Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Rabu, 25 November 2015

Tips Bagi Waktu


25 November 2015
Ketika sudah berminggu-minggu terlewatkan dari pertama kali aku pengen membuat jadwal pembagian waktuku sehari-hari, akhirnya hari ini aku mendapatkan tips yang menurutku klop. Tips ini aku dapet saat ngaji di masjid kantorku, jujur nama pak ustadz nya aku belum tahu (padahal sudah beberapa kali mendengar ceramah beliau,hehe). Dari penceramah-penceramah luarbiasa yang sering diundang ke masjid kantor, ustadz ini adalah penceramah yang paling aku tunggu. Karena tadi, apa yang disampaikan beliau kurasa klop dengan jalan pikiranku.
Kurasa moment ini tepat banget, dimana beliau memberikan tips membagi waktu sehari-hari disaat aku punya rencana untuk membuat jadwal pembagian waktu sehari-hari ku. Beliau memberikan tips ini begitu sederhana, kurang lebih seperti ini “sehari kan ada 24 jam, bagilah waktu 24 jam dalam sehari itu 1/3 untuk ibadah kepada ALLAH, 1/3 untuk kepentingan pribadi, dan 1/3 lagi untuk mencari makan”. Sederhana kan…?
Kemudian aku mencoba memperdalam lagi tips dari beliau ini yang aku sambungkan dengan penalaranku,
1.  1/3 untuk Ibadah Kepada ALLAH
Yang masuk ke dalam 1/3 bagian di sini pokoknya hal-hal yang berhubungan antara kita sebagai manusia dengan ALLAH SWT sebagai pemilik alam semesta ini. Seperti : sholat, ngaji, dzikir, tilawah Al-Qur’an, bersholawat, dst.
Fakta sekarang, dibagian 1/3 ini belum semua manusia (termasuk diriku sendiri) menyadari bahwa ini adalah fase yang paling penting dalam pembagian waktu. Hal yang seharusnya paling diprioritaskan dalam waktu 24 jam kita dalam sehari. Sebagai bukti tak sedikit diantara kita menganggap dengan sholat wajib 5 waktu saja sudah cukup ibadah kita, sudah marem, sudah merasa memenuhi kewajiban ibadah, sudah puasss. Padahal kalo dihitung-hitung sehari 5 waktu sholat wajib, tidak lebih dari 1 jam. Hitungan kasarnya, 1 kali sholat wajib taruklah 10 menit (10 menit X 5 waktu= 50 menit). Jadi kalo hanya sholat wajib tok yang 5 waktu itu, hanya sekitar 50 menit sehari padahal kita sehari diberi jatah waktu 24 jam, baru seperberapanya itu. Pantaskah meminta surga…? Malu sama ALLAH ngak ya kira-kira…?
Contoh itung-itungan itu untuk yang mau sholat 5 waktu dalam sehari ya. Terus bagaimana yang belum sholat…? Bisalah dibayangkan sendiri. Jangan-jangan belum sholat pun juga minta surga.hehe
Kalau harus jujur ini juga sebagai pukulan telak bagiku sendiri, karena sehari belum memposisikan 1/3 bagiannya untuk ibadah. Bahkan setelah mengetahui hal ini pun aku masih bertanya pada diri sendiri “mampu ngak yaa sehari 1/3 bagian ini aku lakukan” kan aku kerja, belum perjalanan yang harus macet, belum…, belum…, belum…, ahhhh sudahlahhh manusiawi banget. Bismillah setidaknya mendekati 1/3, setidaknya aku melaksanakan bagian ini memberikan porsi yang lebih banyak dari sebelumnya, setidaknya aku sadar tidak hanya sholat wajib 5 waktu tok ibadahnya, sukur-sukur palah bisa lebih dari 1/3 bagian, aamiin. InsyaALLAH secepatnya akan ku coba, semoga temen-temen semua juga bisa mencoba yaa.
Kalau direnungkan lagi tugas utama kita ada di dunia ini ya untuk ibadah lhooo, ibadah sebagai bekal amal kita untuk di akhirat nanti. Tapi kok yaaa tetep keteter, astagfirullah… maafkan hambaMu ini ya ALLAH… Kegiatan-kegiatan yang bersifat duniawi itu, ya hanya sebatas kegiatan pendukung saja. Kalau diibaratkan sebuah pertandingan sepakbola, pertandingan sepakbolanya itu adalah intinya atau acara utamanya, ibarat ini adalah ibadah itu sendiri ketika kita ada di dunia. Sedangkan seperti penjualan tiket, perawatan lapangan, memastikan stadion aman adalah hal-hal pendukung supaya pertandingan sepakbola sebagai acara utamanya bisa terlaksana dengan baik. Itu layaknya seperti kita harus berkerja, harus refreshing, harus pegang HP supaya kegiatan utama kita yaitu ibadah bisa terlaksana dengan baik. Bukan palah kita lupa tugas utamanya apa atau palah lebih mementingkan hal-hal pendukung ketimbang hal utamanya. Sebagai refreksi diri saja, kalau merasa seperti itu harus waspada, segera sadari, dan cepet-cepet berubah.
Mungkin di 1/3 pertama ini temen-temen bisa merenungkan lagi, bisa dinalar lagi, bisa diotak-atik lagi untuk menyiasati waktu temen-temen. Benang merahnya saat tausiah kemaren ditekankan bahwa kita harus memporsikan 1/3 waktu kita dalam sehari untuk beribadah kepada ALLAH SWT, bahkan itu MINIMAL lhoo. Selamat mencoba…!
2.  1/3 untuk Kepentingan Pribadi
Kita sebagai mahluk hidup pasti harus memperhatikan kondisi jasmani dan rohani, di bagian 1/3 ini menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi manusia itu sendiri. Seperti: tidur, refreshing/piknik, nonton TV, utak atik HP, dst.
Fakta hari ini, kebanyakan dari kita (termasuk aku sendiri) paling banyak menghabiskan waktu dalam sehari di bagian ini. Tidak lagi 1/3 waktu dalam sehari dihabiskan untuk bagian ini, tapi sudah lebihhhh. Kalau dibagian ini tidak dianjurkan untuk menggenjot atau menambah porsinya, justru harus dievaluasi kalau memang sudah melebihi 1/3 bagian jatah waktu sehari kita ya mau ngak mau harus di rem. HARUSSS...!
Betapa menyenangkan sekali, ketika kita pulang kerja berasa cuaaapeeeek terus bermesraan dengan smartphone sambil klekaran (tiduran). Cek facebook, instagram, twitter, path, whatapps, line, BBM, wechat, dll. Fiiiiuuuhhhhh, berjam-jam mantengin HP pasti betah cuuuuyyy, tiba-tiba lihat jam “lhooo kok sudah jam...”.  Atau jangan-jangan 1/3 jatah waktu kita sehari hanya untuk pegang HP..? Mungkin guyonannya, “lha kan sekarang di HP sudah bisa mbukak Al-Qur’an”. Kalau memang bener membuka Al-Qur’an, alhamdulilah.
Setelah tadi malem mainan HP sampe larut malem, besoknya ngantuk beraaaaat deh. Enaknya ngapain hayooo? Paling enak ya tidurrrrr. Ini nii salah satu contoh pola hidup yang tak terasa mengakibatkan jatah waktu kita sehari bisa amboradol gak jelas. Soalnya memang enak si dan njalaninya lebih santai, tidak berat. Tapi kalau gak terasa menjadi kebiasaan gimana hayoo..? kan sayang yaa nikmat waktu yang sudah dianugerahkan oleh ALLAH SWT untuk kita. Itu si menurutku pribadi ya, jadi kalau ada yang kurang sependapat sah-sah saja.
Tiba-tiba inget contoh dari Kanjeng Nabi yang mencontohkan menyegerakan tidur malem supaya nanti di 2/3 malem bisa bangun dan bisa menjalankan qiamul lail. Saya rasa ini adalah contoh yang sangat baik. Kanjeng Nabi tidak tidur melampaui batas yang dibutuhkan tubuh, namun tidak juga menahan diri untuk beristirahat sesuai kebutuhan. Jadi intinya tidur sesuai takaran saja.
Inget lagunya bang Rhoma “Begadang”,
Begadang jangan begadang
kalau tiada artinya
begadang boleh saja
kalau ada perlunya
3. 1/3 yang Terakhir untuk mencari makan
Mencari makan disini adalah bekerja mencari nafkah yang nantinya buat makan, sandang, dan papan baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Tidak bisa mengelak bahwa ada ungkapan “bekerja itu ibadah”, aku sangat setuju dengan ungkapan tersebut. Tetapi ketika pekerjaan itu mengharuskan kita menunda sholat gimana..? atau bahkan meninggalkan sholat, bagaimana kalau itu terjadi setiap hari kerja..?  intinya boleh kita bekerja, berjualan, atau kesibukan lain dalam mencari duit halal justru itu bisa dibilang harus, tetapi yang harus diingat adalah hal ini jangan sampe menggagu ibadah kita yang merupakan tugas utama.
Lhaaa sekarang kalau jam kerja di kantor aja sudah lebih dari 1/3 jatah waktu sehari (8 jam), bagaimana?. Ini terjadi juga dong dengan diriku sendiri, jam kerja kantorku dari jam 07.30-17.00 (itu artinya 9 ½ jam). Lhaa disini kita yang harus cerdik menyiasati, aturlah sesuai dengan kondisi kantor kita bagaimana. Kalau di kantorku alhamdulilah ada jam istirahat, buat shalat dhuha pun juga masi bisa, di waktu-waktu seperti inilah kita bisa mengolah menjadi waktu ibadah. Memang tidak gampang karena aku pun biasanya kalau ada istirahat ya bisa tak habisin buat tidur, pegang hp, atau semacemnya. Itu artinya kembali lagi ke niat kita, kalau kita sudah punya niatan baik insyaALLAH selama ada jam ‘lowong’ di kantor bisa kita manfaatkan buat ibadah. Jujur, aku pun juga sedang belajar tentang hal ini kok.
Kita mungkin pernah tahu ada orang yang dari petang hingga petang HANYA mencari uang, HANYA mengejar kebahagiaan dunia. Seakan sudah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dari terbang kesana kemari tak mengenal lelah. “pokoknya harus SUKSES...”. Tidak salah kita memiliki cita-cita sukses, tapi harus sukses dunia dan akhirat. Gak ada gunanya kalau cuman sukses dunia saja, seakan-akan kalau hanya sukses dunia itu sama aja “tertipu”. Lawong, dunia itu sebagai sarana saja supaya bisa sukses di akhirat kok. Masak mau mati-matian ngejar dunia yang hanya sementara ini, jangan mau ditipu oleh hingar bingar dunia yang melenakan.
Di dunia ini ada 2 keharusan baik buat nasib seseorang, “kalau kaya harus dermawan, kalau miskin harus sabar”. Terus kalau pas-pas an...?? hihihi.. selagi bisa berbagi tetap harus berbagi, itu biar lebih gampang.

Begitulah catatan yang bisa aku share, berawal dari sekelumit wejangan saat ngaji kemaren. Kemudian coba aku renungkan dan jadilah tulisan ini. Mungkin ada yang kurang sependapat, sah-sah saja karena wajar setiap manusia memiliki sudut pandang. Semoga bermanfaat tulisan seadanya ini.
Yang tak kalah penting, ketika kita sudah sadar bahwa waktu yang dianugerahkan ALLAH di dunia ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Yang setuju dengan pembagian waktu sehari-sehari silakan bisa dicoba, misal dengan menulisankan di selembar kertas yang bisa ditempel di kamar. Tulisan yang sekedar sebagai pengingat kita bahwa kita punya jadwal ‘kehidupan’ yang harus dijalankan. Silakan diolah sefleksibel mungkin, senyaman mungkin, sebermanfaat mungkin yang penting disiplin dan istiqomah. InsyaALLAH bisa.

Jakarta, 26-11-2015

     Aang Fauzan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites