Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Selasa, 08 Desember 2015

Yang Paling Tua Jadi Pak Imam



Dari judul kali ini kayaknya sudah pada ngeh, iyaa benarrr... Fenomena siapa yang jadi imam shalat berjamaah dalam keseharian kita. Ketika kita habis main bareng temen-temen, kemudian ada jeda untuk shalat berjamaah bersama temen-temen tadi. Satu per satu mengambil air wudhu, satu per satu pula setelah wudhu selesai dilanjutkan menunggu yang lain selesai wudhu sembari mencari kandidat terkuat siapa yang pantas jadi Imam dalam shalat kali itu. Terjadi saling dorong-mendorong diantara jamaah laki-lakinya untuk menentukan siapa yang mau jadi Imam. Ahh kamu aja, kamu ajaaa, kamu ajaa, ehh dia ini berjenggot dan rayuan-rayuan maut lainnya menjadi pengantar shalat berjamaah. Setelah tidak berhasil siapa yang mau menjadi Imam. Akhirnya jurus terampuh, siapa yang paling TUA...? hihi.. ketahuan deh kalau sudah tua.hehe
Tiba-tiba saja aku teringat perihal pembahasan siapa sih yang seharusnya jadi Imam dalam shalat berjamaah..? apakah bener yang paling tua yang harus jadi Imam...? dari yang aku inget ada beberapa kriteria yang layak jadi Imam dan memang tua menjadi salah satu kriteria. Tetapi bukan tua yang menjadi syarat utama lhooo. Ternyata yang diutamakan jadi Imam yang paling alim dan bacaan nya paling tartil, kurang lebih seperti itu. Jadi walaupun lebih muda, ya itulah yang pantas jadi Imam. Tapi bentar.. bentar.. apakah mudah membiasakan hal ini dalam keseharian...? aku kira ngak mudah.  Apalagi masyarakat kita yang penuh ewuh pekewuh. Jadi apa tujuannya aku menulis ini, sebagai pengetahuan saja dan mencoba mengangkat sesuatu hal sepele yang sudah mendarah daging di masyarakat tetapi perlu sedikit pelurusan. Kira-kira begitulah, jadi mengenai bagaimana caranya menerapkan ini dalam masyarakat, mungkin temen-temen semua termasuk aku sendiri bisa mengolah-olah gimana menerapkan hal ini dengan cara yang dirasa nyaman buat semuanya. Silakan berkreasi.
Ini seperti seorang Imam tetap di Mushola yang kalau membaca bacaan nya ketika jadi Imam dirasa kurang sesuai kaidah ajaran tasjid. Mungkin panjang-pendek bacaannya, dengungnya kurang mbrengengeng, dan lain sebagainya. Apalagi Imam ini sudah senior sekali di Mushola tersebut. Mungkin temen-temen pernah mengalami sendiri ketika shalat di suatu Mushola atau Masjid. Aku kira dengan budaya masyarakat kita yang ada, ngak gampang tiba-tiba kita frontal mengkritik. Dan lagi-lagi aku serahkan ke temen-temen semua untuk berkreasi  bagaimana temen-temen bisa memberikan masukan yang membangun ke Imam yang dirasa bacaannya kurang disempurnakan. Misal Imam itu orang terdekat temen-temen kan lebih enak kalau bisa berbicara dari hati ke hati. Kira-kira seperti itu lah, aku disini hanya bisa mengangkat suatu hal sepele yang sudah mendarah daging. Untuk langkah selanjutnya silakan temen-temen bisa berkreasi sendiri se kreatif mungkin untuk membangun hal yang dirasa perlu peningkatan.
Mungkin tulisan ini tidak memberikan solusi ya karena memang ilmuku belum banyak, masih harus belajar buanyaaak lagi. Kalau dirasa kurang berkenan maaf yaa.
Tambahan:
sabda Kanjeng Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al-Badri:
"Yang boleh mengimami kaum itu adalah orang yang paling pandai di antara mereka dalam memahami kitab Allah (Al Qur'an) dan yang paling banyak bacaannya di antara mereka. Jika pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an sama, maka yang paling dahulu di antara mereka hijrahnya ( yang paling dahulu taatnya kepada agama). Jika hijrah (ketaatan) mereka sama, maka yang paling tua umurnya di antara mereka".
Atau

Jakarta, 08 12 2015
Aang Fauzan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites