Cerita luar biasa ini saya dapatkan dari catatan seseorang yang mungkin pengalaman pribadi dari beliau.
"Jangan Menangis Dik, Semoga Besok Hujan Lagi"
Aku sedang asyik fb-an di hp ku, di dalam angkot 17 yang
akan membawaku ke Binamarga. Senyam-senyum sendiri saat ada beberapa temanku
yang mengomentari statusku. Namun belum ada setengah perjalanan tiba-tiba saja
hujan turun. Aku menggerutu dalam hati. Selalu saja begini, disaat aku
berpergian selalu saja di guyur hujan. Dan yang lebih herannya lagi, selalu
disaat aku pergi, kenapa selalu disaat aku pergi. Aku tak bisa terima.
Diam-diam aku protes pada Allah kenapa Dia menurunkan hujan disaat aku sedang
tidak membutuhkannya. Boleh hujan, tapi jangan sekarang. Nanti, kalau aku sudah
pulang, jangan sekarang. Aku masih tidak habis fikir, kemarin-kemarin saat aku
hanya dirumah, tidak pernah hujan. Tapi sekarang, begitu aku keluar rumah,
langsung hujan mengguyur. Aku malas sekali kalau harus berlari-lari kehujanan,
dan sudah tentu bajuku akan basah semua, bukan hanya baju, tapi juga kaus
kakiku, akan basah sebasah-basahnya, karena aku tidak membawa payung, bukan
tidak bawa, tapi tidak punya tepatnya. Ah, kalau diingat-ingat, apa sih aku
yang punya, jangankan payung, emas pun aku tiada.
Hujan makin deras, dan aku makin gencar memanjatkan doa. “Ya
Allah, jangan hujan dulu Ya Allah, hamba nggak mau kebasahan. Ini baju baru Ya
Allah dan besok mau di pake lagi”.
“Tolonglah Ya Allah, tolong. Apa sih susahnya bagiMu untuk
menghentikan hujanMu sebentaaaaaaar saja”.
“kenapa sih?, susah banget?”.
Aku terus berdoa dalam hati, menggerutu tepatnya. Dan ajaib,
lima menit sebelum sampai di pangkalan angkot, hujan berhenti. Aku bersorak
dalam hati. Bahkan aku lupa untuk berterimakasih.
Aku melompat dari angkot tua itu dengan senang hati, hujan
berhenti dan aku bisa melenggang sesuka hati. Namun di pojok jalan, di bawah
pohon, kulihat seorang bocah kecil yang ku taksir umurnya kira-kira 6 tahun
sedang terduduk menangis memegangi payungnya yang tertutup. Dan tak lama
kemudian, datang seorang anak laki-laki yang agak besar mendatanginya, juga
dengan sebuah payung yang tertutup.
“udah jangan nangis”. Ucapnya sambil menghapus air mata si
kecil.
Sambil sesenggukan bocah itu menjawab, “nggak jadi hujan,
nggak bisa *ngojek*payung. Padahal kalau dapat uang, mau untuk beliin ibu sabun
mandi. Udah lama nggak hujan, ibu mandinya pake sabun cuci”.
Aku tersentak mendengarnya. Terasa tamparan mendarat
bertubi-tubi di pipi. Betapa aku begitu egoisnya. Hanya memikirkan kepentingan
sendiri saja. Aku malu pada bocah kecil ini, malu pada Allah, dan malu pada
diriku sendiri. Aku menyesal sekali, dan tanpa terasa air mataku mengalir. Hari
ini aku mendapat pelajaran yang mahal sekali, yang tak ku dapat di kelasku
sebagai seorang mahasiswi. Dan mulai saat ini aku berjanji untuk tidak hanya
memikirkan kepentingan pribadi. Dengan pandangan sayu, kutatap bocah kecil ini,
“jangan menangis dik, semoga besok hujan lagi”
*ngojek =menyewakan payung
By : Purnamadimahameru (fb: Mahameru Kala Purnama)
0 komentar:
Posting Komentar