Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Selasa, 05 Juni 2012

Kaum Tua dan Kaum Belum Tua


Di dalam sebuah struktur keorganisasian pasti akan terdiri dari kaum tua dan kaum muda atau kaum belum tua. Di dalam kelaziman masyarakat kita sangat sering kita jumpai kondisi bagaimana dua kaum penting itu begitu sulit untuk diselaraskan dalam irama yang sama. Memang ini menjadi salah satu ciri khas masyarakat kita yang telah mentradisi. Tetapi cobalah kita sadari bahwa kedua kaum ini sebenarnya adalah pihak yang saling membutuhkan satu sama lain. Bahkan kedua kaum inilah yang bisa saling mengisi celah kekosongan dari masing-masing pihak sehingga didapatkan kekuatan positif yang lebih siap dalam menghadapi zaman. Sedikit kembali ke masa perjuangan bangsa Indonesia bagaimana timbulnya hal saling menguntungkan antara kaum tua dan kaum muda. Di saat itu kaum muda sangat berapi-api untuk segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan republic ini. Tetapi apa artinya gejolak yang berapi-api itu andaikata kaum tua tidak mensetujui??? Mungkin bangsa ini masih terombang-ambing hingga sekarang ini. Dari cerita itu, kita seharusnya semakin sadar bahwa kaum tua dan kaum muda adalah dua kaum yang saling membutuhkan.
               Sedikit cerita saja tentang kondisi yang menurut saya tidak jarang kita jumpai di belantika kehidupan masyarakat kita. Disini saya tidak membenarkan kaum mana yang paling benar ataupun sebaliknya karena ini hanya sebuah hal yang menurut saya perlu mendapatkan perhatian. Bagaimana cukup mudah kita jumpai dalam keorganisasian masyarakat bahwa kaum tua membiasakan dan memaklumkan untuk memposisikan dirinya seolah-olah menjadi pemilik tunggal dalam organisasi tersebut. Dan seolah-olah segala hal yang menyangkut kepentingan organisasi khususnya tahta kepemimpinan harus dipegang oleh kaum tua. Dengan cukup banyak sekali benteng alasan yang dijadikan kartu as oleh kaum tua, seperti : kaum tua yang sering mengandalkan anggapan bahwa mereka lebih berpengalaman daripada kaum muda, adanya anggapan bahwa kaum muda masih dalam kondisi labil dan sulit dikendalikan, dsb. Saya cukup yakin bahwa hal ini adalah salah satu kondisi yang sangat menstimulan kaum muda untuk bermalas-malasan dalam mengkreasikan dan mengembangkan kreatifitas serta trobosan-trobosan baru  yang dapat menggebrak perubahan ke arah yang lebih baik. Tentunya secara tidak langsung hal ini akan membentuk karakter dan mendorong kaum muda menjadi generasi yang selalu bergantung dengan kebijakan-kebijakan yang diputuskan kaum tua (hanya menunggu produk tetapi tidak menghasilkan produk kebijakan). Ujung-ujunganya generasi muda bangsa ini merasakan perasaan bahwa mereka (generasi muda) harus sabar menjadi tua dulu agar suara mereka bisa diterima dan bisa menjabat di sebuah keorganisasian yang ada di masyarakat kita ini.  
               Seruan saya kepada kaum muda supaya Anda menyiapkan diri dalam menghadapi terjangan zaman yang semakin deras di kehidupan ini. Anda sekarang masih muda dan masa sekarang inilah masa keemesan seseorang dalam mencapai segala hal yang patut diperjuangkan melalui jalan kebenaran. Anda masih muda maka berpikirlah dengan jiwa seorang pemuda yang penuh semangat yang membara. Saya tidak bisa membayangkan Anda yang masih muda seperti sekarang ini memiliki pemikiran yang tua, kalau memang ia bagaimana ketika tua nanti, jalan pemikiran apa ketika tua nanti??. Memang kita pasti akan memasuki masa-masa tua tetapi jiwa muda yang penuh semangat tetap harus bisa dimunculkan sewaktu-waktu kalau memang itu dibutuhkan.
So,, mari kita sebagai kaum muda selalu merangkul dan bahu-membahu dengan kaum yang telah melewati masa mudanya (kaum tua) supaya republic kita tercinta ini bisa meraih prestasi yang selalu dinanti-nantikan kehadirannya oleh bangsa Indonesia. Kaum tua harus memberikan ruang gerak kepada kaum muda dalam pembentukan karakter bangsa yang lebih baik. Kaum muda pun juga harus selalu mendengarkan wejangan dan mau belajar banyak hal dari kaum tua yang lebih dahulu terjun dalam lapangan keorganisasian.

Terima kasih

Saudaramu, 5 Juni 2012


         Aang Fauzan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites