Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Kamis, 07 Juni 2012

Medali Kekalahan


Membahas dan menyorot medali kemenangan sudah sangat biasa serta wajar. Karena hal itulah yang hampir pasti diharapkan oleh setiap orang dalam hidup ini. Tetapi dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba bagaimana mengkaji tentang apa sih penghargaan yang didapatkan oleh mereka yang belum menang?? Dan saya mencoba memperkenalkan hal ini sebagai medali kekalahan.
               Kekalahan dalam setiap ajang kompetisi pasti sangat dihindari oleh para peserta yang mengikutinya. Hal ini sangat kita pahami karena mereka pastilah menginginkan untuk pulang ke daerah asal dengan medali kemenangan. Tetapi apakah mungkin dari sekian banyak peserta yang mengikuti suatu ajang kompetisi bisa juara semuanya?? Jawabanya adalah sangat tidak mungkin karena bagaiamapun dan apapun yang terjadi tetap ada pihak yang menang dan belum menang. Dan yang menjadi ganjalan di hati adalah apakah pihak yang terkalahkan akan pulang begitu saja tanpa adanya medali yang terkalungkan di leher mereka?? Saya akan menjawab hal itu dengan sedikit ilustrasi seperti berikut ini, kalau menurut saya ketika mereka telah secara resmi diputuskan bahwa mereka kalah dan secara besar hati mereka bisa memposisikan serta mengendalikan dirinya itu merupakan suatu peristiwa penyerahan medali dari diri sendiri kepada diri sendiri pula. Sebenarnya ia telah sangat berhasil menerima medali ‘keistimewaan’ tersebut yang dikalungkannya ke setiap hati mereka. Mereka telah berhasil juara dengan menahlukkan rasa kecewa yang begitu berat, rasa penyesalan, dan segala rasa yang tidak diharapkan di situ. Tetapi sekali lagi bahwa mereka mampu mengatasi dan menjuarakan diri dengan segala rasa itu. Serta saya percaya bahwa setiap mereka yang kalah dalam kompetisi belum tentu cakap untuk mengambil sejarah istimewa berupa penerimaan medali kekalahan di hati mereka. Karena hanya orang-orang yang telah berhasil memahami diri yang akan mampu melakukan hal itu dengan cakap.
               Sangat mungkin bagi mereka yang telah cakap dalam hal itu menganggap bahwa sebenarnya dia telah menerima medali yang tidak kalah kelasnya dengan medali emas. Yaitu medali kesabaran yang tidak bisa dicetak oleh setiap percetakan yang ada di dunia ini. Dan medali itu pun akan tetap melekat dan membekas di hati mereka sehingga akan selalu teringat dengan peristiwa tersebut. Yang tentunya akan menjadi motivasi lebih bagi mereka untuk bisa memantapkan diri dan memperbaiki diri supaya bisa mencapai target medali berikutnya yaitu medali emas yang dinanti-nantikan. Saya yakin ketika mereka mengikuti ajang kompetisi berikutnya pasti akan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Karena telah melewati masa-masa yang penuh dengan makna pembelajaran di dalamnya.
               Sehingga bagi kita, apabila pada suatu ketika mengalami hal yang tidak diharapkan berupa merasa belum berhasilnya dalam suatu ajang kehidupan. Maka tempatkan diri kita dengan kondisi yang sebaik-baiknya sehingga kita mampu terlebih dahulu membekaskan medali belum keberhasilan itu dalam hati yang paling dalam. Agar kita menjadi jiwa yang lebih tegar, semangat, dan penuh motivasi dalam menjalankan berbagai hal dalam proses kehidupan ini. Yang akhirnya akan bermuara pada lebih siapnya diri kita untuk menerima medali emas pada ajang-ajang kehidupan yang lebih bergengsi berikutnya.
               Jadi marilah kita mulai belajar megambil makna kehidupan yang sebenarnya, pada setiap peristiwa yang kita lalui dalam hidup ini. Karena saya sangat yakin bahwa ALLAH telah mendesain setiap peristiwa yang kita alami pasti ada suatu unsur bermakna yang terkandung di dalamnya. Dan yang perlu diingat lagi bahwa ALLAH itu akan memberikan hal-hal apa yang kita butuhkan dalam menunjang hidup ini, bukan memberikan setiap hal yang selalu kita inginkan dalam hidup ini. Percayalah pada Keadilan ALLAH yang tidak bisa kita sanksikan lagi.
               Sepertinya cukuppppp, kalau  banyak salah tentunya minta maaf yaa. Karena lagi mulai belajar. Semoga bermanfaat.

Teriama Kasih,
Saudaramu, 7 Juni 2012




        Aang Fauzan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites