Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Rabu, 12 November 2014

Jum'at Malam (Bukan Malam Jum'at)

Kalau malam jum'at di tipi-tipi kita, sering kali disiarkan tayangan yang berbau mistis. Gak tau kenapa pada memilih malam Jum'at. Ada yang tau …..?? Selain itu kalau jaman di kampung dulu, malem Jum'at itu identik dengan Yasinan (membaca surat Yasin) sambil Berjanjen. Ihh jadi kangen, apalagi kalau pas selesai dan makanannya mulai diedarin dengan piring ataupun ceting yang berisi krupuk jadi ngantuknya ilang. Ehhhhmmmm...
Sudah tinggalkan sejenak malam Jum'at nya. Kita maju ke depan 24 jam kemudian, yaitu Jum'at malam. Ada apa dengan Jum'at malam?? Tak lain tak bukan adalah mereka para pejuang kreta. Yang berjuang demi berjumpa dengan sanak famili di kampung halaman. Pulang kerja hari Jum'at langsung capcus stasiun. Tak berhenti disini saja perjuangan mereka. Karena mereka banyak sekali yang mulai memperjuangkan kepulangan ini dari 3 bulan sebelumnya, yaitu saat membeli tiket online dan malam-malam pula. Kalian luar biasa begitu kata Ariel Noah.
Kenapa harus 3 bulan sebelumnya? Karena apalagi kalau tidak berebut tiket super murah yaitu tiket ekonomi. Iya bagi sebagian dari kaum mereka mungkin tidak melakukan hal ini karena mampu membeli tiket apapun dan tidak begitu mempertimbangkan harga.
Aku malam ini ketika mengetik tulisan ini, sedang menunggu kreta Jaka Tingkir di stasiun Pasar Senen yang mana jadwal keberangkatan jam 23.10 WIB. Dan aku mendapatkan tiketnya sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan yang didapat dengan cara bejo.
Walaupun aku bukanlah kaum yang tiap minggu pulang kandang (Jum'at balik kampung dan Senen balik kota) tapi aku bisa merasakan bagaimana alur kepulangan itu, banyak suka-sedikit duka, dll. Lagi-lagi ini semua karena keluarga tercinta.  Nyari duit ke kota untuk keluarga dan pulang kampung untuk keluarga juga.
Pulang mingguan ini bukan suatu perjalanan yang langka, yang identik dengan membawa tas berjubel besar ditambah kardus dan lebih sadisnya nambah bagor atau karung. Bukan, bukan perjalanan yang seperti itu. Kepulangan ini pun hanya membawa 1 tas ransel yang gak tau ada isinya yang berarti atau enggak. Setidaknya buat pantes-pantes. Bahkan yang nekad "telanjang" pun mungkin ada alias gak bawa tas ransel sama sekali hanya bermodalkan clana panjang, jaket, dan hal lain yang minimalis. Bahkan ada yang memakai celana cekak alias celana pendek. Kaya hanya mau pergi ke pasar gitu padahal ini menempuh jarak ratusan kilometer lhooo.hehe
Dan ini pun bukan lagi menjadi sebuah perjalanan yang belibet dengan bawa bekal ini itu karena cukup satu botol air mineral yang menemani perjalanan.
Jadi seolah perjalanan ini menipis bahwasanya Jakarta itu jauh sehingga perlu persiapan ini itu untuk pergi ke Jakarta. Dan memang harus tak akui bahwa ketika jaman kecil dulu untuk pergi ke Jakarta harus mempersiapkan banyak hal ini itu. Dari sangu alias dana, memperhitungkan hari, persiapan bekal, dll. Bahkan suatu saat pernah orang tua ku dikasi buah semangka yang besar sama tetangga yang merupakan hasil panenan, alih-alih pengen dijadikan oleh-oleh untuk dibawa ke Jakarta. Akhirnya semangka itu pun di simpan dan ditutup rapi. Dan ketika akan berangkat ke Jakarta yang tentunya telah memperhitungkan kalau semangka tadi akan menjadi buah tangan untuk keluarga mbakku di Jakarta.  Eh apa yang terjadi…?? Ternyata semangkanya abis alias tinggal kerangkanya saja. Hehe. Ngak tau karena kelamaan nyimpen dan akhirnya di makan binatang atau gimana. Tapi itulah salah satu gambaran betapa spesialnya persiapan jaman dahulu untuk ke Jakarta. Yang akhirnya di tepis oleh mereka kaum Jum'at malam ini.
Ketika berada di kreta primadona alias kereta ekonomi yang murah meriah, kita harus duduk dengan papan sandaran kursi yang begitu lurus dan hadap-hadapan posisi penumpang satu sama lain. Kaki mau selonjor yahh kalau depannya kenal kalau tidak?? Berani?? Saya si pekewuh. Tapi inilah sebuah perjalanan menarik tidak hanya duduk disamping siapa tapi juga hadap-hadapan dengan siapa?? Hehe. Kalau tidak saling kenal yaa tidak akan mesra bertegur sapa satu sama lain. Apalagi kepulangan Jum'at malam, mereka pada melampiaskan rasa kantuknya di sepanjang perjalanan kereta. Seperti aku pada perjalanan kali ini. Dan aku anggap ini maklum karena apalagi kalau bukan alasan cuapek.hehe
Tak sedikit dari mereka untuk sampe pintu rumah di kampung halaman harus diteruskan dengan angkutan darat lainnya. Seperti perjalananku kali ini yang harus dilanjutkan dengan bis antar kota di daerahku. Bis besar,  bis pintu 2 yang kalau penuh ya harus berdiri. Suasana bis memang tidak menggambarkan suatu kemewahan tapi nuansa pulang kampung semakin terasa dikala sudah di atas bis-bis ini. Ditambah dengan adanya mas-mas pengamen dengan logat jowo nya dan para penjaja makanan ringan seperti mijooonn, tahu pong; arem-arem dan banyak lagi.
Wellcome to your nice place kawan...!!!!
Ini sebuah cerita, sebuah pengamatan, dan sebuah kesimpulan yang aku ambil.

...KARENA PERJALANAN INI AKAN  SELALU ADA, ENTAH AKAN KITA ISI SEPERTI APA…

Diketik saat perjalan "Jum'at malam" ku akhir pekan 7 November 2014.

          mijooo, arem-arem, tahu, dll                                                             booking tiket
  
                                      
                        Menunggu kreta dateng sambil tidur di sekitar stasiun Senen
                                            situasi di dalam kreta saat perjalanan
                                           cukup 1 botol air mineral sebagai bekal
                                        setelah booking tiket kemudian cetak tiketnya
                        sambungan perjalanan ke rumah setelah dari turun kereta

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites