Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Sekolah Dasar

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sekolah Menengah Pertama

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sekolah Menengah Atas

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UNTUK INDONESIA TERCINTA

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 31 Desember 2015

Sosok Tahun Baru Masehi

31 Desember merupakah hari terakhir perhitungan Masehi dalam tahun tersebut yang besoknya akan memasuki tahun yang baru, bulan yang baru, begitu juga tanggal yang baru. Momentum diakhir tahun dan akan memasuki tahun yang baru ini, banyak sekali penghuni bumi berbondong-bondong membuat target atau rencana apa saja yang pengin dicapai pada tahun yang baru nanti. Karena pada momentum ini layaknya manusia akan diberikan selembar kertas putih bersih yang belum ada coretan apapun, kemudian lembaran kertas yang penuh dengan coretan-coretan sepanjang tahun lalu akan ditarik yang artinya sudah tidak bisa lagi meneruskan coretan di kertas tersebut.
Akhir tahun 2015 yang spesial buat aku pribadi adalah tepat bisa mengatamkan Al-Qur’an di hari ini. Bisa dibilang ini ketidaksengajaan yang membuat puas hati, seperti biasanya hari ini aku berusaha membaca Al Qur’an sebanyak target harian. Ehhh, ternyata hanya ditambah beberapa lembar lagi akan khatam hari ini. Tanpa ragu aku melanjutkan beberapa lembar itu dan alhamdulillah ba’da ashar sudah khatam. Ketika aku mencoba menulis ini tanggal 1 Januari 2016, tadi pagi abis shalat shubuh alhamdulilah bisa mengawali tilawah Al Qur’an dengan membaca al-fatihah di halaman terawal kitab suci umat Muslim ini.
----------------------------------------------------------------
31 Desember 2015
Hari ini aku pulang kantor setelah berjamaah shalat Isya di Masjid kantor, dibilang sengaja..? tidak salah juga, bahkan ada sedikit rencana mau tidur kantor dengan maksud pengen tahu suasana sekitar kantor jam 12 malam nanti. Kayaknya seru gitu lho. Aku sadar penuh bahwa hari ini adalah hari terakhir di tahun 2015, terasa begitu cepatkah tahun 2015 berlalu..? aku pun tak kuasa membantah bila merasakan hal seperti itu. Memang terasa cepat.
Diperjalanan pulang ke rumah dari kantor, kebanyakan jalanan terasa sepi. Mungkin ini salah satu tersepi yang pernah aku alami di sebagian besar jalan yang aku lewati malam ini. Dalam hatiku hanya membatin ‘mungkin mereka lagi persiapan buat nanti malam’. Yang tak biasa lagi di perjalanan pulang kali ini adalah kanan-kiri jalan buanyak bermunculan pedagang kembang api, mercon, jagung mentah yang masih terbungkus kulit, sampe terompet warna dominan kuning emas bergelantung. Aku sudah tau pasti buat apa barang-barang itu bermunculan di hari ini. Aku sudah tau tanpa harus diterangkan lagi.
------------------------------------------------------------
Mungkin aku salah satu orang  yang dibesarkan dari keluarga yang mengenal tahun baru itu biasa saja. Aku mencoba menarik peristiwa-peristiwa akhir tahun dibeberapa tahun ke belakang. Tercatat di memoriku, tidak ada sama sekali goresan yang mengatakan pernah ‘pesta’ akhir tahun bareng keluarga. Bahkan hanya sebatas bakar-bakar jagung atau makan malam spesial gitu, tidak ada sama sekali di memoriku. Yang terbersit justru kala jaman-jaman kecil dulu mungkin SD, saat dimana aku mengotot mengajak diriku sendiri untuk kekinian di masa itu dengan mencoba lebih dewasa mengikuti kemeriahan tahun baru dengan tidur malam dan melihat kembang api dengan memanjat pohon demi bisa melihat potongan api yang melambung tinggi ke atas. Dan aku pun lupa hal itu bener-bener pernah ku lakukan atau tidak, karena sudah sekitar 14 tahun tertinggal di belakang. Dan terekam di memoriku ada peristiwa tahun baruan dengan temen-temen di kosan kala kuliah, kita bikin sate ayam sendiri di kosan, makan bareng, dibarengi dengan bergiliran memberikan penilaian ke masing-masing satu per satu. Sungguh itu peristiwa yang menyenangkan buat aku, kala itu kita mengambil momen tahun baru untuk menjalin keakraban dan evaluasi diri. Aku kira bukan merayakan tahun baru.
Jaman SMP mungkin menjadi masa yang sok merasa sudah dewasa, kala itu aku pernah bertekat pengen merasakan pesta tahun baru di pusat kota itu kayak apa sih. Penasaran… aku Tanya ke temen yang berpengalaman, yang aku inget katanya menjelang perhitungan detik demi detik pergantian tahun akan ada kembang api, mercon, menghidupkan motor di tempat dengan di gas-gas war wer war wer dan paket kebiasaan lainnya. Kala itu aku  menganggap itu adalah hal yang menyenangkan sekali, kekinian sekali dimasa itu. Tapi lagi-lagi di memori ku tak ada rekaman kejadian aku ikut pesta tahun baru di pusat Kota kelahiranku. Hanya angan-angan saja.
Sampe dewasa ini pun di mindset ku malam tahun baru ya layaknya malam-malam seperti biasa. Malam yang dihabiskan di rumah dengan aktivitas seperti biasa, hanya saja belakangan ini aku tidur larut malam sekedar nonton film di tv yang tiba-tiba menayangkan film bagus atau sekedar nonton konser malam tahun baru dari tivi. Atau bahkan hanya berdiam diri beraktivitas seadanya di kamar. Yang pasti bukan pergi ke tempat keramaian membawa pernak-pernik tahun baru yang katanya akan merayakan tahun baru.
Sejak dulu hingga tahun baru kali ini hal yang masih aku percayai baiknya adalah ketika memasuki tahun yang baru coba evaluasi diri dan membuat rencana di tahun depan buat menjadi insan manusia yang dirasa lebih baik. Tahun ini pun aku akan coba merenung, untuk melakukan hal ini. Bismillah…
Terimakasih tahun 2015 dan selamat datang tahun 2016……
Semoga rencana-rencana mulia di tahun 2016 bisa dapet ridho ALLAH SWT.
Aamiin…..

Ciledug, 1 januari 2016

Aang Fauzan

Selasa, 22 Desember 2015

Raport untuk Ibu


Minggu, 20 Desember 2015 
Kemaren Sabtu bagi siapa saja yang masih memiliki hubungan dengan dunia persekolahan akan tahu bahwa hari itu adalah hari pengambilan raport sekolah yang bisa diartikan juga sebagai pertanda hari libur panjang pasca semesteran yang melelahkan telah tiba. Sekitar sepuluh hari kebelakang aku disibukkan dengan proses penyembuhan badan ku yang tidak beres, dari batuk hingga sesak nafas. Aku berjubel melawan habis-habisan hal yang dirasa kurang menguntungkan bagi tubuhku itu. Alhamdulilah lambat laun semakin membaik, hari ini hari pertamaku berani jogging setelah dirasa kuat badan ini diajak olahraga. Walaupun harus menerima kenyataan, kemaren melewatkan jadwal futsal mingguanku begitu saja. Tak apalahhhhh...
Sekitar jam setengah 10 pagi, ketika mentari mulai memberikan bayangan pasti bagi siapa saja yang menghalangi arah cahayanya. Dalam hati aku seneng karena pagi ini begitu cerah, sangat baik banget kalau aku memutuskan untuk jogging. Hanya ada sedikit saja pertentangan tentang keputusan akan jogging atau tidak, kuat atau belum tubuh ini buat jogging..? hanya sedikit sekali pertentangan itu timbul ditubuhku. Tanpa A I U E O mengambil keputusan untuk jogging adalah yang terbaik menurutku kala itu. Seperti jalur jogging biasa yang aku pilih, baru sekitar 1/6 bagian ada tenda terpasang yang menutupi jalan jalur jogging lenggananku. Alhasil aku memilih jalur sedikit berbeda, yang penting keringat berkucuran kala itu yang aku pikirkan.
Singkat cerita jogging pun selesai, aku langsung mencari tempat terbaeeek untuk sekedar merebahkan tubuh yang mulai lemas. Selonjoran dekat Mpok yang sedang menstrika pakaian menggunung penghuni rumah adalah pilihan tertepat. Mpok, seorang perempuan berjilbab gedhe yang setia membantu mencucikan pakaian di rumah kakakku, dimana aku tinggal sekarang. Dari sapaan basa-basi hingga obrolan-obrolan mengalir cukup hangat saat itu. Ada kabar bahagia yang sedang menyelimuti keluarga Mpok, tidak lain tidak bukan karena Intan anak tertua Mpok yang sedang duduk dibangku kelas 7 berhasil mendapatkan peringkat 1 (satu) di kelas dari 30an murid yang menghuni kelas tersebut. Mpok bercerita tentang si Intan dengan wajah yang berseri-seri, bernada kebahagiaan luar biasa. Cerita saja begitu semangat, apalagi isi hati Mpok seperti apa kala itu. Bisa dibayangkan sendiri.
Ada sedikit cerita haru dibalik senyuman Mpok yang masih ber-uforia dengan keberhasilan Intan menjuarai kelas. Tak jarang, ketika Intan belajar di rumah entah itu mengerjakan PR atau hanya sekedar mengerjakan soal dan terjadi kementokan dengan pengetahuan materi sekolah maka Intan bertanya ke Mpok. Dengan pengakuan yang sedikit disesali, Mpok bilang kurang-lebih “sering sekali kalau Intan belajar dan ada masalah dengan materi kemudian dia tanya ke aku (Mpok), tetapi aku tidak bisa menjawabnya. Rasanya begitu sedih”. Aku rasa kalimat itu menjadi kalimat pertanggungjawaban yang luar dari pribadi Mpok sebagai seorang Ibu yang menginginkan anaknya bernasib lebih baik dari orang tuanya.
“coba tanya encing (panggilan bagi orang betawi) ya nak” begitulah solusi yang diceritakan Mpok ke aku saat itu.
--------------------------------------

22 Desember 2015
Hari ini, hari Selasa yang spesial bagi siapa saja yang mengetahui ada perayaan Hari Ibu di Republik tercinta ini. Memang tanggalan yang mengelantung di dinding tidak berwarna merah dihari ini, tapi tetap saja ini adalah hari yang diakui secara Nasional.
sumber mbah Google
Posting-posting bertemakan Ibu begitu berjubel memenuhi timeline media sosial. Dari keharuan yang mencoba memposting nisan kuburan sang Ibu, kebahagiaan memposting kebersamaan dengan sang Ibu saat wisuda atau sekedar foto saat masa kecil bersama ibu yang difoto lagi untuk kepentingan media sosial, bahkan sampai rasa penegasan bahwa menyayangi Ibu itu setiap hari tidak hanya pada hari ibu saja. Oke fine harus diakui Ibu kita adalah ibu terbaik di dunia.
Membaca Surat Yasin di kuburan ibuk ku adalah pilihan tersyahdu kala setiap pulang Kampung...
----------------------------------------------------

Sederhana saja, bertepatan dengan momentum Hari Ibu kali ini, aku mencoba mengisahkan kisah seorang ibu (Mpok) yang menurutku sangat menarik. Kasih sayang seorang Ibu yang dicurahkan sepenuh hati untuk anaknya. Dan si anak membalasnya dengan cukup menawan, walaupun memang tidak akan bisa membalas jasa seorang Ibu ke anaknya paling tidak anak harus bisa membuat senyum mengembang tulus di hati Ibu.



"Wanita yang bisa membuat kue adalah wanita yang cantik dan baik hatinya. Karena kue yang enak selalu dihasilkan dari proses ketelatenan, kesabaran, dan penuh perasaan. itu kata Mama"
-Tere Liye, Sepotong Hati Yang Baru

SELAMAT HARI IBU..............

Djakarta, 23 Desember 2015

Aang Fauzan

Selasa, 08 Desember 2015

Yang Paling Tua Jadi Pak Imam



Dari judul kali ini kayaknya sudah pada ngeh, iyaa benarrr... Fenomena siapa yang jadi imam shalat berjamaah dalam keseharian kita. Ketika kita habis main bareng temen-temen, kemudian ada jeda untuk shalat berjamaah bersama temen-temen tadi. Satu per satu mengambil air wudhu, satu per satu pula setelah wudhu selesai dilanjutkan menunggu yang lain selesai wudhu sembari mencari kandidat terkuat siapa yang pantas jadi Imam dalam shalat kali itu. Terjadi saling dorong-mendorong diantara jamaah laki-lakinya untuk menentukan siapa yang mau jadi Imam. Ahh kamu aja, kamu ajaaa, kamu ajaa, ehh dia ini berjenggot dan rayuan-rayuan maut lainnya menjadi pengantar shalat berjamaah. Setelah tidak berhasil siapa yang mau menjadi Imam. Akhirnya jurus terampuh, siapa yang paling TUA...? hihi.. ketahuan deh kalau sudah tua.hehe
Tiba-tiba saja aku teringat perihal pembahasan siapa sih yang seharusnya jadi Imam dalam shalat berjamaah..? apakah bener yang paling tua yang harus jadi Imam...? dari yang aku inget ada beberapa kriteria yang layak jadi Imam dan memang tua menjadi salah satu kriteria. Tetapi bukan tua yang menjadi syarat utama lhooo. Ternyata yang diutamakan jadi Imam yang paling alim dan bacaan nya paling tartil, kurang lebih seperti itu. Jadi walaupun lebih muda, ya itulah yang pantas jadi Imam. Tapi bentar.. bentar.. apakah mudah membiasakan hal ini dalam keseharian...? aku kira ngak mudah.  Apalagi masyarakat kita yang penuh ewuh pekewuh. Jadi apa tujuannya aku menulis ini, sebagai pengetahuan saja dan mencoba mengangkat sesuatu hal sepele yang sudah mendarah daging di masyarakat tetapi perlu sedikit pelurusan. Kira-kira begitulah, jadi mengenai bagaimana caranya menerapkan ini dalam masyarakat, mungkin temen-temen semua termasuk aku sendiri bisa mengolah-olah gimana menerapkan hal ini dengan cara yang dirasa nyaman buat semuanya. Silakan berkreasi.
Ini seperti seorang Imam tetap di Mushola yang kalau membaca bacaan nya ketika jadi Imam dirasa kurang sesuai kaidah ajaran tasjid. Mungkin panjang-pendek bacaannya, dengungnya kurang mbrengengeng, dan lain sebagainya. Apalagi Imam ini sudah senior sekali di Mushola tersebut. Mungkin temen-temen pernah mengalami sendiri ketika shalat di suatu Mushola atau Masjid. Aku kira dengan budaya masyarakat kita yang ada, ngak gampang tiba-tiba kita frontal mengkritik. Dan lagi-lagi aku serahkan ke temen-temen semua untuk berkreasi  bagaimana temen-temen bisa memberikan masukan yang membangun ke Imam yang dirasa bacaannya kurang disempurnakan. Misal Imam itu orang terdekat temen-temen kan lebih enak kalau bisa berbicara dari hati ke hati. Kira-kira seperti itu lah, aku disini hanya bisa mengangkat suatu hal sepele yang sudah mendarah daging. Untuk langkah selanjutnya silakan temen-temen bisa berkreasi sendiri se kreatif mungkin untuk membangun hal yang dirasa perlu peningkatan.
Mungkin tulisan ini tidak memberikan solusi ya karena memang ilmuku belum banyak, masih harus belajar buanyaaak lagi. Kalau dirasa kurang berkenan maaf yaa.
Tambahan:
sabda Kanjeng Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al-Badri:
"Yang boleh mengimami kaum itu adalah orang yang paling pandai di antara mereka dalam memahami kitab Allah (Al Qur'an) dan yang paling banyak bacaannya di antara mereka. Jika pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an sama, maka yang paling dahulu di antara mereka hijrahnya ( yang paling dahulu taatnya kepada agama). Jika hijrah (ketaatan) mereka sama, maka yang paling tua umurnya di antara mereka".
Atau

Jakarta, 08 12 2015
Aang Fauzan

Kamis, 03 Desember 2015

Wudhu VS Rambut Klimis



rambut klimisku
 setelah wudhu

03 Desember 2015
Hari ini aku harus ngantor lebih dini, yang biasa berangkat jam 06.20an kali ini harus berangkat jam 05.35an. Tadi malem aku sudah ngode mbakku buat tak ajak berangkat pagi sekali, A=aku M=Mbakku
A: ‘mbak sesok mangkat gasik yaaa’ (Mbak besok berangkat lebih pagi yaaa)
M: ‘jam piro..?’  (jam berapa..?)
A: ‘jam 5.15an mba’ (kenyataan baru berangkat jam 06.35an,hehe)
M: ‘yaaaaa’
Begitulah kira-kira ajakku ke mbakku.
Kenapa hari ini harus berangkat pagi...? itu yang menjadi pertanyaan kan, termasuk mbakku juga nanya gitu. Karena hari ini aku dan temen-temen sekantor dapet peran buat nari dalam acara peringatan hari Anti Korupsi Sedunia di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. ‘Bintang tamunya’ ada Pak Ahok, Pak Mahfud MD, dan dipandu oleh pak Kick Andy. Oke, jadi sudah terjawab yaa kenapa hari ini aku harus berangkat pagi.
Dalam coretan kali ini aku ngak akan membahas lebih dalem tentang seluk beluk acara intinya. Karena justru ada secuil hal yang aku alami menyangkut ‘rambut klimis’ dan ‘shalat dhuha’.
Oke, cerita kita mulai... kira-kira jam 06.35 pagi aku nyampek TKP, tak berselang lama setelah aku duduk sama temen-temen sembari ngobrol, ada salah satu temenku sedang ngaca sambil kepalanya mirang-mireng kanan-kiri mbenerin tatanan rambutnya. Sebut saja temenku ini namanya Jay. Terus aku mendekat ke Jay, aku melihat si Jay ngluarin sasetan minyak rambut Gatsb*. Tak pikir panjang, aku minta minyak rambut si Jay tadi. Usek usek usek...! minyak rambut mulai kuratakan ke semua penjuru rambutku. Setelah itu kusisirlah rambutku supaya berbaris rapi seperti yang aku pingini, susssst ssuuusssst suuuuuut....! Sampai ketemulah dengan bentuk yang pas menurutku, terlihat rambutku sekarang lebih tertata, klimis, mlipit, dan yang pasti meling-meling berkilap. Sempurnalah tatanan rambutku saat itu, berharap nanti saat tambil bisa dilihat lebih enak daripada biasanya.
Jam pun terus berjalan, kegiatan masih sama kaya tadi yaitu duduk-duduk manis sambil ngobrol. Karena memang bagian kita nari masih beberapa jam kedepan, masih agak longgar lah. Aku lihat jam menunjukan pukul 07.15, ‘ini sudah masuk waktu dhuha’ batinku. Kemudian aku nanya sama diriku sendiri, ‘apa shalat dhuha dulu ya..?’ daripada duduk-duduk kayak gini. Diriku pun seolah menjawab pertanyaan tadi, ‘waduuhh ini rambut udah mlipit klimis gini, nanti rusak setelah wudhu’ kan sebentar lagi tampil gitu lhooo. Akhirnya perang ‘batin’ terjadi dalam diriku sendiri. Shalat ngak shalat ngak shalat ngak shalat ngak mulai itung-itungan deh , akhirnya aku nggertak pada diriku sendiri SHALAAAT dan aku berdiri MAU shalat dhuha. Beberapa langkah ternyata aku tumbang lagi, ‘ahhh nanti aja shalatnya setelah acara nari selesai saja’ kan masih ada waktu. Alhasil aku duduk kembali, tapi terjadilah perang batin lagi dalam diriku. ‘pasti ini berat karena soal rambut tadi yang udah klimis dan bisa rusak setelah wudhu’ itu alasan yang terkuat kenapa aku ragu shalat dhuha kali ini. Beberapa menit setelah kembali duduk, aku mbrontak lagi sama tubuhku sendiri. Jegerrrrrrrrr, berdiri dan langsung berangkat jalan menuju mushola yang gak jauh dari tempat aku duduk tadi. Langsung nekad...!, ‘ahhh cuman rambut nanti bisa ditata lagi’. Akhirnya aku wudhu terus shalat dhuha, alhasil hati lebih tentram, lebih ploooong, lebih enaaaakkk, lebih tenaaaaang, pokoknya lebih lebih lebih baik baik deh.
Jujur, ini adalah salah satu pengakuan ‘klasik’ yang sebenere aku pernah mengalami hal semacem ini beberapa kali. Ketika aku sudah rapi, harus memilih wudhu atau tidak. Kadang ini menjadi kegalauan sendiri, terlebih jaman-jaman dulu. Tapi alhamdulilah, akhir-akhir ini aku sudah gak terlalu galau tentang hal semacam ini. Hanya saja tadi, ketika aku sudah lama sekali gak pakai minyak rambut dan tiba-tiba pakai minyak rambut rasanya sayang kalau harus wudhu soalnya nanti bisa ngrusak tatanan rambutnya. Hehe ALAYYYYYYY....!!!
Aku cukup yakin ngak cuman aku saja yang pernah ngalamin hal kayak gini. Memang ini hal sederhana, tapi bisa jadi menyebabkan tertundanya shalat bahkan bisa jadi tertinggalnya shalat. Bayangkan ketika ada acara jam 17.30 dan baru selesai jam 20.00, misal magrib saat itu jam 17.59, seandainya kita sudah rapi , sudah pakai kostum yang rumit, sudah pakai make up yang special, kira-kira saat adzan magrib berkumandang apakah rela kita melepas ‘atribut’ semuanya demi wudhu dan shalat magrib..? kalau laki-laki bisa dibilang lebih simple sebenere, tinggal ngulung celana dan lengan bajunya terus wudhu deh. Lha yang perempuan? ngak sayang tu make up nya yang sangat sempurna, nanti luntur gimana kalau kena air wudhu. Para perempuan mungkin bisa menjawabnya. hehe.
Coba hal sederhana ini bisa jadi renungan kita semua. Apakah rela kita meninggal pahala shalat super mewah hanya demi ‘kemenoran’ belaka..? Saya yakin orang yang sudah ‘dewasa’ akan terguncang batinnya ketika harus meninggalkan shalat hanya karena ‘kemenoran’ belaka. Orang bijak pasti akan memilih shalat dan insyaAllah masih bisa kok berhias lagi setelah shalat. Jelas disini shalat lebih penting daripada urusan duniawi titik gak pakai koma.

Jakarta, 03 Desember 2015

Aang Fauzan

gambar:

ruang make up

saat talk show

para wartawan

latihan terakhir

habis tampil

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites