Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Sekolah Dasar

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sekolah Menengah Pertama

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sekolah Menengah Atas

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UNTUK INDONESIA TERCINTA

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 20 Desember 2014

Para Pencari WC

26 November sampe 5 Desember 2014 diadakan sebuah "reuni" yang gak biasa dengan tajuk DTU (Diklat Teknis Umum) angkatan IV tahun 2014. Diikuti sekitar 807 putera-puteri bangsa Indonesia yang didatangkan dari penjuru negeri. Yang namanya reuni seharusnya menjadi sebuah moment yang menyenangkan, saling bertatap muka dan ngobrol satu sama lain. Tapi di DTU kali ini berbeda. Dilihat perlengkapan yang harus dibawa seperti baju protektor, training, sepatu olahraga dll. Jelas ini kegiatan lapangan. Kita semuanya pun sudah begitu siap dengan DTU ini.
Pagi hari Rabu, 26 November aku berangkat menuju Pusdiklat Pajak Kemanggisan. Tempat yang pertama aku tuju disana adalah mushola karenaaku datang terlalu pagi. Di musola merebahkan tubuh dan kesampean solat dhuha setelah beberapa waktu nunggu air kran mengalir. Terlalu santai di mushola, sampe-sampe ada seorang yang kebetulan lewat musola dengan pakaian semi militer dengan nada memberi tahu menyuruhku dan beberapa kawan untuk segera merapat ke halaman depan untuk berkumpul. Oke dahhh aku bergegas memakai sepatu adidas buluk yang sudah sana-sini mengelupas ancuuurr (si doi sudah siap dibuang,hehe).
Singkat cerita, kami disusun untuk naik bis yang membawa kami ke lido resort Sukabumi. Yang tidak biasa kali ini adalah rombongan kami dapat kawalan khusus dari mobil sedan dengan "wiu-wiu" nya dan moge dari militer, ternyata mereka membantu menyarikan jalan. Terimaksi pakkk.....
Sekitar 3 jam perjalanan akhirnya sampailah ke tujuan. Cuaca mendung dan diikuti hujan menyambut kedatangan kami. Saat itulah snack siang dan makan siang pertama kami dalam DTU ini. Karena cuaca seperti itu, dihari pertama banyak hal yang tidak tertata. Dari hujan-hujan an gak jelas sampe memindahkan tas "jamaah" yang cukup menyita waktu.Barulah di hari ke-2 acara sudah sebenarnya dimulai. Mulai ada guling-guling, merayap, push up, merangkak, jungkir dan paket komplet lainnya. Hal semacam ini berlanjut ke hari berikutnya. Mantaaabbbbb....!!!
Sudah aku tidak akan meneruskan cerita dari acara "utama" justru yang paling menarik bagi diriku adalah acara "sampingan" nya. Jadi tempatkita melakukan acara ini di alam bebas gitu, jauh dari fasilitas-fasilitas rumahan, termasuk WC!!!! Iya WC!!! Aku merasakan manfaat paling besar dari WC ya saat itu. Karena WC yang bisa kami pakai hanya sekitar 15 biji. Sedangkan jumlah kami 800 lebih. Kebayang dong gimana antriannya?? Gimana kalo hal itu disandingkan dengan yang namanya pelatihan militer (semua kegiatan dihitung dengan waktu). Wawwwww...
Kisah lucu pertama datang dari temenku yang kurang lebih seperti ini ketika dia masuk WC dan katanya baru "ngebom" sekali sudah ditotok-totok sama pengantri berikutnya. Bisa bayangin ngak,barusan jongkok dan mau "mengiklaskan sesuatu" ehhh ditotok-totok pintu WC nya. Ndongkol yaaa. Bisa jadi ngak keluar itu.hehe. Dan temenku tadipun cerita akhirnya dia marah-marah sama yang notok pintu WC tadi.Hihihi...
Cerita kedua datang dari penglihatanku sendiri, jadi antrianpanjang "Para Pemcari WC" memiliki cara unik dalam pembagian jatah saat "bongkar" di WC, yaitu dengan memberikan waktu setiap orang 3 menit. Jadi yang sudah antri persis di depan pintu WC memegang jam untuk memastikan 3 menit itu tidak lebih. Karena kalo lebih yang belakang-belakang nooohhh bisa teriak-teriak.hehe. Dan saat itu aku melihat ekpresi sang bongkarer mengekpresikan kebanggaannya karena tepat 3 menit dia bongkar. Saat abis keluar WC dia bilang “+- aku pas tiga menit kan" sambil melihat jam yang dibawa sang pengantri dibelakangnya. Ohh iya istilah "bongkar" adalah istilah yang dipaparkan salah satu pelatih dari Kopassus, mungkin untuk memperhalus istilah BAB. hehe... Bahkan aku ingat ketika pelatih ngomongin bongkar tadi. Katanya kalau cewek memang harus bongkar di WC tapi kalau cowok??? Pelatih sambil menunjuk ke alam sekitar dan bilang disemak-semak sana masih luas, bersahabatlah dengan alam. Wawwwwwww.... Dan ini yang melatarbelakangi dari cerita ketiga ku.
Cerita ketiga datang dari temenku yang mungkin sudah gak sabar kalau harus antri. Akhirnya dia ngambil botol aqua berisikan air putih dan ngajak aku "+-ayo ang kita kesana nyari tempat bongkar". Kesana?? Sambil nunjuk semak-semak?? Haaaaa tidakk...!! Karena saat itu aku abis bongkar dari WC dan temenku ini belum bongkar maka aku memasang rasa empati menahan bongkar. Aku tau gmn rasanya.hehe. Akhirnya aku nemenin dia nyari "lahan". Setelah jauhh di pojok bukit dan ada temen-temen seperjuannya akhirnya aku gak ikut ke tkp. Mereka harus melakukan itu karena ini panggilan alam dan akhirnya mengiklaskan sesuatu di semak-semak bareng-bareng. Dan botolnya tadi dijadikan pembilasnya. Setelah aku tanya sesuatunya itu trus diapain?? Ternyata ditutupin daun.wkwkkwkw... Ini menjadi bahan lelucon luar biasa di jeda-jedawaktu istirahat, kami memberikan judul lelucon dari kisah nyata temen sendiri ini dengan "Bongkar Mania". Berkumpul di bawah pohon menunggu antrian wudhu sambil ketawa-ketiwi, inilah salah satu hiburan kami saat DTU yang luar biasa. Cerita ketiga ini belum selesai, karena ada pengakuan jujur dari temenku yang lain. Dia katanya juga "bersahabat dengan alam", mencari semak-semak yang curam dan pegangan rumput secara kuat. Akhirnya mengiklaskan sesuatu di situ. Dan sesuatunya langsung jatuh ke bawah. Tetapi dia agak berekpresi kurang puas karena dia menunjukkan kepalan tangannya sambil bilang "+-aku cumin keluar segini". Wkwkwkwkwk... Kebayang kan ngakaknya kaya apa. Dia pun juga bawa aqua botol. Tapi aku gak tau teknis penggunaan aqua nya kayaapa, soalnya harus pegang rumput juga. Gimana ya itu? Heehe... Aku yakin masih banyak cerita setipe yang ketiga ini yang gak kalah kocaknya. Dan hanya aku berikan sample dua saja, itu sudah mewakili.hehe
Cerita keempat datang dari temen sekelas. Jadi setiap jam 4 pagi kita harus melakukan senam pagi dan biasanya akan diakhiri dengan perintah tidur terlentang kemudian kaki diangakat 90°, 45°, 30°, dan drajat-drajat seenaknya pelatih pokoknya. Lhaa setelah senam pagi kan kita dibariskan dulu sebelum dibubarkan untuk solat dan pembersihan. Tempat senam tadi itu kalo jam 4 masi petang karena tidak banyak lampu. Dan tempatnya berada persis di depan deretan WC. Akhirnya kelucuan datang dari temenku yang ini, ketika senam selesai dan sudah dibariskan kembali. Otomatis barisan dirapatkan lagi dan jam-jam segitu masih petang disana. Temenku memanfaatkan kesempatan ini, ketika akan dibubarkan dia mengambil posisi paling belakang dan sudah menghadapkan diri ke posisi WC (padahal ini lawan arah dengan hadapan temen-temen yang lain jadi dia membelakangi dan gak ketahuan, hehe) dengan gaya kuda-kuda yang siap digas pooooollllll. Setelah ada aba-aba "bubar jalan" dari suara toak, dia lari ngibrit secepat-cepatnya ke WC. Dia pun selalu bangga disiang harinya kalau melakukan ritual ini karena bisa cerita ke aku sambil bilang "aku nomer satu masuk WC". WC dikancing dan dia agak cuek dengan tidak terlalu memikirkan totokan pintu WC dari pengantri berikutnya. Mungkin karena sebelumnya ngak ada kesepakatan seperti cerita yang sebelumnya. Pinter juga ngakalinnya. Hehe
Cerita kelima sebenarnya ini ngak lucu tapi lebih ke pengorbanan karena bongkar.hehe. Jadi banyak temen-temenku yang memberikan waktu khusus untuk bersilaturahmi ke WC yaitu sekitar jam 2 pagi. Dia harus bangun dari tidur yang sebenarnya tidur saja sangat terbatas waktunya. Jadi dia harus mengambil waktu istimewa untuk tidur demi bongkar dengan rasa nyaman. Dan aku pernah tau cerita kalau jam segitu pun juga kadang ngantri.Hehe
Yang keenam datang dari pengakuan temenku sendiri, jadi kamidijadwalkan 10 hari untuk merampungkan DTU ini dan alhamdulilah bias kami laksanakan dengan cukup baik. Kami berangkat Rabu pagi dan pulang Jum'at minggu depannya. Kembali ke cerita, ketika aku duduk santai sama temenku ini di tenda utama(tempat makan, solat, ceramah dll) aku bertanya ke dia "+-udah bongkar hari ini?" Dia jawab belum. Dan aku nanya lagi, "+-sampe saat ini udah bongkar berapa kali?"(hari itu kalau gak salah hari senen) dan dia jawab SAMPAI SAAT INI BELUM BONGKAR.  Aku terpingkal-pingkal saat itu karena antara heran dan geli pokoknya. Karena dia bilang ngeluwarin angin "besssss" sudah menjadi solusi dan tidak terasa pengen bongkar lagi. Akhirnya dia melakukan perkiraan, karena sebenarnya dia sendiri pun juga heran. Setiap hari makan nasi 3x ditambah snack pagi dan malam. Terus pada kemana "mereka"?? Mana hasilnya?? Hehe. Perkiraan dia pun "mereka" dirubahkan dalam bentuk lain yaitu keringat yang banyak dia keluarkan. Aku hanya manggut-manggut karena ngak tau menahu. Apalagi secara ilmu medis. Hehe. Coba bayangin terakhir bongkar Rabu pagi di kosnya dan sampai Senen belum
bongkar lagi.hihihi. Setelah pertanyaan itu, saat acara DTU berlangsung aku gak sempet nanyain lagi ke dia sudah bongkar atau belum. Puncaknya setelah DTU selesai dan kita sudah pada balik ke peradabannya masing-masing, aku menyempatkan bertanya lewat hp ke dia. Yang intinya nanya ke dia, selama DTU kemaren bongkar gak?? Dia bilang TIDAK. WAAAAAWWWWW.... Aku nambah geli ini. Bisa selama 10 hari tanpa bongkar padahal tiap hari makan dengan takaran yang cukup teratur.hehe. Gak tau alasannya apa??? Males antri atau gimana?? Yang pasti setelah aku klasifikasi dia bilangnya lagi-lagi ngulawarin angin "besss" tadi sudah menjadi solusi. Tapi dia tetep masi heran, termasuk aku sendiri. Trus nasi dkk pada kemana?? Hehehe. Dan setelah sampai kos dia langsung "rapel" bongkaaaarrr sepuasnyaaaaa. Katanya....
Ahhhh udah cukup banyak cerita-cerita unik temenku saat DTU. Kiranya sudah cukup yaaa. Dan aku harus fair play. Aku mau cerita kisah bongkarku selama DTU sebagai cerita terakhir.hehe
Hari pertama aku memutuskan tidak bongkar, karena memang kondisinya kurang memungkinkan menurutku. Ketika kita diberikan waktu untuk pembersihan oleh pelatih, pasti antrian WC akan memanjannnnggg. Dan aku gak mau ikut-ikutan kaya gitu, mending aku tahan. Jadi gini, tenda-tenda penginapan kita kan ada dibawah sedangkan tempat acara kita yang utama ada di atas. Dan jaraknya lumayan jauh kira-kira 350 meter serta adanya tanjakan yang ektrim disertai jalan yang masi rusak-rusak. Di bawah ada sekitar 13 WC dan di atas ada 2 WC truk untuk kami pakai. Jam 6 pagi kita semua akan diperintahkan ke atas untuk melakukan apel pagi dll. Kira-kira jam setengah 8 ada waktu yang namanya membersihkan lapangan. Lhaaahhh disinilah aku minta ijin ke pelatih untuk sprint ke bawah demi bongkar. Hampir pasti aku dapetijin, palingan cuman dibilangin sama pelatih 5 menit yaaa waktunya. Aku yakin pasti lebih dari 5 menit dan itu ternyata gak masalah. Akhirnya ini menjadi andalanku untuk bongkar. Dengan resep seperti ini aku bisa bongkar tiap hari tanpa di ketok antrian. Cuman was-was kalo kelamaan saja. Hehe.. Tapi perjuangan larinya juga lumayan lhooo, terlebih ada tanjakannya ektrim yang kalau motor tua harus make gigi satu biar aman seumpama pengen
nanjak disana. Dan yang sering menjadi penyesalan bagi ku adalah kenapa saat sampe WC ngak maksimal yang mau diiklaskan. Aku ngiranya si karena harus lari sebelumnya, jadi fokusnya udah berubah ke capek lari.hehehe. Tapi trik ini lancar pokoknya jangan ambil waktu pembersihan untuk bongkar, kemudian pilih WC yang berbeda tempat nya dengan kegiatan utama. Kalau rombongan pada di bawah ya kita harus lari ke atas dan sebaliknya. Bahkan menjelang tidur di tenda bawah sekitar jam 10 malam, aku harus lari sendirian ke atas melewati alam bebas yang gelap gulita demi bongkar tanpa ketok.heheheh
Sudah-sudah cerita bongkar nya. Menindaklanjuti perintah pelatih kalau cowok bisa bersahabat dengan alam, ini pun berlanjut untuk buang air kecil. Karena saat itu "piscuuur" dan "tembak di tempat" menjadi istilah populer. Ini merupakan istilah populer buang air kecil untuk cowok tidak harus di kamar mandi atau WC. Hehehe. Bahkan karena ada instruksi tembak ditempat dari pelatih, ada temenku yang melaksanakan instruksi itu tanpa ragu. Ketika malam-malam saat kumpul dilapangan, dia mengambil ke posisi belakang dan membalikkan arah. Ternyata benar dia melakukan ritual tembak ditempat. Haahahhaha……..
Nampaknya sudah cukup cerita kali ini. Maaf kalau  kata-kata yang kurang berkenan. Maaf juga kalau ada yang merasa aku tulis kisahnya tanpa bilang terlebih dahulu. Maap ya teman.hehhee
By Aang Fauzan (alumni DTU angkatan IV tahun 2014)

Inilah deretan WC dan aku sedang berdiri di lapangan yang biasa buat senam pagi

 Inilah WC truk yang berada di atas, ada 2 WC dan 1 kamar mandi
Menu makan dan snack harian beserta tempatnya
Cara makan dengan 'topi professor'
 Gosong tetap OKE
Tenda utama serba guna yang berada di atas
 
Poto-poto pasca HP mulai dibagikan setelah penyitaan 

Sabtu, 15 November 2014

Terimakasih ya Pak Boed

Sekarang sudah pertengahan bulan November, hampir 1 bulan pergantian pimpinan di negeri ini berlalu. Tiba-tiba datang rasa bersalah karena "telat" untuk mengucapkan rasa terimakasih,kepada siapa…?? Kepada bapak Boediono (mantan Wakil Presiden kita). Beliau sudah mengemban tanggungjawab besar mengurus diriku dan ratusan juta penduduk Indonesia lainnya. Beliau menjabat sebagai orang nomor 2 di negeri ini selama 5 tahun, periode 2009-2014. Tentunya banyak sekali jasa beliau yang bisa aku dan penduduk Indonesia nikmati. Pengorbanan, pengabdian, pembelajaran, dan masih banyak sekali hal positif dari beliau yang telah diberikan secara maksimal.
Kedatangan rasa terimakasih ini walaupun telat tapi justru membuat banyak sekali rasa penasaran di pikiranku tentang pak Boed ini. Setelah aku "ingat" beliau, akhirnya aku menyediakan waktu khusus untuk brosing-brosing perilal pak Boed. Ternyata menarik sekali membaca artikel atau menonton video yang bercerita tentang beliau. Ada satu kisah menggelikan tentang pak Boed yang kebetulan diceritakan oleh pak Chatib Basri (mantan bosku di Kemenkeu). Di salah satu acara TV swasta pak Chatib bercerita kurang lebih seperti ini,  pada suatu waktu pak Boed dan pak Chatib ada acara bareng. Dan di acara itu dibutuhkan pakaian batik. Karena pak Boed ngak ada batik maka beliau mencari batik di sekiran hotel. Akhirnya pak Boed mendapatkan batik di desekitaran hotel dimana beliau menginap. Amanlah, karena batik sudah pak Boed dapatkan. Kemudian batik tersebut dipakailah di acara yang membutuhkan pakaian batik tadi. Pak Chatib pun datang di acara itu dan melihat pak Boed dengan batik barunya. Tetapi ada kejanggalan ketika pak Chatib mbatin kalau batik yang dipakai pak Boed pada acara itu sangatlah familiar. Dan ternyata apa..? Batik yang dikenakan pak Boed adalah seragam batik buat crew/OB dari hotel dimana pak Boed menginap. Kebayang dong bagaimana seorang Wapres kala itu dengan santainya ketika tidak ada batik, hanya mencari batik di sekitaran hotel. Dan ternyata itu batik seragam pegawe hotel disana?? Hihihi… Dan masi ada cerita lucu lainnya tentang pak Boed, silakan brosing kalau mau lebih lengkap.
Memang ketika menjabat sebagai Wapres, pak Boed bukanlah primadona dalam pemberitaan. Bahkan nilai pemberitaan tentang beliau bagi wartawan tidaklah semenarik pejabat-pejabat yang lain. Sama pejabat "di bawah" beliau pun sungguh jauh nilai kemenarikannya. Coba kita lihat di era beliau menjabat sebagai Wapres, apakah ada pemberitaan tentang beliau yang lebih menarik dari pemberitaan pak Dahlan Iskan, pak abraham samad, atau pak ahok...??? Emmmhhhhh...
Kita sering menyuarakan untuk memiliki pemimpin yang sederhana. Masukkah pak Boed ke kategori sederhana itu..?? Atau pak Boed masih kurang sederhana..??? Sepanjang menjabat sebagai Wapres, aku merasa belum pernah melihat di TV pak Boed memperlihatkan kearoganan sebagai Pejabat. Justru sebaliknya, beliau terlihat pendiam, pakaian wajar, dan layaknya seorang rakyat biasa. Tetapi yang mengherankan dengan keadaan nyata seperti itu, pak Boed belum juga mendapatkan sorotan oleh penduduk Indonesia sebagai pejabat yang sederhana. Kalah jauh image sederhananya dengan pak Jokowi atau bu Risma. Padahal kenyataannya aku percaya bahwa beliau adalah salah satu pejabat yang pernah dimiliki negeri ini dengan sifat sangat sederhana. Dengan diam kalemnya, kacamata, rambut belah pinggir, dan pakaian rapi sudah menggambarkan ketidakneko-nekoan dari beliau. Walaupun aku tidak mengenalnya secara pribadi.
Dulu ketika awal diangkatnya pak Boed menjadi Wapres pada tahun 2009, yang menjadi sorotanku saat itu adalah gaji beliau yang harus turun drastis dari seorang Gubernur Bank Indonesia menjadi Wakil Presiden. Dan turunnya gak tanggung-tanggung, setelah aku brosing-brosing ternyata gajinya turun sekitar 108juta tiap bulan. Wauuuu, nominal 108.000.000 di tahun 2009 sudah bisa beli banyak barang itu. Bahkan sekarang pun juga gedhe nominal segitu. Bagaimana ini menggambarkan ketegasan beliau yang berani mengambil jalan besar dalam hidupnya. Meninggalkan gaji besar dan menerima tanggungjawab yang jauh lebih besar. Tetapi lebih memberikan sejarah bagi Indonesia dan akan dikenang oleh bangsa ini sampai kapan pun. Paling tidak untuk anak SD akan menjadi nama yang selalu dihafalkan sebagai persiapan menjawab soal-soal IPS di sekolah. Itulah pembelajaran pilihan hidup dari pak Boed.
Ada hal menyentuh hati saat tanggal 20 Oktober 2014 kemaren, tepatnya saat serah terima pimpinan negeri ini. Banyak sekali spanduk-spanduk, tulisan-tulisan, ucapan yang bertemakan "terimakasih pak SBY". Bisa kita temukan hal-hal itu di pinggir jalan ataupun sosial media. Begitu membludak tulisan-tulisan bertemakan itu. Tetapi kalau kita cermati apakah ada hal-hal seperti itu yang bertemakan "terimakasih pak Boediono"...?? Aku yakin pasti ada, tapi ada berapa...?? Hikkksss... Maaf pak Boed karena aku termasuk salah satu yang "khilaf" tidak mengucapkan terimakasih kepada bapak kala itu. Maaf pak.....
Ada kalimat menarik yang berbunyi kurang lebih seperti ini "dibalik kesuksesan laki-laki ada seorang perempuan hebat". Kayaknya ngak pantas kalau membicarakan kebaikan pak Boed tidak mengikutsertakan Ibu Herawati sebagai istri beliau. Karena pasti banyak peran positif dari ibu Herawati kepada kinerja pak Boed. Memang ibu ini tidaklah setenar Ibu Ani  atau Ibu Iriana. Bahkan aku belum pernah tau ada media yang meliput khusus tentang ibu Herawati ini. Terlihat di TV hanya beberapa kali saja, tidak sering muncul di tayangan TV kita. Kalau tentang ibu Mufidah, beberapa waktu lalu aku sempat melihat tayangan di TV bahwa beliau begitu menyenangi ikan koi. Dan ada kolam di sekitar rumah beliau yang dihuni dengan banyak ikan koi. Suatu saat pernah ikan koi di rumah beliau mati karena dampak dari pengecatan rumah beliau.hehe... Kalau tentang ibu Herawati….??? Nampaknya aku belum pernah menemukan liputan yang "seintim" itu. Tidak tau aku yang kelewatan tayangan itu atau aku yang kurang sadar dengan tayangan ibu Herawati, entahlah.
Itulah sepenggal tulisanku mengenai bapak Boediono, seorang pejabat super santun tetapi tidak begitu tenar atau mungkin belum tenar. Entahlahh…. Yang pasti jasa pak Boed untuk negeri ini sudah banyak sekali yang tidak semua orang tahu termasuk diriku sendiri dan jasa-jasa itu akan terpahat kokoh sampai kapanpun.
Sekali lagi terimakasih bapak Boediono dan keluarga, yang telah mengabdikan diri untuk negeri kita tercinta. INDONESIA…….
Terimakasih pak...


Rabu, 12 November 2014

Jum'at Malam (Bukan Malam Jum'at)

Kalau malam jum'at di tipi-tipi kita, sering kali disiarkan tayangan yang berbau mistis. Gak tau kenapa pada memilih malam Jum'at. Ada yang tau …..?? Selain itu kalau jaman di kampung dulu, malem Jum'at itu identik dengan Yasinan (membaca surat Yasin) sambil Berjanjen. Ihh jadi kangen, apalagi kalau pas selesai dan makanannya mulai diedarin dengan piring ataupun ceting yang berisi krupuk jadi ngantuknya ilang. Ehhhhmmmm...
Sudah tinggalkan sejenak malam Jum'at nya. Kita maju ke depan 24 jam kemudian, yaitu Jum'at malam. Ada apa dengan Jum'at malam?? Tak lain tak bukan adalah mereka para pejuang kreta. Yang berjuang demi berjumpa dengan sanak famili di kampung halaman. Pulang kerja hari Jum'at langsung capcus stasiun. Tak berhenti disini saja perjuangan mereka. Karena mereka banyak sekali yang mulai memperjuangkan kepulangan ini dari 3 bulan sebelumnya, yaitu saat membeli tiket online dan malam-malam pula. Kalian luar biasa begitu kata Ariel Noah.
Kenapa harus 3 bulan sebelumnya? Karena apalagi kalau tidak berebut tiket super murah yaitu tiket ekonomi. Iya bagi sebagian dari kaum mereka mungkin tidak melakukan hal ini karena mampu membeli tiket apapun dan tidak begitu mempertimbangkan harga.
Aku malam ini ketika mengetik tulisan ini, sedang menunggu kreta Jaka Tingkir di stasiun Pasar Senen yang mana jadwal keberangkatan jam 23.10 WIB. Dan aku mendapatkan tiketnya sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan yang didapat dengan cara bejo.
Walaupun aku bukanlah kaum yang tiap minggu pulang kandang (Jum'at balik kampung dan Senen balik kota) tapi aku bisa merasakan bagaimana alur kepulangan itu, banyak suka-sedikit duka, dll. Lagi-lagi ini semua karena keluarga tercinta.  Nyari duit ke kota untuk keluarga dan pulang kampung untuk keluarga juga.
Pulang mingguan ini bukan suatu perjalanan yang langka, yang identik dengan membawa tas berjubel besar ditambah kardus dan lebih sadisnya nambah bagor atau karung. Bukan, bukan perjalanan yang seperti itu. Kepulangan ini pun hanya membawa 1 tas ransel yang gak tau ada isinya yang berarti atau enggak. Setidaknya buat pantes-pantes. Bahkan yang nekad "telanjang" pun mungkin ada alias gak bawa tas ransel sama sekali hanya bermodalkan clana panjang, jaket, dan hal lain yang minimalis. Bahkan ada yang memakai celana cekak alias celana pendek. Kaya hanya mau pergi ke pasar gitu padahal ini menempuh jarak ratusan kilometer lhooo.hehe
Dan ini pun bukan lagi menjadi sebuah perjalanan yang belibet dengan bawa bekal ini itu karena cukup satu botol air mineral yang menemani perjalanan.
Jadi seolah perjalanan ini menipis bahwasanya Jakarta itu jauh sehingga perlu persiapan ini itu untuk pergi ke Jakarta. Dan memang harus tak akui bahwa ketika jaman kecil dulu untuk pergi ke Jakarta harus mempersiapkan banyak hal ini itu. Dari sangu alias dana, memperhitungkan hari, persiapan bekal, dll. Bahkan suatu saat pernah orang tua ku dikasi buah semangka yang besar sama tetangga yang merupakan hasil panenan, alih-alih pengen dijadikan oleh-oleh untuk dibawa ke Jakarta. Akhirnya semangka itu pun di simpan dan ditutup rapi. Dan ketika akan berangkat ke Jakarta yang tentunya telah memperhitungkan kalau semangka tadi akan menjadi buah tangan untuk keluarga mbakku di Jakarta.  Eh apa yang terjadi…?? Ternyata semangkanya abis alias tinggal kerangkanya saja. Hehe. Ngak tau karena kelamaan nyimpen dan akhirnya di makan binatang atau gimana. Tapi itulah salah satu gambaran betapa spesialnya persiapan jaman dahulu untuk ke Jakarta. Yang akhirnya di tepis oleh mereka kaum Jum'at malam ini.
Ketika berada di kreta primadona alias kereta ekonomi yang murah meriah, kita harus duduk dengan papan sandaran kursi yang begitu lurus dan hadap-hadapan posisi penumpang satu sama lain. Kaki mau selonjor yahh kalau depannya kenal kalau tidak?? Berani?? Saya si pekewuh. Tapi inilah sebuah perjalanan menarik tidak hanya duduk disamping siapa tapi juga hadap-hadapan dengan siapa?? Hehe. Kalau tidak saling kenal yaa tidak akan mesra bertegur sapa satu sama lain. Apalagi kepulangan Jum'at malam, mereka pada melampiaskan rasa kantuknya di sepanjang perjalanan kereta. Seperti aku pada perjalanan kali ini. Dan aku anggap ini maklum karena apalagi kalau bukan alasan cuapek.hehe
Tak sedikit dari mereka untuk sampe pintu rumah di kampung halaman harus diteruskan dengan angkutan darat lainnya. Seperti perjalananku kali ini yang harus dilanjutkan dengan bis antar kota di daerahku. Bis besar,  bis pintu 2 yang kalau penuh ya harus berdiri. Suasana bis memang tidak menggambarkan suatu kemewahan tapi nuansa pulang kampung semakin terasa dikala sudah di atas bis-bis ini. Ditambah dengan adanya mas-mas pengamen dengan logat jowo nya dan para penjaja makanan ringan seperti mijooonn, tahu pong; arem-arem dan banyak lagi.
Wellcome to your nice place kawan...!!!!
Ini sebuah cerita, sebuah pengamatan, dan sebuah kesimpulan yang aku ambil.

...KARENA PERJALANAN INI AKAN  SELALU ADA, ENTAH AKAN KITA ISI SEPERTI APA…

Diketik saat perjalan "Jum'at malam" ku akhir pekan 7 November 2014.

          mijooo, arem-arem, tahu, dll                                                             booking tiket
  
                                      
                        Menunggu kreta dateng sambil tidur di sekitar stasiun Senen
                                            situasi di dalam kreta saat perjalanan
                                           cukup 1 botol air mineral sebagai bekal
                                        setelah booking tiket kemudian cetak tiketnya
                        sambungan perjalanan ke rumah setelah dari turun kereta

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites