Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Jumat, 20 November 2015

Nunggu Panggilan Sang Ilahi

Aku punya temen main seangkatan di daerahku Salaman Magelang Jawa Tengah, panggilannya Huda. Saat masih kecil dulu cukup sering kita (aku dan Huda) dan temen-temen yang lain menghabiskan waktu bersama, baik itu main bola, nonton bola atau sebatas cuplikan bola di TV yang tidak jarang kita harus berbondong-bondong merapat ke salah satu temen yang punya parabola biar jernih tanpa ada semut gelot, main kelereng, mancing, mencari keong, main petasan, bahkan sampai memasak, dan lain-lain. Semua hal ini kami (aku, Huda, dan temen-temen) lakukan dengan begitu meriahnya, penuh kebersamaan walaupun sesekali berantem dikalangan kami juga tidak bisa dihindari lagi tentunya ini berantem yang wajar bagi anak-anak saat itu. Aku inget pernah ‘duel’ sama Huda dibelakang rumahku, kalau tidak salah itu karena persoalan bermain kelereng. Dan saat itu ada bu mak (ibunya ibuku) yang membuat ‘duel’ ku sama Huda tidak berlangsung lama. Tak lama kita pun ya berdamai lagi bermain bareng lagi, sewajarnya anak kecil yang berantem terus berdamai.
Semenjak aku SMA kita sudah cukup jarang bertemu karena aku memilih SMA Kabupaten tetangga yang berjarak 30 km an dari pintu rumahku. Ini cukup jauh, sedangkan Huda SMA nya di Magelang alhasil kita jarang sekali bertemu apalagi ditambah aku saat itu juga harus kos. Kalau berbicara sekolah memang aku adik kelas Huda dua tingkat, jadi ketika dia kelas 3 SD, aku masih kelas 1 SD. Setelah lulus SMA, aku diberi rezeki oleh ALLAH untuk menimba ilmu di Provinsi sebelah. Yang berjarak ratusan kilometer dari pintu rumahku, pulang ke Salaman hanya kalau ada libur panjang seperti habis semesteran. Ini membuat aku jarang jarang jarang sekali bisa bertemu Huda. Tetapi di waktu pulang kampung saat kuliah ini, tak jarang aku memilih merapatkan tubuhku ke rumah Huda. Sekedar mengobrol apa saja yang bisa kita obrolkan sembari menikmati syahdunya malam di depan rumahnya. Dari obrolan yang sering kita utarakan, aku melihat bahwa Huda memiliki ketertarikan yang cukup besar dalam bidang sejarah baik sejarah Nasional ataupun Internasional. Jadi nyenengin ketika tak jarang ku bombardier dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbau sejarah. Cukup banyak kisah-kisah dilontarkan yang sebelumnya belum aku ketahui, dan aku hanya bisa manggut-manggut.
Aku sempet pindah tempat menimba ilmu di bangku kuliah, dari Bogor pindah ke Bintaro. Di tempat kuliahku yang baru ini aku diberikan rezeki untuk menimba ilmu kurang lebih baru setahun (semoga masih bisa menimba ilmu disana lagi) dan setelah itu diberi rezeki untuk menikmati ‘nganggur’ di rumah kurang lebih 10 bulan. Lhaa di masa-masa nganggur ini aku bisa sering bertemu Huda lagi, Huda yang sekarang kurang lebih tetep masih sama dengan style yang ‘seadanya’ gak neko-neko. Hanya saja sekarang rambutnya sudah gondrong berbeda kala jaman sekolah dulu dan tanpak lebih kurus. Huda di masa ini sedang menikmati masa kuliahnya, tak jarang aku sering melihat Huda kala dia berangkat kuliah. Celana panjang, kemeja lengan panjang dilipet, rambut dikucir terkesan santaaaaaiii sambil jalan kaki menuju pinggiran jalan raya untuk menstop angkutan umum yang menghantarkan ke pusat Kota Magelang dimana gedung perkuliahannya berada yang berjarak kira-kira 17 km dari rumahnya. Cukup sederhana sekali, sangat sangat sederhana malah. Bahasa jawanya nriman. Waktu-waktu ini aku sering ngemesseges Huda sekedar menanyakan ‘posisi di rumah?’, karena aku sering nebeng internet di modemnya terlebih untuk mengupload gambar (untuk mengisi waktu nganggurku, aku kadang gambar buat ikut kontes di internet tepatnya di 99designs tapi belum pernah menang blasss dan karena gak punya kuota internet sendiri alhasil kuota Huda menjadi pilihan yang renyah kala itu). Di masa ini juga, aku melihat Huda mulai ‘mapan’ di dunia maya nya. Bermodalkan laptop acer dan modem, dia bisa menjelajahi dunia dari dalam rumahnya. Aku melihat seakan Huda mendapatnya sarana untuk mencurahkan apa yang dia mau lewat internet, dari status-status facebooknya yang kadang tidak terduga. Gak tau tepat atau tidak ketika dia lebih memilih membeli seperangkat internet ketimbang membeli motor. Karena di jaman modern laki-laki muda gak punya motor itu sesuatu banget, atau mungkin dia sudah mapan dengan kendaraan umum saat berpergian.
Itulah sekelumit cerita dari Huda yang masih bisa aku ceritakan.
------------------------------------------

20 November 2015
              Jum’at siang aku watsap Bapak, tapi kok gak dibales-bales ya padahal sudah centang dua. Apa bapak sudah kelupaan cara makai  watsap gimana? Karena sangat wajar bapak yang sudah sepuh dan tiba-tiba dipegangi hp android tunyuk-tunyuk yang mungkin njelimet bagi orang sepuh. Jum’at malam sepulang kerja sambil rebahan di kamar. Membaca balesan watsaps dari bapak di Magelang. Bapak mengkabari dua kabar penting ke aku, yang pertama adalah bu puh (mbaknya ibu sedang di rawat di rumah sakit) dan temenku Huda meninggal karena sakit paru-paru.
              Mbyaaaaaarrrrrrrr, tersentak ketika mendapat kabar itu terlebih kabar kedua ‘Huda meninggal’. Langsung aku membuka facebook  dan ke profilenya Huda, ohhhhhhh  benar ada status bertajuk innalilahi wainailahi roji’un di berandanya tertanggal 11 Nov 2015. Bener-bener kaget gak nyangka, seorang Huda sudah meninggalkan dunia ini. Ya ALLAH, bener-bener kaget. Kemudian kabar ini memecut ku kembali bahwa umur itu gak ada yang tau. Lagi-lagi aku diingatkan dengan dalem perkara jatah umur. Ya ALLAH, jatah umurku berapa lama lagi. Sudah berapa lama jatah umurku, aku lewati dengan sia-sia dan menumpuk dosa. Astagfirullah. Lagi-lagi aku teringat kalimat yang mungkin sebagian orang bosan mendengarnya, ‘meninggal tidak harus menunggu tua’. Tapi bagiku saat ini kalimat itu sungguh bermakna daleeeem. Takut tiba-tiba jatah umur habis dan belum mempersiapkan bekal untuk akhirat. Ya ALLAH, mudahkanlah hambaMu ini untuk menjalankan kewajiban sesuai yang Engkau perintahkan. Tegurlah hamba ketika mulai mlenceng dari garis yang telah Engkau tetapkan ya ALLAH. Kalau inget mati seperti ini, bawaanya pengen berbuat baik terusssss. Tapi terkadang banyak faktor yang bisa menggoyahkan niat baik itu, seperti lingkungan keseharian yang heterogen. Kuatkan hamba dan semua saudara-saudara hamba untuk senantiasa istiqomah beribadah di jalanMu.
               Tiba-tiba aku langsung tertuju ke sosok Del Piero yang merupakan pemain favorit Huda dari jaman kecil dulu. Sekarang Del Piero masih memiliki jatah umur di dunia, sedangkan Huda yang jauh lebih muda sudah habis jatah hidup di dunia. Bu puh yang sedang di rawat di rumah sakit itu juga merupakah guru semasa Huda TK. Jauuuuuuh sekali Huda lebih muda ketimbang Bu Puh. Tapi  meninggal itu tidak harus tua, tidak harus lama hidup dulu, tidak harus sampai tua…! Masihkan berpikiran akan beribadah kala tua nanti…?
             Sejatinya aku dan mahluk hidup di dunia ini sedang nunggu ‘jatah’, nunggu giliran, nunggu ‘panggilan’ kapan harus meninggalkan dunia ini. Dihadapan ALLAH semua manusia itu sama baik Presiden, Menteri, Tukang becak, dll. Semua sama dihadapan ALLAH, yang membedakan hanya amalan selama hidup di dunia. Ngapain aja si ketika diberi jatah untuk hidup di dunia…? Tertipu kah dengan hiruk-pikuk hingar-bingar dunia yang melenakan ini….?
               Aku kira semua manusia yang berakal akan tau mana yang baik dan mana yang buruk. Tapi tidak semua manusia yang berakal mau mengerjakan hal yang baik itu. Yuuuukkkk inget 3M nya aa Gym Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang paling mudah, dan Mulai dari sekarang…!
            Tidak lupa doaku untuk bu Puh semoga diberikan kesehatan supaya bisa beribadah lagi, bisa bercengkrama lagi. aamiin
              Dan untuk Huda tak lupa aku ucapkan innalilahi wainailahi roji’un, semoga menjadi hamba Allah yang  khusnul hotimah. Dan keluarga yang ditinggalkan bisa tabah serta bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini.aamiin

Ciledug, 21 11 2015
By Aang Fauzan


saat aku, Huda, dan temen-temen sinoman di salah satu temen yang nikahan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites