Dewasa ini saat rutinitas melaju
tanpa tersadar, melaju deras tanpa ampun menjadi pemandangan yang sudah biasa.
Ber-KRL ria dengan bersikut-sikutan
atau meliuk-liuk mencari celah di kerumuhan kendaraan bermesin yang tak
terhitung lagi jumlahnya sungguh ini tak bisa dihindari lagi di Ibu Kota
tercinta ini khususnya dari pengamatanku saat ini.
Betapa merindunya dengan kata
“libur” dari generasi yang mengalami hal semacam itu. Ingetkah kemaren ketika
libur natal berlanjut dengan weekend, terhitung libur 4 hari
Kamis-Jum’at-Sabtu-Minggu. Apakah yang terjadi dengan jalanan di sebagian kota
besar..? apa yang menjadi hot news di
media massa kala itu..? yaa tepat sekali –muaceeeet-
Dalam coretanku kali ini, ngak akan membahas mendalam tentang
macet apalagi membahas sampe mundurnya Dirjen Perhubungan Darat pasca tragedi
kemacetan kala itu. Sama sekali tidak membahas itu...!
Justru kali ini aku pengin
mengangkat tentang –liburan-. Pernahkah mendengar seseorang menggrutu sedang
galau..? sedang stresss..? sedang buanyak masalah..? solusi pertama yang
disodorkan kala mengalami hal semacam itu adalah –liburan- bisa dikiaskan
dengan jalan, tracking atau
bahasa-bahasa kekinian yang semakin neko-neko.
“yuk… kapan kita kemana..?” aihhh
singkat, padat, jelas, dan komplit nya kalimat itu.hihihi
Jujur buat sekarang ini aku
bukanlah orang yang hobi liburan, bahkan temen-temen ku sedikit banyak sudah
menyadari hal itu. Alsannya apa…? mungkin belum punya uang yang lebih atau
mungkin pengen ngirit. Ah gak penting… Cuman kalau suatu saat diajak piknik dan
aku ngak ikut maap-maap aja nii ya,hehe..
Kadang tiba-tiba terpikirkan,
ketika seseorang akan menghilangkan stress, menghilangkan galau, mencari
ketentraman dan memutuskan piknik ke suatu tempat. Kenapa bisa tiba-tiba muncul
di pikiranku..?? Tak lain tak bukan karena perjuangan untuk mencapai tempat
liburan tersebut (khusus yang ada muaceet nya). Bayangin ketika akan berangkat
dari rumah, sudah menyiapkan hal terbaik tadi malem dari pakaian ternyaman
hingga kacamata hitam berkilap siap menemani liburan besok. Esok hari pun telah
tiba, sebelum matahari mulai bersinar indah sudah tancap gas menuju lokasi
liburan. Ehhhh, di jalan muaceet ceet
ceet karena memang pas hari libur dan banyak orang yang keluar rumah dengan
kendaraan masing-masing. Sebelum sampe lokasi liburan harus menikmati muaceet
yang tidak masuk dalam agenda indah liburan, itupun belum tahu akan sampe kapan
lolos dari kemacetan itu. Alhamdulilah,
lolos juga dari kemacetan dan akhirnya sudah masuk ke area liburan (sambil mengelap keringat yang menjagung, gembrobyos). Ternyata di
dalam area libuaran buanyaaak sekali orangnya, buat cari parkir saja susahnya
minta ampyuuun. Dan lagi-lagi harus antri lagi buat beli tiket menikmati wahana
yang tersedia. Yang sabarrrrr ya.hehe
Memang aku bukanlah orang yang
hobi piknik, tetapi pernah lah kalau cuman piknik. Ya memang tidak banyak si….
Kebanyakan ketika piknik, kita
sudah memiliki harapan yang sangat tinggi dengan ke-piknikan tersebut. Berharap
akan mendapatkan hal istimewa dari tempat tersebut, meraih kegembiraan di
tempat piknik tersebut. Memang kita biasanya akan mendapatkan kegembiraan,
kesenangan tersebut tetapi sayangnya tidak setiap piknik hal itu terlunasi
sesuai harapan. Awalnya memiliki harapan 10 ternyata hanya mendapatkan 7.5,
gambarannya kurang lebih seperti itu.
Kemudian apakah pernah terpikir
ketika akan piknik ke suatu tempat, mencari informasi bagaimana keterjaminan
ibadah di tempat itu..? Tempat shalatnya apakah ada dan layak..? Terlebih kalau
hari Jum’at (khusus laki-laki). Karena ngak
bisa dipungkiri ketika kita piknik, ketika sudah terbuai dengan suasana lokasi
piknik akan kelupaan tugas utama kita tugas yang lebih utama dari piknik itu
sendiri yaitu shalat (awal waktu berjamaah). Bahkan kita hanya pergi ke Mall
pun, tak jarang akan terlupakan dengan shalat awal waktu. Menemukan ruang shalat
yang nyempil di sudut Mall pun kadang
sulit. Begitulah kejadian yang kerap ditemukan, ketika akan menyegarkan
suasana justru tak sadar telah menikam kejam kualitas beribadahnya. Kasihan sekali
ya..
Ketika belum merasa puassss,
ketika masih belum mendapatkan apa yang diharapkan sebelumnya mau tidak mau jam
terus berjalan waktu pulangpun tak terelakkan. Harus pulang sekarang, yaa
sekarang juga…!!! Di kendaraan saat perjalanan pulang sudah terbayang gimana
suasananya yaaa. Capek dan ngantuk, terlelap tau-tau sudah sampai rumah saja. Syukurrrr,
gak liat betapa macet nya tadi. Yaahhh
kalau itu pakek kendaraan pribadi dan ada yang nyupirin, kalau pakek kendaraan
umum apa yaaa bisa terlelap tau-tau sampe depan
rumahhh. Alamakkkkkk…. Berarti harus menyaksikan kemacetan lagiiii..
sudah sudah sssstttttttt, S.A.B.A.R…!!
Ehh ehhh sampai rumah kira-kira stress nya hilang ngak ya..? emmmm. Ahh yang penting sudah selfie, hihihihi…..
Liburan seperti inikah yang
dinamakan penghilang stress, penghilang galau, atau penambah kebahagiaan…? Silakan
dijawab, ngak usah malu-malu…
Aku hanya akan mencoba menawarkan
solusi, ketika kita merasa capek atau jenuh dan butuh ‘sesuatu’ layaknya
piknik. Silakan ber-piknik ria tapi harus diperhatikan hal-hal yang dirasa bisa
jadi pengganggu, terutama nganggu ibadah. Karena ketentraman itu akan kita
peroleh ketika kita semakin dekat dengan ALLAH SWT. Bisa jadi iktikaf di masjid
dengan khusyuk dan syahdu merupakan solusi dari kejenuhan itu, dari segi biaya murah meriah juga. Jangan-jangan
memang iktikaf itu solusinya. Hanya butuh sarung, baju koko, kopyah
(laki-laki), kalau cewek rukuh terus
berwudhu dan carilah mesjid. Gak perlu menyiapkan hal aneh-aneh seperti kacamata
apalagi sampe pentung selfie, sungguh
ngak perlu.
Aku pengen menegaskan juga bahwa
disini tidak ada larangan untuk piknik kemana saja yang dimau, cuman risiko
ditanggung penumpang ya.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya
walaupun cuman seiprit. Kalau banyak
kurangnya mohon dimaafkeun ya. Terimakasih sudah mau membaca.
Ciledug, 3 Januari 2015
Aang Fauzan
|
dari mbah Google |