Senin, 16 September 2013
Pagi ini badanku lagi super duper
ga karu-karuan. Badan panas, pusing, pilek, batuk menyertaiku saat mau tidur
tadi malem. Tumben-tumbenan jam 5an pagi kakak iparku mbangunin saya. Trus diya
bilang +- ‘ang ibuk sms ga’. Saya jawab ‘kemaren sms’. Ada sedikit rasa
berbeda, kok tumben nanyain begitu. Karena udah jam 5an dan saya belum subuhan,
akhirnya saya memutuskan untuk bangun dan ambil air wudhu. Sebelum sampai ke
kamar mandi, saya melihat mbaku sedang telepon yang dikelilingi oleh
ponakan-ponakanku gitu. Karena terlihat serius dan jarang-jarang akhinya saya
menayakan ke salah satu ponakan. +-‘emang ada apa??’ tanyaku dan ponakanku
njawab dengan mimik muka yang serius ‘Bintang meninggal’. ‘apa.. apa..’ ‘yang
bener’ saya menjawab balik dengan nada dan mimik yang nga kalah serius. ‘iya Bintang
meninggal’ jawab ponakannku lagi. Innalilahi wa innailahi ro’jiun, ternyata
bener adik sepupuku yang masi duduk dibangku kelas 2 SD meninggal dunia pagi
ini jam 3an saat perjalanan ke RS. Berita duka ini tentunya sangat sangat
mengagetkan kita semua sebagai keluarga besar. Karena lebaran kemaren kita
ngumpul bareng-bareng, seperti biasa saya ‘mbedo’ bintang sampai diya kesel
gitu. Dan seperti biasanya juga diya ngelapor ke ibunya, +-‘bukkkk massss aaa..anggg…..’
dengan nada manja mengadu ke Ibunya karena saya ‘mbedo’ diya. Nada itulah yang
justru selalu saya ingat sampai sekarang.
Terngiang-ngiang di kepalaku Bintang
yang suka nyeletuk ngomong lucu yang berkelas dan nalar di usianya yang masi
belia. Suka saya panggil ‘ompong’ karena emang gigi depanya lepas mau ganti.
Saya pernah mbeliin kaos bertuliskan ‘BOGOR’ kalau ga salah warna kuning karena
emang saya dulu pernah tinggal di Bogor dan rasanya seneng sekali kalo liat Bintang
pake kaos itu walaupun harganya ga seberapa. Ngomongnya yang suka campur-campur
pake bahasa Indonesia dan jowo. Dan ada peristiwa lucu ketika saya mau meminta
file nari mbaknya Bintang, karena mbaknya lagi ga dirumah akhirnya saya mencari
bersama Ibunya dan Bintang. Setelah luamaaaa nyari ga ketemu-ketemu akhirnya si
Bintang menyodorkan usulan kalo filenya itu ada di folder (saya lupa namanya
yang pasti itu kayaknya nama artis korea yang kalo diucapkan terlihat lucu bagi
orang yang asing dengan nama-nama artis korea seperti saya, tetapi bintang
dengan fasih mengucapkan nama itu). Saat ada acara kaya pengajian di rumah,
Bintang rajin ikut ibunya buat masak bareng-bareng dirumah. Disitu bintang
menjadi sasaran buat tak kerjain. Momen-momen seperti itu kini menjadi crita
indah yang selalu saya inget. Dan tak mungkin hal itu bisa terjadi lagi. karena
bintang telah tiada… Pergi mendahului
kita semua.. Semoga menjadi anak yang khusnul khotimah.. dan kita semua bisa
berjumpa di surga nantiiiiiii. Aamiin……………..
Dan tanpa sadar ini menjadi
foto-foto terakhir bersama Bintang:
bareng-bareng keluarga abis badan dan makan bakso mie ayam
sebelum sholat id 1434 H
ini foto lebaran 1432 H (2011)
Kalo teringat kadang-kadang
merasa sediiiiihhhhh karena harus kehilangan adik yang begitu pantas
dikangenin, tapi itulah takdir ALLAH SWT yang tidak bisa dihindari lagi.
----------------------------------------------------
Selasa, 10 September 2013
Karena tanggal 12 September 2013
aku harus mengurusi kelanjutan dari kuliahku di Jakarta, akhirnya tanggal 10
saya memutuskan untuk berangkat dari rumahku Magelang. Perjalanan kali ini aku
memutuskan untuk memilih menggunakan kreta walaupun stasiun terdekat (Kutoarjo)
jaraknya lumayan jauh dari rumah. Jam setengah 3an sore saya menunggu bus di
depan rumah ditemanin bapak-ibu yang setia menunggu sampe aku dapat bus yang
mengantarkan saya ke stasiun. Karena bus yang langsung ke stasiun diperkirakan
lama, akhirnya saya memilih naik bus yang ke Purworejo baru ntar nyambung angkot
dari Purworejo ke Kutoarjo.
Jam 5an kreta berangkat dari
kutoarjo, deretan kursi no 19 menjadi jatahku di perjalanan kali ini. setelah
mendapatkan posisi yang nyaman, saya memutuskan untuk bermain dengan hp. Baik
sosial media, chating, dll. Supaya tidak bosen. Sekitar jam setengah 7an habis
magrib saya mendapatkan sms dari ibuk. Yang intinya mengabarkan kalo tetangga
sekaligus sodara saya meninggal sore ini. lagi-lagi ketika awal-awal dapet
kabar itu saya masi nga percaya. Soalnya tadi pagi abis subuh saya melihat
sodara saya itu di masjid buat ngormat keberangkatan haji tetanggaku. Dan
disitu terlihat seperti biasanya, sehat walafiat secara lahiriah menurut
pandanganku. Dan percaya tidak percaya memang sodaraku ini benar meninggal
dunia. . Innalilahi wa innailahi ro’jiun, semoga Khusnul Khotimah. Aamiin…….
------------------------------------
“Perbanyaklah mengingat
penghancur berbagai kelezatan, yaitu kematian.” (HR Tirmidzi, Nasaa’I dan Ibnu
Majah)
Innalilahi wa innailahi ro’jiun,
sesungguhnya kita semua berasal dari ALLAH, dan akan kembali kepada ALLAH.
Begitulah kitab suci Al-Quran menjelaskannya.
Perihal kematian itu sepenuhnya
menjadi kuasa ALLAH SWT yang menciptakan semua manusia di bumi ini. Tak ada
seorangpun yang bisa lari dari kematian, walaupun bersembunyi di dalam lemari
besi, ruang bawah tanah yang canggih. Kematian akan tetap datang jika memang
saatnya seseorang mendapat gilirannya. Mengenai waktu, tempat, dan cara
seseorang menemui ajalnya itu menjadi rahasia ALLAH SWT. Kita sebagai hambaNYA
harus percaya bahwa itu akan datang kepada kita, entah kapan.
Kita harus bisa mengambil hikmah
dan pembelajaran dari setiap kematian yang kita saksikan. Baik itu terasa gak
percaya, mendadak, tak terpikirkan, secara tiba-tiba, dll. Karena kematian
tidak memandang itu siapa, umur berapa, dalam keadaan seperti apa, dll. Yang pasti kitapun pasti juga akan mati. Dan
kain kafan putihlah yang hanya menemani, bukan harta yang melimpah, bukan
popularitas yang melejit, bukan tahta yang melangit.
Selagi kita masi diberikan
kesehatan oleh ALLAH SWT, maka persiapkan bekal untuk mati kita secara
maksimal. Karena tak jarang orang baru tersadar untuk mencari bekal kematian
ketika sudah sakit-sakitan sehingga pencarian bekalnya menjadi kurang maksimal.
Dan hanya bisa merasa kecewa, “kenapa tidak mencari bekal kematian sejak dulu,
dulu ketika sehat”. Janganlah hal itu sampai terjadi pada kita. Mari
bersama-sama mulai sekarang juga persiapkan bekal untuk kematian yang khusnul
khotimah. Tebarkan kebaikan dan kemanfaatan bagi sesama. Dan selalu rajin
ibadah kepada ALLAH SWT. Harus bisa menyelaraskan antara habluminallah dan
habluminannas.
By Aang Fauzan