Sekolah Dasar
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Sekolah Menengah Pertama
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Sekolah Menengah Atas
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
UNTUK INDONESIA TERCINTA
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Jumat, 15 Juni 2012
Terimakasih Pak Menteri
Kamis, 14 Juni 2012
Terimakasih Kisah
Cerita luar biasa ini saya dapatkan dari catatan seseorang yang mungkin pengalaman pribadi dari beliau.Mengutip Catatan Seseorang
Aku yang berjalan tanpa alas kaki, Pasrah pada jalanan yang
penuh kerikil dan kotor, Tak ingat masa lalu,tak kenal masa depan...Rabu, 13 Juni 2012
Puisi Pak Habibie Untuk Ibu Ainun
Puisi Jenderal Douglas Mac Arthur
"DOA UNTUK PUTERAKU"
Kamis, 07 Juni 2012
Medali Kekalahan
Rabu, 06 Juni 2012
BELAJAR, Ada yang Lucu??
Secara tidak sadar kultur sebagian masyarakat kita sudah
lumayan hiper tertawa yang kurang bermanfaat bahkan merugikan orang lain.
Mereka mengakrabkan diri tertawa tetapi menggunakan daya tawanya untuk
menyindir orang lain yang sedang mencoba meningkatkan kemampuannya. Hal ini
cukup mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang paling
sepele saja seperti ketika kelas sedang kosong karena Guru tidak masuk dan ada
salah satu murid di kelas itu mengisi kekosongan waktu tersebut dengan membaca
buku pelajaran. Saya hampir memastikan anak tersebut akan luntur kePDannya
ketika segerombolan atau bahkan seseorang temenya menertawakan dengan
memasukkan daya sindir di dalamnya. Sembari berkata “ waduhhhh rajin amat niiii
yeeee” walaupun perkataan sesimpel itu tapi dampak bagi anak yang sedang
membaca tadi sangat besar karena dia akan merasa menjadi kaum minoritas di
kelas. Dan akhirnya dengan sadar dia pun melepaskan pandangan matanya dari buku
dan ikut nimbrung dengan kaum mayoritas yang asik becanda.Baru Lulus TK
Siapa dan dimana saja orang yang kita jumpai kalau ditanya
tentang masa TK nya hampir pasti mereka akan terbawa alur dan secara spontan
akan menceritakan masa-masa TK nya secara lincah dan detail. Tentu orang yang
kita tanya tersebut pernah bersekolah TK yaaa. Mau berapapun umurnya orang yang
kita tanya tersebut hampir pasti mereka tetap antusias bercerita masa TK nya. Dan
diakhir cerita biasanya akan ditutup dengan senyuman iklas dibarengi dengan
ucapan seperti: “ooooo, ia ya perasaan baru kemaren saya lulus TK tapi sekarang
ternyata uda tua, hhhhe2 ngak terasa yaaaa”. Hal semacam itu sudah lazim kita
jumpai dikeseharian kita bahkan diri kita pun kalau ditanya seperti itu,
jawaban yang akan kita lontarkan kurang-lebih yaa seperti itu.Al-Ikhlas Tetap Favorit
Dari beberapa tempat yang pernah saya datangi berdasarkan
analisis pribadi, didapatkan hasil ternyata ketika membentuk barisan sholat
berjamaah kecil khususnya dengan temen-temen yang sepantaran sesudah bacaan
Al-Fatekhah dalam sholat selesai biasanya dilanjutkan dengan surat pendek “favorit”
yang sering kita sebut Kulhu atau Surat
Al-Ikhlas. Di sini hal yang pengen sedikit saya sorot adalah apa sebenarnya
penyebab kok sebegitu favoritnya Kulhu yang disertakan dalam sholat
sehari-hari?? Saya melakukan hal ini dengan dasar tidak menyalahkan hal itu
karena bagaimana pun juga Surat Al-Ikhlas adalah surat yang mulia. Saya pun juga
akrab dan sering menyertakan surat ini dalam sholat saya sehari-hari.Mengalir Melawan Arus
Pajak dan Slogan Pajak
Berikut ini beberapa slogan pajak
“baru” yang tidak jarang kita temukan di berbagai media yang merupakan plesetan
dari slogan yang sebenarnya: “apa kata akhirat?”,Hari gini masih bayar pajak...
"Apa Kata Dunia." , dll. Menurut saya masih sangat mungkin
masyarakat Indonesia dengan lebih kreatif mencoba merubah slogan-slogan pajak
Indonesia. Mungkin dengan melakukan hal ituu, mereka sedikit bias mencurahkan
rasa yang sebenarnya ada dalam hati dan pikiran mereka. Direktorat Jenderal
Pajak harus menanggapi hal ini dengan rasa yang legowo karena bagaimanapun juga
Direktorat Jenderal Pajak tidak bisa lepas dari sorotan rakyat.Menilang Pak Polisi
Pernak-Pernik Bulan Ramadhan
Setiap kali akan datangnya bulan
suci yang benuh berkah yang pastinya sangat ditunggu-tunggu oleh kaum muslim di
seantero bumi ini. Semakin dekat dengan datangnya bulan suci ini maka semakin
bergejolak juga jiwa ini mengekspresikan kesenangan yang sangat senang dalam
hidup kaum muslim. Rasa senang di sini tidak mungkin sanggup diekspresikan
melalui tulisan dalam bentuk apapun karena segala rasa yang mendukung untuk
senang hadir di situasi tersebut. Jiwa ini pun semakin bergetar ketika mencoba
memahami rasa senang bercampur haru syukur yang sangat tidak bisa dilukiskaan
dengan kata-kata tersebut. Tentunya dengan akan segeranya kami menginjakkan
kaki di bulan Ramadhan banyak rencana dan harapan yang akan kami lakukan dibulan
itu sebagai pengisi serta pelengkap kebahagiaan kami.
Ketika waktu buka mau tiba atau
sekitar jam 4 sore saya biasanya mengisi waktu dengan mengaji di Masjid Shoffi
Kauman bersama temen-temen. Biasanya
dalam ngaji tersebut kami diajarkan hafalan doa-doa seperti: doa buka puasa,
doa masuk masjid; dsb. Dengan semangat kami berteriak-teriak untuk melantunkan
hafalan kami yang dipandu oleh Guru ngaji kami. Dan tak jarang sehabis pulang
ngaji di sore hari itu bapak atau ibu memberi tahu saya bahwa kalau tadi waktu
ngaji suara saya terdengar sampai rumah. Karena memang pada waktu itu kami
ngaji dengan pengeras suara dan rumah saya pun dekat dengan masjid tempat ngaji
kami. Biasanya saya berbuka di rumah bareng bapak dan ibu maupun terkadang
sendiri. Dan hal yang hampir pasti ada ketika berbuka adalah kolak buatan bapak
yang biasanya sangat manis dan cukup enak apalagi di awal-awal puasa. Tak lama
setelah berbuka saya biasanya langsung bergegas ke pelataran masjid untuk
bermain apa saja dengan temen-temen dan tak jarang kami sambil membeli jajanan
di sekeliling masjid, seperti: ojek (kaya cilok), es campur/buah/teh, dsb. Kumandang
adzan isya menyerukan kami untuk naik ke masjid, ketika masa SD biasanya kami
memilih barisan yang paling belakang karena kalau sholat isya sudah selesai
biasanya ada jeda sebelum mulai sholat tarawih. Dan dijeda waktu itu kami
biasanya ngobrol ala anak SD sewajarnya. Ketika sholat tarawih di mulai kami
pun sudah biasa untuk memposisikan diri tetap di belakang karena biasanya kami
belum kuat untuk mengikuti full 23 rekaat shalat tarawih+witir di masjid.
Sehingga setelah beberapa rakaat sebagian dari kami kompak untuk berhenti serta
tak jarang kita ngobrol disitu. Hal ini tentunya membuat orang-orang sepuh
(tua) merasa terganggu dan pastinya kami
pernah kena semprotan berupa teguran lembut dari mereka. Menjelang shalat witir
tiba biasanya kami sudah antri untuk memegang pentungan(alat pemukul bedhug)
demi memenuhi kepuasan untuk tidur(memukul bedhug dengan irama khas kita) sehabis
sholat tarawih. Tidur sehabis sholat tarawih biasanya tidak lama karena ada
tadarusan di masjid. Disebabkan pada waktu SD itu kami belum lancar membaca
huruf arab sehingga saya dan temen-temen tidak ikut tadarusan.Selasa, 05 Juni 2012
Terpinggirkan atau Meminggirkan
Di zaman modern yang serba mengedepankan kepraktisan seperti
zaman sekarang ini, tidak sedikit individu-individu yang belum siap bertahan
menghadapi terjangan zaman yang “ekstrim”. Seolah-olah hal ini akan berdampak
pada kepopulerannya lagi hukum rimba yang beranggapan bahwa siapa yang kuat
maka akan bertahan hidup kurang lebih seperti itu. Tidak sedikit masyarakat
kita yang dulunya begitu eksis sebelum memasuki era sekarang ini. Tetapi ketika
memasuki era sekarang ini, berbalik 180 derajat karena seakan-akan mereka
ditelan oleh keadaan zaman. Dan saya tidak tahu persis ketidak hadirin mereka
lagi dalam dunia keeksisan masyarakat itu disebabkan karena terpinggirkan
dengan kurang begitu terhormat dan harus di terima paksarela oleh mereka
ataukah disebabkan memang meminggirkan diri karena kesadaran sendiri bahwa
mereka menyadari tidak lagi mampu bertahan dalam kondisi eksis seperti dulu di
dalam kelompok itu.
















