yang standart saja berarti kita hanya bisa mencapai pencapaian yang juga bisa di capai oleh banyak orang di muka bumi ini. Ingat saudara, bahwa di dunia ini sudah sangat banyak orang yang bekerja keras. Oleh karena itu, kalau kita ingin menjadi orang yang lebih berhasil maka kita harus bekerja lebih keras dari mereka.

3.      “Jangan mempersulit diri sendiri”
               Ungkapan sederhana yang sering diulang-ulang oleh Guru SMA ku. Tak jarang ketika saya dan temen-temen sekelas mendengarkan hal itu ketika kondisi kelas benar-benar hening karena takut dengan ketegasan pak Guru. Sebab biasanya pak Guru mengungkapkan hal seperti itu dengan sedikit nada tinggi seperti orang marah dan pastinya dengan muka serius. Dan saya sangat yakin pak Guru pada waktu itu mencurahkan kasih sayangnya agar didapatkan hasil yang maksimal dari murid-murid kelas 3 SMA dalam menghadapi ujian khususnya Ujian Nasional.
               Setelah saya mencoba mengkaji lebih dalam lagi mengenai ungkapan pak Guru tersebut ternyata memang sangat benar bahwa sebenar-benarnya penghambat atau pemersulit  langkah kita dalam menjejakkan langkah menuju sebuah cita-cita adalah diri sendiri. Tak jarang kita sering memberikan energy negative kepada system di tubuh kita sehingga akan menyuburkan rasa pesimis dan merangsang tumbuhnya virus-virus yang merugikan di dalam tubuh. Tentunya hal ini adalah hal yang mempersulit diri kita yang berasal dari kita sendiri; oleh kita; dan untuk kita pula. Ternyata dalam menghalau  atau memusnahkan“godaan” dari diri sendiri itu juga tidak mudah.bahkan bisa dibilang godaan ini salah satu godaan tersulit untuk dihindari. Karena disini kita memerlukan komunikasi diri yang intensif dan bener-bener memerlukan penghayatan yang didasari kesadaran diri.

Begitulah wejangan 3 generasi yang saya dapatkan walaupun tulisan di atas tidak sama persis dengan ungkapan Guru-Guru ku tetapi substansi yang bisa saya terjemahkan dan saya ingat kurang lebih seperti itu. Dan tidak lupa saya mengcapkan banyak terima kasih kepada 3 Guru ku tersebut. Semoga coretan ini bisa bermanfaat bagi setiap orang yang telah membacanya.

Terima Kasih

Saudaramu, 5 Juni 2012




         Aang Fauzan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites