Selasa,
4 September 2012
Hari ini aku
pulang kuliah sampe rumah jam 5an sore karena ternyata ada kuliah umum yang
menurutku sangat luar biasa dengan inti tema tentang pengelolaan keuangan oleh
pak Safir Senduk. Tadi pagi sebelum pergi ke kampus, aku sudah mengiyakan
tawaran kakak supaya ikut ke rumah dinas Pangdam Jaya untuk acara semacam
syukuran atas jabatan barunya beliau. Jujur mengenai dunia Kemiliteran aku bisa
dibilang cukup awam, jadi masih kurang “ngehh” dengan ganjalan pertanyaan
Pangdam Jaya itu pangkatnya setingkat apa ya?? Dan ingin tahu lebih jelas lagi
tentang Kodam Jaya itu seperti apa?? Akhirnya setelah tawaran “dadakan” pagi
ini aku langsung bergegas mencari hal yang pengen aku ketahui di internet.
Walaupun belum begitu jelas juga, tetapi setidaknya aku lebih sedikit tahu
tentang Kodam Jaya dan Pangdam Jaya itu apa.
Sampe rumah
jam 5an dengan bergegas langsung cuci muka dan aku disuruh memakai baju “koko”,
eh ternyata baju “koko”ku aku tinggal di Magelang terakhir waktu lebaran kemaren
aku bawa pulang dan enggak aku bawa lagi kesini, hehe. Akhirnya alternative
ke-2 adalah baju batik, ok akhirnya baju batik coklat “menyertaiku” sore ini.
kami berangkat bertiga, kakak, ponakan, dan aku sendiri. Dengan “menerjang”
tradisi macetnya lalu lintas ibu kota kami menempuh perjalanan dari
Ciledug-Menteng dengan harus memasang kesabaran karena harus mau ikut terjebak
macet itu sendiri. Karena adanya kemacetan itu, justru aku dan kakak sempat
ngobrol tentang beberapa hal sedangkan ponkanku yang masih kelas 3 SD harus
tertidur di jok depan. Dari obrolan itu ada hal yang kami sepakati kurang-lebih
bahwa “pada zaman sekarang ini bisa dibilang dan dirasakan kalau kebaikan
menjadi hal aneh ditengah-tengah pergaulan ‘pada umumnya’ bahkan kebaikan bisa
dibilang kaum minoritas”. Setujukah temen-temen?? Aku ngak memaksa untuk mengiyakan
lhoooo, hehe.
Akhirnya
sekitar pukul 06.40 kami tiba dirumah dinas Pak Hudawi Lubis seorang Pangdam
Jaya yang baru saja menerima jabatan. Karena kami datang terlambat akhirnya
parkirnya pun harus rela diujung dan efeknya harus berjalan lebih jauh. Dengan
bergegas kami berjalan dan bener sekali setelah sampai ke jamaah yang sedang
membaca Surat Yasin dan Tahlilan tak lama kemudian acara itu selesai. Sekitar
jam 7an udah selesai. Habis itu dilanjutkan dengan acara santai dan
makan-makan. Disituasi ini aku masih penasaran untuk tahu mana siih Pak Hudawi
Lubis itu, hehe. Dengan mata yang aku lemparkan ke berbagai sudut arah akhirnya
aku melihat beliau, tetapi masi beberapa meter jaraknya. Lhahh pas aku
mengantri mengambil prasmanan akhirnya aku bisa berjabatangan dengan beliau dan
aku sempet ngomong kata “Magelang” karena
beliau bertanya tentang keberadaanku ke kakak. Setelah berhasil mengumpulkan
menu yang alhamdulilah sangat yahud, aku mengeluarkan satu kata lagi ke Pak
Pangdam “mari pak” (sok akrab) hehe.
Setelah itu,
aku berkumpul lagi dengan saudara-saudara kakak iparku itu sambil ngobrol-ngobrol
banyak hal diperkumpulan itu. Dan tak lama kemudian akhirnya Pak Hudawi
bergabung dengan rombongan kami tadi dan bisa ditebak acaranya lebih rame lagi.
Dengan banyak cerita sambil dibarengi canda tawa. Jujur banget dalam
ngumpul keluarga dengan formasi lesehan melingkar sekitar 20an orang malam ini,
aku tidak keluar satu patah kata pun untuk menyumbangkan suaraku di kelompok
itu bahkan untuk ngobrol kecil dengan orang disebelahkku pun tidak ada kecuali
sama kakak atau ponakan, heheh. Lawong bisa dibilang ini kumpul keluarga
“Lubis” asli Pakantan. Sedangkan bisa dibilang aku baru kali ini diajak kakak
iparku yang “Lubis” juga untuk ikut acara keluarga “Lubis”. Dengan sangat setia
aku sebagai pendengar di malam itu, tetapi setidaknya aku bisa ikut tersenyum
ketika ada hal lucu yang dibicarakan. Ohhh ia ada hal yang sebenarnya
mengurangi kePeDeanku malam ini, yaitu tato merah alias bekas kerokan di
leherku lawong lagi agak ngak enak
badan. Dengan frekuensi yang cukup sering aku menaikkan krah baju batikku
supaya membantu menutupi bekas kerokan di leherku tadi, hehe. Banyak hal yang
aku dengarkan dari obrolan keluarga besar Pak Hudawi, ada hal lucu yang sering
diutarakan Istri beliau atau bahkan dari Pak Hudawi sendiri.
Sekitar dua
jam aku ikut “nimbrung” dalam obrolan keluarga besar Pak Hudawi. Akhirnya semua
berpamitan untuk pulang, sebelumnya ada sesi foto keluarga besar Pak Hudawi
Lubis. Dan aku tidak memberanikan diri untuk ikut berpose, malu euyyy. Aku
cuman ikut mengambil gambar saja dengan kamera Handphone seadanya itung-itung
buat kenang-kenangan walaupun aku tidak nampak di foto, hehehe. Setelah itu
kami berpamitan satu persatu dengan Pak Hudawi Lubis dan Isteri beliau. Dan
kata yang berani saya ucapkan lagi ke Pak Hudawi adalah “terimakasih pak”.
Dari bertatab muka dengan Pangdam Jaya tadi malam banyak hal
yang bisa aku maknai dan pelajari dari beliau. Bagaimana ketika seseorang itu
menjadi orang besar ternyata efek kebanggaan itu akan menghiasi ke keluarga
besarnya lhohhh. Hal itu yang bisa aku lihat tadi malam dengan adanya hal itu
tentunya keluarga besar pun akan semakin termotivasi untuk mengikuti jejak
keberhasilan beliau. Setidaknya anggota keluarga besar bisa lebih semangat lagi
untuk mencapai titik kesusuksesan karena sudah ada bukti anggota keluarga
dekatnya sendiri berhasil menggapainya dan bisa. Tentunya aku yakin ini menjadi
kebanggaan besar bagi keluarga besar sampai kapan pun. Dan menjadi jejak
tersendiri untuk lebih mengangkat keluarga besar menjadi lebih baik. Hal lain
yang tak kalah penting adalah “kerendahan hati” Pak Hudawi yang sangat luar
biasa yang bisa aku lihat dimalam ini. karena beliau terlihat cukup santai dan
akrab kepada setiap tamu diacara kali ini. Padahal beliau itu sudah menjadi
orang besar lhoohh, aku yakin gak mudah untuk mengkonsistensikan kerendahan
hati ketika kita sudah menjadi orang besar. Karena yang sangat banyak sekali
kita temui adalah orang-orang “biasa saja" tapi gayanya sangat “over luar
biasa”. Heheh..
Dan hal yang
super penting merupakan pengalamanku malam ini bisa bertemu orang besar sekelas
Pangdam Jaya dengan situasi yang santai dan kekeluargaan. Satu lantai dengan
alas yang sama, menu makanan ‘cemilan’ yang sama di tempat yang sama juga,
hehe. Tak lupa aku ucapkan terima kasih buat Pak Hudawi Lubis dan keluarga.
Semoga Pak Hudawi bisa menjalankan amanah sebagai Pangdam Jaya dengan baik,
lancar, dan akan muncul kebaikan yang luar biasa. Aamiin…..
By: Aang Fauzan
Jebretanku by Handphone apa adanya
Maijend TNI Erwin Hudawi Lubis
0 komentar:
Posting Komentar