Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Sekolah Dasar

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sekolah Menengah Pertama

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sekolah Menengah Atas

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UNTUK INDONESIA TERCINTA

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 15 November 2014

Terimakasih ya Pak Boed

Sekarang sudah pertengahan bulan November, hampir 1 bulan pergantian pimpinan di negeri ini berlalu. Tiba-tiba datang rasa bersalah karena "telat" untuk mengucapkan rasa terimakasih,kepada siapa…?? Kepada bapak Boediono (mantan Wakil Presiden kita). Beliau sudah mengemban tanggungjawab besar mengurus diriku dan ratusan juta penduduk Indonesia lainnya. Beliau menjabat sebagai orang nomor 2 di negeri ini selama 5 tahun, periode 2009-2014. Tentunya banyak sekali jasa beliau yang bisa aku dan penduduk Indonesia nikmati. Pengorbanan, pengabdian, pembelajaran, dan masih banyak sekali hal positif dari beliau yang telah diberikan secara maksimal.
Kedatangan rasa terimakasih ini walaupun telat tapi justru membuat banyak sekali rasa penasaran di pikiranku tentang pak Boed ini. Setelah aku "ingat" beliau, akhirnya aku menyediakan waktu khusus untuk brosing-brosing perilal pak Boed. Ternyata menarik sekali membaca artikel atau menonton video yang bercerita tentang beliau. Ada satu kisah menggelikan tentang pak Boed yang kebetulan diceritakan oleh pak Chatib Basri (mantan bosku di Kemenkeu). Di salah satu acara TV swasta pak Chatib bercerita kurang lebih seperti ini,  pada suatu waktu pak Boed dan pak Chatib ada acara bareng. Dan di acara itu dibutuhkan pakaian batik. Karena pak Boed ngak ada batik maka beliau mencari batik di sekiran hotel. Akhirnya pak Boed mendapatkan batik di desekitaran hotel dimana beliau menginap. Amanlah, karena batik sudah pak Boed dapatkan. Kemudian batik tersebut dipakailah di acara yang membutuhkan pakaian batik tadi. Pak Chatib pun datang di acara itu dan melihat pak Boed dengan batik barunya. Tetapi ada kejanggalan ketika pak Chatib mbatin kalau batik yang dipakai pak Boed pada acara itu sangatlah familiar. Dan ternyata apa..? Batik yang dikenakan pak Boed adalah seragam batik buat crew/OB dari hotel dimana pak Boed menginap. Kebayang dong bagaimana seorang Wapres kala itu dengan santainya ketika tidak ada batik, hanya mencari batik di sekitaran hotel. Dan ternyata itu batik seragam pegawe hotel disana?? Hihihi… Dan masi ada cerita lucu lainnya tentang pak Boed, silakan brosing kalau mau lebih lengkap.
Memang ketika menjabat sebagai Wapres, pak Boed bukanlah primadona dalam pemberitaan. Bahkan nilai pemberitaan tentang beliau bagi wartawan tidaklah semenarik pejabat-pejabat yang lain. Sama pejabat "di bawah" beliau pun sungguh jauh nilai kemenarikannya. Coba kita lihat di era beliau menjabat sebagai Wapres, apakah ada pemberitaan tentang beliau yang lebih menarik dari pemberitaan pak Dahlan Iskan, pak abraham samad, atau pak ahok...??? Emmmhhhhh...
Kita sering menyuarakan untuk memiliki pemimpin yang sederhana. Masukkah pak Boed ke kategori sederhana itu..?? Atau pak Boed masih kurang sederhana..??? Sepanjang menjabat sebagai Wapres, aku merasa belum pernah melihat di TV pak Boed memperlihatkan kearoganan sebagai Pejabat. Justru sebaliknya, beliau terlihat pendiam, pakaian wajar, dan layaknya seorang rakyat biasa. Tetapi yang mengherankan dengan keadaan nyata seperti itu, pak Boed belum juga mendapatkan sorotan oleh penduduk Indonesia sebagai pejabat yang sederhana. Kalah jauh image sederhananya dengan pak Jokowi atau bu Risma. Padahal kenyataannya aku percaya bahwa beliau adalah salah satu pejabat yang pernah dimiliki negeri ini dengan sifat sangat sederhana. Dengan diam kalemnya, kacamata, rambut belah pinggir, dan pakaian rapi sudah menggambarkan ketidakneko-nekoan dari beliau. Walaupun aku tidak mengenalnya secara pribadi.
Dulu ketika awal diangkatnya pak Boed menjadi Wapres pada tahun 2009, yang menjadi sorotanku saat itu adalah gaji beliau yang harus turun drastis dari seorang Gubernur Bank Indonesia menjadi Wakil Presiden. Dan turunnya gak tanggung-tanggung, setelah aku brosing-brosing ternyata gajinya turun sekitar 108juta tiap bulan. Wauuuu, nominal 108.000.000 di tahun 2009 sudah bisa beli banyak barang itu. Bahkan sekarang pun juga gedhe nominal segitu. Bagaimana ini menggambarkan ketegasan beliau yang berani mengambil jalan besar dalam hidupnya. Meninggalkan gaji besar dan menerima tanggungjawab yang jauh lebih besar. Tetapi lebih memberikan sejarah bagi Indonesia dan akan dikenang oleh bangsa ini sampai kapan pun. Paling tidak untuk anak SD akan menjadi nama yang selalu dihafalkan sebagai persiapan menjawab soal-soal IPS di sekolah. Itulah pembelajaran pilihan hidup dari pak Boed.
Ada hal menyentuh hati saat tanggal 20 Oktober 2014 kemaren, tepatnya saat serah terima pimpinan negeri ini. Banyak sekali spanduk-spanduk, tulisan-tulisan, ucapan yang bertemakan "terimakasih pak SBY". Bisa kita temukan hal-hal itu di pinggir jalan ataupun sosial media. Begitu membludak tulisan-tulisan bertemakan itu. Tetapi kalau kita cermati apakah ada hal-hal seperti itu yang bertemakan "terimakasih pak Boediono"...?? Aku yakin pasti ada, tapi ada berapa...?? Hikkksss... Maaf pak Boed karena aku termasuk salah satu yang "khilaf" tidak mengucapkan terimakasih kepada bapak kala itu. Maaf pak.....
Ada kalimat menarik yang berbunyi kurang lebih seperti ini "dibalik kesuksesan laki-laki ada seorang perempuan hebat". Kayaknya ngak pantas kalau membicarakan kebaikan pak Boed tidak mengikutsertakan Ibu Herawati sebagai istri beliau. Karena pasti banyak peran positif dari ibu Herawati kepada kinerja pak Boed. Memang ibu ini tidaklah setenar Ibu Ani  atau Ibu Iriana. Bahkan aku belum pernah tau ada media yang meliput khusus tentang ibu Herawati ini. Terlihat di TV hanya beberapa kali saja, tidak sering muncul di tayangan TV kita. Kalau tentang ibu Mufidah, beberapa waktu lalu aku sempat melihat tayangan di TV bahwa beliau begitu menyenangi ikan koi. Dan ada kolam di sekitar rumah beliau yang dihuni dengan banyak ikan koi. Suatu saat pernah ikan koi di rumah beliau mati karena dampak dari pengecatan rumah beliau.hehe... Kalau tentang ibu Herawati….??? Nampaknya aku belum pernah menemukan liputan yang "seintim" itu. Tidak tau aku yang kelewatan tayangan itu atau aku yang kurang sadar dengan tayangan ibu Herawati, entahlah.
Itulah sepenggal tulisanku mengenai bapak Boediono, seorang pejabat super santun tetapi tidak begitu tenar atau mungkin belum tenar. Entahlahh…. Yang pasti jasa pak Boed untuk negeri ini sudah banyak sekali yang tidak semua orang tahu termasuk diriku sendiri dan jasa-jasa itu akan terpahat kokoh sampai kapanpun.
Sekali lagi terimakasih bapak Boediono dan keluarga, yang telah mengabdikan diri untuk negeri kita tercinta. INDONESIA…….
Terimakasih pak...


Rabu, 12 November 2014

Jum'at Malam (Bukan Malam Jum'at)

Kalau malam jum'at di tipi-tipi kita, sering kali disiarkan tayangan yang berbau mistis. Gak tau kenapa pada memilih malam Jum'at. Ada yang tau …..?? Selain itu kalau jaman di kampung dulu, malem Jum'at itu identik dengan Yasinan (membaca surat Yasin) sambil Berjanjen. Ihh jadi kangen, apalagi kalau pas selesai dan makanannya mulai diedarin dengan piring ataupun ceting yang berisi krupuk jadi ngantuknya ilang. Ehhhhmmmm...
Sudah tinggalkan sejenak malam Jum'at nya. Kita maju ke depan 24 jam kemudian, yaitu Jum'at malam. Ada apa dengan Jum'at malam?? Tak lain tak bukan adalah mereka para pejuang kreta. Yang berjuang demi berjumpa dengan sanak famili di kampung halaman. Pulang kerja hari Jum'at langsung capcus stasiun. Tak berhenti disini saja perjuangan mereka. Karena mereka banyak sekali yang mulai memperjuangkan kepulangan ini dari 3 bulan sebelumnya, yaitu saat membeli tiket online dan malam-malam pula. Kalian luar biasa begitu kata Ariel Noah.
Kenapa harus 3 bulan sebelumnya? Karena apalagi kalau tidak berebut tiket super murah yaitu tiket ekonomi. Iya bagi sebagian dari kaum mereka mungkin tidak melakukan hal ini karena mampu membeli tiket apapun dan tidak begitu mempertimbangkan harga.
Aku malam ini ketika mengetik tulisan ini, sedang menunggu kreta Jaka Tingkir di stasiun Pasar Senen yang mana jadwal keberangkatan jam 23.10 WIB. Dan aku mendapatkan tiketnya sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan yang didapat dengan cara bejo.
Walaupun aku bukanlah kaum yang tiap minggu pulang kandang (Jum'at balik kampung dan Senen balik kota) tapi aku bisa merasakan bagaimana alur kepulangan itu, banyak suka-sedikit duka, dll. Lagi-lagi ini semua karena keluarga tercinta.  Nyari duit ke kota untuk keluarga dan pulang kampung untuk keluarga juga.
Pulang mingguan ini bukan suatu perjalanan yang langka, yang identik dengan membawa tas berjubel besar ditambah kardus dan lebih sadisnya nambah bagor atau karung. Bukan, bukan perjalanan yang seperti itu. Kepulangan ini pun hanya membawa 1 tas ransel yang gak tau ada isinya yang berarti atau enggak. Setidaknya buat pantes-pantes. Bahkan yang nekad "telanjang" pun mungkin ada alias gak bawa tas ransel sama sekali hanya bermodalkan clana panjang, jaket, dan hal lain yang minimalis. Bahkan ada yang memakai celana cekak alias celana pendek. Kaya hanya mau pergi ke pasar gitu padahal ini menempuh jarak ratusan kilometer lhooo.hehe
Dan ini pun bukan lagi menjadi sebuah perjalanan yang belibet dengan bawa bekal ini itu karena cukup satu botol air mineral yang menemani perjalanan.
Jadi seolah perjalanan ini menipis bahwasanya Jakarta itu jauh sehingga perlu persiapan ini itu untuk pergi ke Jakarta. Dan memang harus tak akui bahwa ketika jaman kecil dulu untuk pergi ke Jakarta harus mempersiapkan banyak hal ini itu. Dari sangu alias dana, memperhitungkan hari, persiapan bekal, dll. Bahkan suatu saat pernah orang tua ku dikasi buah semangka yang besar sama tetangga yang merupakan hasil panenan, alih-alih pengen dijadikan oleh-oleh untuk dibawa ke Jakarta. Akhirnya semangka itu pun di simpan dan ditutup rapi. Dan ketika akan berangkat ke Jakarta yang tentunya telah memperhitungkan kalau semangka tadi akan menjadi buah tangan untuk keluarga mbakku di Jakarta.  Eh apa yang terjadi…?? Ternyata semangkanya abis alias tinggal kerangkanya saja. Hehe. Ngak tau karena kelamaan nyimpen dan akhirnya di makan binatang atau gimana. Tapi itulah salah satu gambaran betapa spesialnya persiapan jaman dahulu untuk ke Jakarta. Yang akhirnya di tepis oleh mereka kaum Jum'at malam ini.
Ketika berada di kreta primadona alias kereta ekonomi yang murah meriah, kita harus duduk dengan papan sandaran kursi yang begitu lurus dan hadap-hadapan posisi penumpang satu sama lain. Kaki mau selonjor yahh kalau depannya kenal kalau tidak?? Berani?? Saya si pekewuh. Tapi inilah sebuah perjalanan menarik tidak hanya duduk disamping siapa tapi juga hadap-hadapan dengan siapa?? Hehe. Kalau tidak saling kenal yaa tidak akan mesra bertegur sapa satu sama lain. Apalagi kepulangan Jum'at malam, mereka pada melampiaskan rasa kantuknya di sepanjang perjalanan kereta. Seperti aku pada perjalanan kali ini. Dan aku anggap ini maklum karena apalagi kalau bukan alasan cuapek.hehe
Tak sedikit dari mereka untuk sampe pintu rumah di kampung halaman harus diteruskan dengan angkutan darat lainnya. Seperti perjalananku kali ini yang harus dilanjutkan dengan bis antar kota di daerahku. Bis besar,  bis pintu 2 yang kalau penuh ya harus berdiri. Suasana bis memang tidak menggambarkan suatu kemewahan tapi nuansa pulang kampung semakin terasa dikala sudah di atas bis-bis ini. Ditambah dengan adanya mas-mas pengamen dengan logat jowo nya dan para penjaja makanan ringan seperti mijooonn, tahu pong; arem-arem dan banyak lagi.
Wellcome to your nice place kawan...!!!!
Ini sebuah cerita, sebuah pengamatan, dan sebuah kesimpulan yang aku ambil.

...KARENA PERJALANAN INI AKAN  SELALU ADA, ENTAH AKAN KITA ISI SEPERTI APA…

Diketik saat perjalan "Jum'at malam" ku akhir pekan 7 November 2014.

          mijooo, arem-arem, tahu, dll                                                             booking tiket
  
                                      
                        Menunggu kreta dateng sambil tidur di sekitar stasiun Senen
                                            situasi di dalam kreta saat perjalanan
                                           cukup 1 botol air mineral sebagai bekal
                                        setelah booking tiket kemudian cetak tiketnya
                        sambungan perjalanan ke rumah setelah dari turun kereta

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites