Minggu, 20 Desember 2015
Kemaren Sabtu bagi siapa saja
yang masih memiliki hubungan dengan dunia persekolahan akan tahu bahwa hari itu
adalah hari pengambilan raport sekolah yang bisa diartikan juga sebagai
pertanda hari libur panjang pasca semesteran yang melelahkan telah tiba.
Sekitar sepuluh hari kebelakang aku disibukkan dengan proses penyembuhan badan
ku yang tidak beres, dari batuk hingga sesak nafas. Aku berjubel melawan
habis-habisan hal yang dirasa kurang menguntungkan bagi tubuhku itu. Alhamdulilah lambat laun semakin
membaik, hari ini hari pertamaku berani jogging
setelah dirasa kuat badan ini diajak olahraga. Walaupun harus menerima
kenyataan, kemaren melewatkan jadwal futsal mingguanku begitu saja. Tak
apalahhhhh...
Sekitar jam setengah 10 pagi,
ketika mentari mulai memberikan bayangan pasti bagi siapa saja yang menghalangi
arah cahayanya. Dalam hati aku seneng karena pagi ini begitu cerah, sangat baik
banget kalau aku memutuskan untuk jogging.
Hanya ada sedikit saja pertentangan tentang keputusan akan jogging atau tidak,
kuat atau belum tubuh ini buat jogging..? hanya sedikit sekali pertentangan itu
timbul ditubuhku. Tanpa A I U E O mengambil keputusan untuk jogging adalah yang terbaik menurutku
kala itu. Seperti jalur jogging biasa
yang aku pilih, baru sekitar 1/6 bagian ada tenda terpasang yang menutupi jalan
jalur jogging lenggananku. Alhasil
aku memilih jalur sedikit berbeda, yang penting keringat berkucuran kala itu
yang aku pikirkan.
Singkat cerita jogging pun selesai, aku langsung
mencari tempat terbaeeek untuk sekedar merebahkan tubuh yang mulai lemas. Selonjoran dekat Mpok yang sedang menstrika pakaian menggunung penghuni rumah adalah
pilihan tertepat. Mpok, seorang
perempuan berjilbab gedhe yang setia
membantu mencucikan pakaian di rumah kakakku, dimana aku tinggal sekarang. Dari
sapaan basa-basi hingga obrolan-obrolan mengalir cukup hangat saat itu. Ada
kabar bahagia yang sedang menyelimuti keluarga Mpok, tidak lain tidak bukan karena Intan anak tertua Mpok yang sedang duduk dibangku kelas 7
berhasil mendapatkan peringkat 1 (satu) di kelas dari 30an murid yang menghuni
kelas tersebut. Mpok bercerita
tentang si Intan dengan wajah yang berseri-seri, bernada kebahagiaan luar
biasa. Cerita saja begitu semangat, apalagi isi hati Mpok seperti apa kala itu. Bisa dibayangkan sendiri.
Ada sedikit cerita haru dibalik
senyuman Mpok yang masih ber-uforia dengan keberhasilan Intan
menjuarai kelas. Tak jarang, ketika Intan belajar di rumah entah itu
mengerjakan PR atau hanya sekedar mengerjakan soal dan terjadi kementokan dengan pengetahuan materi sekolah
maka Intan bertanya ke Mpok. Dengan pengakuan
yang sedikit disesali, Mpok bilang
kurang-lebih “sering sekali kalau Intan
belajar dan ada masalah dengan materi kemudian dia tanya ke aku (Mpok), tetapi
aku tidak bisa menjawabnya. Rasanya begitu sedih”. Aku rasa kalimat itu
menjadi kalimat pertanggungjawaban yang luar dari pribadi Mpok sebagai seorang Ibu yang menginginkan anaknya bernasib lebih
baik dari orang tuanya.
“coba tanya encing (panggilan bagi orang betawi) ya nak” begitulah solusi yang
diceritakan Mpok ke aku saat itu.
--------------------------------------
22 Desember 2015
Hari ini, hari Selasa yang spesial
bagi siapa saja yang mengetahui ada perayaan Hari Ibu di Republik tercinta ini.
Memang tanggalan yang mengelantung di
dinding tidak berwarna merah dihari ini, tapi tetap saja ini adalah hari yang
diakui secara Nasional.
sumber mbah Google |
Posting-posting bertemakan Ibu
begitu berjubel memenuhi timeline
media sosial. Dari keharuan yang mencoba memposting nisan kuburan sang Ibu,
kebahagiaan memposting kebersamaan dengan sang Ibu saat wisuda atau sekedar foto
saat masa kecil bersama ibu yang difoto lagi untuk kepentingan media sosial,
bahkan sampai rasa penegasan bahwa menyayangi Ibu itu setiap hari tidak hanya
pada hari ibu saja. Oke fine harus
diakui Ibu kita adalah ibu terbaik di dunia.
Membaca Surat Yasin di kuburan ibuk ku adalah pilihan
tersyahdu kala setiap pulang Kampung...
----------------------------------------------------
Sederhana saja, bertepatan dengan
momentum Hari Ibu kali ini, aku mencoba mengisahkan kisah seorang ibu (Mpok) yang menurutku sangat menarik. Kasih
sayang seorang Ibu yang dicurahkan sepenuh hati untuk anaknya. Dan si anak
membalasnya dengan cukup menawan, walaupun memang tidak akan bisa membalas jasa
seorang Ibu ke anaknya paling tidak anak harus bisa membuat senyum mengembang
tulus di hati Ibu.
"Wanita yang bisa membuat kue adalah wanita yang
cantik dan baik hatinya. Karena kue yang enak selalu dihasilkan dari proses
ketelatenan, kesabaran, dan penuh perasaan. itu kata Mama"
-Tere Liye, Sepotong Hati Yang Baru
-Tere Liye, Sepotong Hati Yang Baru
SELAMAT HARI IBU..............
Djakarta, 23 Desember 2015
Aang Fauzan
0 komentar:
Posting Komentar