Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Jumat, 05 Februari 2016

Berbicara tentang Kesempatan



Download dr internet

Beberapa huruf tersusun rapi kemudian membentuk satu kata berbunyi ‘K-E-S-E-M-P-A-T-A-N’. Sebuah kata sederhana yang tidak setenar ‘SUKSES’ atau sekaliber kata ‘BERHASIL’. Namun kata yang satu ini merupakah sebuah kata sakti yang mengawali sebuah kisah dalam hidup, sering diabaikan..? seringkali iya. Karena sampai kelupaan hakikat dari kata kesempatan itu sendiri.
Perjalanan hidup ini menawarkan berlimpah kesempatan, dari yang paling sepele sampai yang paling krusial. Dari yang berlumur dosa sampai yang berguyur pahala. Begitulah hidup menyodorkan kesempatan semaunya, biarkan sang lelaku hidup memilih dari pilihan-pilihan yang ada. Bahkan garis batas antara kesempatan yang satu sama yang lain sering kali tidak memberikan ketegasan, padahal antar kesempatan itu sangat jauh berbeda.
Kemaren aku berhasil mengkhatamkan salah satu bukunya Tere Liye ‘Sunset Bersama Rosie’ cukup lama khatamnya dimulai akhir 2015 dan baru rampung awal 2016 sampai berganti tahun padahal gak terlalu tebel, bagus…? Aku pribadi akan jawab bagus. Buku itu banyak memberikan cerita tentang makna kesempatan. Ada cuplikan kata-kata yang cukup bagus mengenai makna kesempatan, lupa pada halaman berapa. Aku hanya memfoto pas tulisan saja dan tidak keliatan halamannya karena saat itu aku pengen nge-share ke WA buat temen-temen. Sebenernya dalam buku itu banyak tulisan-tulisan yang menglitik terutama tentang makna kesempatan, ini salah satu yang terfavorit versiku. Tulisan itu berbunyi:
‘Tapi kenapa Rosie malah jatuh cinta kepada Nathan? Kenapa? Dua puluh tahunku setara dengan dua bulannya? Apa karena selama ini aku tak pernah menyatakan perasaan itu? Apa karena Nathan yang menyatakannya lebih dulu maka aku tidak memiliki sisa kesempatan? Kenapa cinta tidak seperti masuk Perguruan Tinggi? Semua orang menyatakan perasaannya bersamaan, lantas yang bersangkutan memutuskan.’  
Memang kalau tidak membaca bukunya dari awal tidak se-ngefeel dalemnya kalau kita sudah membaca bukunya dari awal. Tapi akan aku berikan gambaran sedikit inti jalan ceritanya. Jadi tokoh ‘aku’ dalam buku itu bernama Tegar. Si Tegar dengan Rosie dari kecil sudah sangat akrab, kompak, pokoknya mereka berdua itu kaya amplop dan prangko. Terus setelah beranjak dewasa rasa suka itu bertransformasi menjadi rasa cinta layaknya anak yang mulai bisa merasakan cinta pada lawan jenis. Si Tegar punya rencana untuk menyatakan rasa cintanya ke Rosie di suatu tempat yang dia anggap memorable yaitu gunung Rinjani. Karena tempat ini bagi mereka berdua adalah tempat yang istimewa. Semua persiapan sudah Tegar siapkan sebaik mungkin, dari membawa bunga hingga menyusun ‘acara’ sedemikian rupa. Dengan alasan tertentu si Tegar ini ngajak temen untuk menemani ke gunung Rinjani, dia bernama Nathan. Temen baik Tegar yang kira-kira dua bulan lalu dikenalkan ke Rosie oleh Tegar. Singkat cerita justru di puncak gunung Rinjani si Nathan ini berhasil terlebih dahulu menyatakan cintanya kepada Rosie, disini sama sekali terkesan tidak ada modus-modusan atau bahkan kebencian diantara Nathan dan Tegar. Karena Tegar tidak terbayangkan kalau Nathan akan melakukan hal itu atau bahkan Tegar pun juga tidak ngeh kalau Nathan punya perasaan ke Rosie. Dan sebaliknya, Nathan pun juga tidak ngeh kalau Tegar memendam dalam-dalam perasaan ke Rosie dari bertahun-tahun lamanya. Jadi semua ini berjalan begitu saja, hingga akhirnya Tegar menghilang meninggalkan Rosie tanpa ada kabar. Kepergian Tegar ini mungkin salah satu ungkapan cintanya ke Rosie yang terlambat. Efeknya pun sungguh dahsyat,Rosie pun ternyata juga memiliki rasa yang sama dengan Tegar terbukti dia menunda pernikahannya dengan Nathan selama enam bulan. Dengan harapan akan ada sesuatu yang Tegar lakukan untuk Rosie selama enam bulan tersebut, tapi ternyata tetap tidak ada . Tegar tidak melakukan apa-apa selama emam bulan itu, bahkan dengan kesempatan yang diberikan Rosie selama enam bulan itu pun Tegar tidak tahu. Yang Tegar tahu, saat itu Nathan-Rosie sudah menikah dan dia sudah kehilangan kesempatan itu selamanya. Hingga beberapa tahun kemudian akhirnya Tegar mengetahui adanya kesempatan enam bulan itu, tapi Rosie kini sudah menjadi istri dari Nathan dan ibu dari anak-anak Nathan. Itulah kisah yang aku inget dan aku tangkap, semoga bisa tergambarkan makna akan kesempatan. Dari situ terlihat jelas bahwa ternyata Rosie pun juga memiliki perasaan yang sama dengan Tegar, hanya saja Tegar sebagai laki-laki tidak pernah mencoba mengutarakan kesempatan itu. Bahkan sekedar ngode pun tidak pernah diambil kesempatan itu. Hingga akhirnya datang seorang pria bernama Nathan yang Rosie kenal dua bulan belakangan ini karena diperkenalkan oleh Tegar. Bagaimana Nathan bisa memaknai kesempatan untuk mengutarakan perasaannya ke Rosie, ternyata Rosie pun bisa menerima pengutaraan perasaan dari Nathan tersebut. Saat itu bisa jadi Rosie menganggap bahwa Tegar tidak memiliki perasaan cinta ke dirinya karena memang Tegar tidak pernah mencoba mengutara perasaannya ke Rosie, mungkin juga pada saat itu Rosie sudah merasa butuh pendamping hidup yang pasti dan akhirnya kepastiannya itu muncul lewat pengutaraan Nathan hingga akhirnya Rosie pun berani menerima Nathan karena dianggap lebih pasti. Justru perasaan cinta Tegar ke Rosie terungkap ketika Tegar menghilang meninggalkan Rosie begitu saja dan Rosie pun membalas perasaan cinta Tegar tersebut dengan menunda pernikahan selama enam bulan. Berharap ada hal yang Tegar lakukan selama enam bulan tersebut, tapi ternyata tidak. Hingga pernikahan Nathan-Rosie pun dilangsungkan. Disini terlihat Nathan pun selama enam bulan ‘babak tambahan’ itu terlihat legowo, karena kalau ternyata selama babak tambahan itu Tegar datang ke Rosie dan memanfaatkan kesempatan tersebut yaaaa dia harus menerima dengan iklas. Begitulah gambaran karakter Nathan dari buku itu, sebenernya Nathan juga menerima kalau akhirnya Tegar dengan Rosie. Karena pada dasarnya Nathan tidak tahu kalau Tegar punya rasa cinta untuk Rosie dari bertahun-tahun lamanya. Wooooowww, bagaimana..? hhihihi… ternyata waktu yang lama tidak menjamin sesorang memaknai arti kesempatan yaaaa. Bertahun-tahun kesempatan itu ada di depan mata, tapi apa daya tidak pernah Tegar ambil kesempatan itu hingga peristiwa yang menyesakkan di puncak gunung Rinjani.
Walaupun cuman sedikit, semoga ada gambaran tentang jalan ceritanya. Maaf kalau ada perbedaan penafsiran dari buku aslinya, tetapi begitulah yang aku tangkap dan aku ingat.
Berbicara tentang kesempatan, aku pribadi ada beberapa pengalaman yang tak bisa dilupakan juga. Akan kucoba ceritakan satu yang sebenarnya sederhana si, hanya sekelas pengen foto selfie sama Ibuk, itu saja. Jadi kalau diceritakan seperti ini,
Pada jaman itu, HP Sony Ericson K800i dengan kamera 3,2 MP sudah ciamik buat jeprat-jepret berfoto ria. Rasa-rasanya bisa foto berdua sama Ibuk itu hal yang sangat memuaskan bagiku, bermodal kamera 3,2 MP sudah cukuplah buat foto berdua. Pikirku foto selfie bareng ibuk, terus akan aku jadikan foto profil di Facebook atau apalah. Sungguh memuaskan sekali.
Banyak sekali kesempatan yang sudah ditawarkan ke diriku untuk berfoto selfie berdua sama Ibuk, berkali-kali kesempatan ketika Ibuk akan berangkat berjualan ke Pasar ketika Ibuk sudah dandan rapi. Tinggal aku utarakan keinginanku ke Ibuk, ‘buk yook foto berdua’ terus ambil HP langsung jepret. Sungguh sederhana dan sepele, tapi sampai detik ini pun keinginan itu tidak pernah aku tunaikan. Kesempatan-kesempatan persis di depan mata aku lewatkan begitu saja. Bahkan Ibuk pun mungkin tidak pernah tahu kalau ternyata anaknya ini sebenarnya pengen mengajak foto selfie berdua saja. Gak cukup aku pahami kenapa saat itu ngak aku ambil kesempatan-kesempatan yang terus ada untuk mengajak selfie berdua sama Ibuk. Mungkin aku malu untuk mengutarakan itu karena memang tidak lazim bagiku, mungkin menunggu moment yang pas untuk ngajak foto berdua sama Ibuk karena memang biasanya ketika Ibuk sudah rapi mau berangkat ke Pasar justru akunya yang belum rapi kayak belum mandi atau apalah (ehhh,,, ternyata pernah juga ketika aku rapi dan Ibuk rapi saat habis keliling silaturahmi lebaran aku pun tidak mengambil kesempatan untuk foto berdua padahal saat itu malah ada kamera digital punya mbak yang kualitas kameranya tentu lebih baik dari kamera HP ku), atau mungkin aku kurang menghargai akan kesempatan yang telah ditawarkan dalam hidupku. Ahhhh…. Yang pasti memang bener aku belum bisa memanfaatkan kesempatan yang bertubi-tubi ada untuk foto berdua sama Ibuk hingga akhir hayat Ibukku. Hingga jatah umur Ibukku habis. Hingga Ibuk mendapatkan gelar almarhumah. Menyesal..? sangat mungkin iya. Dan aku sekarang sadar sebatas kesempatan saja untuk foto selfie berdua sama Ibuk di dunia ini sudah tidak ada, apalagi foto beneran. Semoga nanti aku bisa foto berdua sama Ibuk sepuasnya di Surga, aamiin.
Dari sini aku bisa belajar akan bermaknanya arti kesempatan yang diberikan ALLAH untuk hidupku.
Sekarang coba dirasakan dan dimaknai:
     -Apakah ada kesempatan seseorang untuk nikah muda..? (saat orang tersebut berumur 34 tahun)
      -Apakah ada kesempatan untuk seseorang yang pengen daftar jadi Polisi..? (saat orang tersebut   berumur 45 tahun) 
  -Apakah masih ada kesempatan untuk menjadi pemain bola professional..? (saat orang itu berumur 50 tahun)
Ahhh… mungkin hal-hal semacam ini hanya akan menyesakkan hati. Hanya akan menimbulkan pertanyaan ‘kenapa dulu tidak aku lakukan’, ‘kenapa aku menyia-nyiakan umurku’, atau kata-kata serupa lainnya.
Inget….!!! Pintu taubat akan tertutup, ketika nyawa manusia sudah berada di tenggorokan dan ketika matahari terbit dari tempat terbenamnya. Tertutupnya pintu taubat itu bisa diartikan ketika penyesalan, permohonan ampun, perbuatan baik, keimanan orang kafir yang tidak bermanfaat lagi karena ALLAH sudah tidak menerimanya. Aku kira akan lebih nyesek lagi bila tidak kesampaian memanfaatkan kesempatan taubat yang telah ALLAH berikan. Karena ini ber-efek ke akhirat.
Jadi ayoookkkk bareng-bareng memaknai akan kesempatan yang telah ALLAH limpahkan. Ambil kesempatan itu bila memang untuk mendapatkan ridho ALLAH dan menjauhlah sejauh mungkin dengan kesempatan yang berpotensi mendapatkan dosa ALLAH.
Buat temen-temen semua silakan memetakan kesempatan-kesempatan apa saja yang masih bisa dimanfaatkan untuk kehidupan yang dirasa lebih baik. Karena dari jaman dulu hingga sekarang penyesalan itu adanya dibelakang dan ‘sakiiiiit’.

Masih memiliki kesempatan mencoret-coret di kamar Ciledug,
31 Januari 2016

Aang Fauzan



1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites