Siapa dan dimana saja orang yang kita jumpai kalau ditanya
tentang masa TK nya hampir pasti mereka akan terbawa alur dan secara spontan
akan menceritakan masa-masa TK nya secara lincah dan detail. Tentu orang yang
kita tanya tersebut pernah bersekolah TK yaaa. Mau berapapun umurnya orang yang
kita tanya tersebut hampir pasti mereka tetap antusias bercerita masa TK nya. Dan
diakhir cerita biasanya akan ditutup dengan senyuman iklas dibarengi dengan
ucapan seperti: “ooooo, ia ya perasaan baru kemaren saya lulus TK tapi sekarang
ternyata uda tua, hhhhe2 ngak terasa yaaaa”. Hal semacam itu sudah lazim kita
jumpai dikeseharian kita bahkan diri kita pun kalau ditanya seperti itu,
jawaban yang akan kita lontarkan kurang-lebih yaa seperti itu.
Hal yang
ingin coba saya angkat di sini adalah mengenai “waktu” bagaimana waktu tidak
bisa diajak kompromi. Apapun kondisinya ia tetap menerjang dengan kecepatan
yang konstan hingga sekarang. Seper sekian detik pun waktu tidak memberikan
kesempatan untuk dirinya sendiri beristirahat sejenak setelah berabad-abad
melaksanakan tugas rutinitasnya, ia berjalan tajam lurus kedepan dengan
meninggalkan segala hal yang telah dilewatinya, dan ia pun menerjang apa saja
agar selalu bisa beroprasi. Prinsip yang telah mendarah daging dengan waktu
bahwa ia tidak sedikitpun rela untuk kembali ke masa-masa sebelumnya yang telah
dilewati.
Dari hal
itu kita dapat lebih merasakan akan sangat berharganya waktu yang kita miliki
ini, kita tidak tahu masih berapa lama lagi waktu yang kita punyai di dunia
ini. Tetapi kita bisa menghitung kurang-lebih sudah berapa lama jatah waktu
yang telah kita nikmati. Setiap waktu itu berjalan berarti jatah umur kita di
dunia semakin berkurang. Kita seakan-akan dibikin tidak sadarkan diri dengan
terjangan waktu yang begitu deras karena banyak hal, seperti:banyaknya
rutinitas keduniaan setiap harinya, dsb. Tetapi ketika kita merenung dan
mengingat seberapa lama waktu yang telah kita lewati baru di situ tersadar
bahwa ternyata tak terasa waktu yang kita lewati sudah lama walaupun terasa
baru kemaren.
Merencanakan
hal-hal apa yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu yang kita miliki itu
adalah hak kita sepenuhnya. Tetapi yang menentukan di akhir atas pencapaian
rencana tersebut hanya Sang Ilahi Yang Maha Adil. Alangkah baiknya mulai dari
sekarang kita telah mempunyai rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek
dalam sisa umur kita ini. Dengan adanya rencana itu secara tidak langsung
sangat memberikan energi positif yang sangat ekstra karena kita akan terpacu
untuk mencapai target yang telah kita rencanakan. Coba bayangkan kalau seorang
pelari tidak tau sasaran atau garis finishnya, apa yang akan terjadi?? Hampir pasti
dia akan kebingungan dan tidak bisa memaksimalkan kemampuan berlarinya karena
akan banyak hal-hal yang mengganggu pikirannya. Ceritanya akan berbeda dengan
pelari yang mulai start telah tahu dimana garis finishnya, berapa jauh garis
finish dari garis start, dan tentunya telah mempersiapkan tentang target dalam
ajang lari tersebut. Pasti pelari itu akan berlomba di arena balap dengan lebih
percaya diri dan yakin akan bisa sampai garis finish dengan hasil yang
maksimal. Jadi seperti itulah hidup ini saudara-saudara, apabila kita sudah
punya target pencapaian dan merencanakan banyak hal, maka hal itu salah satu faktor
yang menjadikan diri ini lebih percaya diri dalam menikmati waktu yang tersisa
dalam hidup.
Cobalah
kita menyempatkan diri untuk membuat target-target pencapaian apa yang ingin
kita raih dalam hidup ini. Yang perlu diingat bahwa standardisasi mimpi setiap
orang itu berbeda jadi galilah sumber itu dari diri kita sendiri secara
maksimal. Ambil beberapa lembar kertas serta tuliskan impian-impian kita dengan
jelas, pasti, dan berani di atas kertas tersebut. Sembari menulis impian itu
kita bayangkan hal-hal indah apa yang akan kita rasakan andai kata suatu saat
nanti kita berhasil mencapai impian itu. Bayangkan seberapa banyak orang-orang
terdekat kita akan semakin bangga dengan diri kita karena keberhasilan kita
dalam mewujudkan impian itu. Dan bayangkan juga seberapa lebih besarnya
kesempatan kita untuk semakin bermakna lagi dalam membantu memajukan
kebahagiaan orang-orang di sekitar kita apabila impian-impian itu tercapai. Yang
pasti banyak nikmat keindahan yang bisa kita dapatkan dengan terwujudnya impian
kita tadi. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak kita punya impian
itu berarti semakin besar pula kesempatan kita untuk berhasil meraihnya. Yang berarti
semakin besar juga kesempatan kita untuk membahagiakan dan memberikan manfaat
untuk orang lain.
Penyesalan
yang berlebihan terhadap hal yang sudah terlewatkan itu sama dengan menambah
penyesalan di waktu yang akan datang karena bagaimanapun juga hal yang sudah
lewat tidak akan bisa diputar kembali. Sebab hidup ini tidak seperti film yang
kita tonton di DVD player dimana misal kita ingin melihat adegan perang tinggal
dibalikkan ke awal atau kalau mau melihat adegan lucu tinggal kita cepatkan ke
depan. Sekali lagi hidup ini tidak seperti itu.
Jalani hari-hari
kita dengan penuh optimis dan yakin akan keberhasilan kita dalam mencapai
target-target yang telah kita siapkan secara detail. Tetapi ingat, segala hal
ada yang mengatur yaitu ALLAH S.W.T Yang
Maha Adil dan Bijaksana. Kita boleh berencana tetapi yang memutuskan atas
rencana itu tetap ALLAH S.W.T.
Sekian coretan
mengenai hal ini. Maaf bila banyak salahnya karena memang lagi mulai belajar. Semoga
bermanfaat. Daaaaannnnn selamat ‘bermimpi’…
Terima Kasih
Saudaramu, 7 Juni 2012
Aang Fauzan
0 komentar:
Posting Komentar