Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Rabu, 06 Juni 2012

Menilang Pak Polisi


Sebelumnya saya ingin meluruskan judul coretan ini bahwa kata “menilang” tersebut bukan berarti saya di jalan raya terus menghentikan laju kendaraan Pak Polisi untuk menanyakan SIM, STNK, ataupun surat kelengkapan berkendara lainnya.  Tetapi maksud kata tersebut akan saya coba ilustrasikan dengan pengalaman pribadi saya yang menurut saya lumayan lucu dan setidaknya ada virus ngakak inside di dalamnya.
               Kurang-lebih ceritanya seperti ini ketika lebaran beberapa hari saya dan sekeluarga akan bertolak menuju Semarang ke rumah Aoh (panggilan khas salah satu adik ibu) kalau tidak salah pada waktu itu ada acara nikahan. Pada waktu mempersiapkan barang apa yang harus dibawa, tiba-tiba bapak menyuruh saya untuk membelikan chasan HP karena chasan yang di rumah sudah cukup error. Saya pun berangkat dengan segera menuju konter yang menyediakan barang yang saya cari. Saya pergi nylonong begitu saja dengan sepeda motor. Setelah saya berhasil membeli chasan yang dibutuhkan bapak kemudia saya langsung pulang ke rumah. Jalan yang saya pilih dari konter itu menuju rumah adalah jalan yang melewati Kantor Polisi karena memang sedikit lebih praktis dan saya yakin tidak ada tilang karena masih suasana Lebaran. Saya dengan sangat santai berkendara seperti biasanya, tetapi ternyata ada hal yang special di sini bahwa saya “dikawal” alias dikejar Pak Polisi karena memang secara fulgar saya terlihat tidak memakai helm. Dan hal yang tak diduga-duga Pak Polisi itu memberhentikan saya dengan cara mendahului saya serta berusaha menepi ke pinggir jalan tepat di depan rumah yang notabenya rumah saya tidak jauh dari Kantor Polisi tempat start Pak Polisi tadi.
Setelah Pak Polisi itu berhasil memberhentikan laju kendaraan saya, begitu kagetnya saya karena saya sudah merasa apes harus ketilang padahal tidak membawa perlengkapan berkendara secara komplit. Kalau memang ditilang berarti kena biaya tilang yang lumayan juga. Anehnya lagi pada waktu itu ibu saya sedang di depan rumah secara spontan ibu sedikit berteriak menegaskan bahwa itu adalah anak saya. Setelah mendengar itu, Pak Polisi dengan hati yang menurut saya sedikit malu harus berbalik arah menuju posnya lagi dengan meninggalkan sedikit senyuman. Pada waktu itu juga kakak saya juga sedang di depan rumah tetapi dia seperti tidak tau saja palahan dia terlihat senyum geli dicampur sedikit daya ejek yang terlihat dari mukanya. Dan setelah Pak Polisi itu berbalik arah kakak saya pun terlihat lebih puas dalam menertawakan saya. Tetapi saya masih penasaran kok bisa berbalik arah Pak Polisi tadi setelah mendengar ucapan ibu. Kemudian saya dengan segera menanyakan hal ini dan ternyata ibu sudah lumayan paham dengan Pak Polisi tadi dan mungkin Pak Polisi tadi juga sudah paham dengan ibu. Karena Pak Polisi tadi sering bertugas di pasar tempat ibu berjualan jadi ibu tak jarang melihat Pak Polisi tadi ketika beroprasi di pasar. OOOOO jadi begitu to buk, untung banget ngak jadi ketilang beneran kalau bener-bener jadi ketilang mungkin uang yang saya kantongi di lebaran ini bisa ludes untuk membayar uang tilang, hhhhe2.
Kemudian efek dari kejadian ini sempet menjadi tranding topik bagi saudara-saudara yang tahu untuk mengejek saya. Kebetulan memang saat itu lagi moment lebaran jadi banyak saudara yang lagi ngumpul dan alhasil jadi banyak yang tau dehhh. Tetapi tidak masalah setidaknya saya telah berhasil dengan tidak sengaja membuat kisah yang mungkin sulit dilupakan oleh saya.
Yaaaa begitulah sepenggal kisah yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu tepatnya ketika saya masih SMA.

Terima Kasih
Saudaramu, 6 Juni 2012



        Aang Fauzan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites