Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang....!!! -aa Gym-

Sekolah Dasar

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sekolah Menengah Pertama

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sekolah Menengah Atas

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UNTUK INDONESIA TERCINTA

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 15 Juni 2012

Terimakasih Pak Menteri




CATATAN PAK DAHLAN ISKAN

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.

Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam.., maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.

Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN 

TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.

______

(Disadur dari Buku "Sepatu Dahlan Iskan")

Kamis, 14 Juni 2012

Terimakasih Kisah


Cerita luar biasa ini saya dapatkan dari catatan seseorang yang mungkin pengalaman pribadi dari beliau.



"Jangan Menangis Dik, Semoga Besok Hujan Lagi"

Aku sedang asyik fb-an di hp ku, di dalam angkot 17 yang akan membawaku ke Binamarga. Senyam-senyum sendiri saat ada beberapa temanku yang mengomentari statusku. Namun belum ada setengah perjalanan tiba-tiba saja hujan turun. Aku menggerutu dalam hati. Selalu saja begini, disaat aku berpergian selalu saja di guyur hujan. Dan yang lebih herannya lagi, selalu disaat aku pergi, kenapa selalu disaat aku pergi. Aku tak bisa terima. Diam-diam aku protes pada Allah kenapa Dia menurunkan hujan disaat aku sedang tidak membutuhkannya. Boleh hujan, tapi jangan sekarang. Nanti, kalau aku sudah pulang, jangan sekarang. Aku masih tidak habis fikir, kemarin-kemarin saat aku hanya dirumah, tidak pernah hujan. Tapi sekarang, begitu aku keluar rumah, langsung hujan mengguyur. Aku malas sekali kalau harus berlari-lari kehujanan, dan sudah tentu bajuku akan basah semua, bukan hanya baju, tapi juga kaus kakiku, akan basah sebasah-basahnya, karena aku tidak membawa payung, bukan tidak bawa, tapi tidak punya tepatnya. Ah, kalau diingat-ingat, apa sih aku yang punya, jangankan payung, emas pun aku tiada.
Hujan makin deras, dan aku makin gencar memanjatkan doa. “Ya Allah, jangan hujan dulu Ya Allah, hamba nggak mau kebasahan. Ini baju baru Ya Allah dan besok mau di pake lagi”.
“Tolonglah Ya Allah, tolong. Apa sih susahnya bagiMu untuk menghentikan hujanMu sebentaaaaaaar saja”. 
“kenapa sih?, susah banget?”.
Aku terus berdoa dalam hati, menggerutu tepatnya. Dan ajaib, lima menit sebelum sampai di pangkalan angkot, hujan berhenti. Aku bersorak dalam hati. Bahkan aku lupa untuk berterimakasih.
Aku melompat dari angkot tua itu dengan senang hati, hujan berhenti dan aku bisa melenggang sesuka hati. Namun di pojok jalan, di bawah pohon, kulihat seorang bocah kecil yang ku taksir umurnya kira-kira 6 tahun sedang terduduk menangis memegangi payungnya yang tertutup. Dan tak lama kemudian, datang seorang anak laki-laki yang agak besar mendatanginya, juga dengan sebuah payung yang tertutup.
“udah jangan nangis”. Ucapnya sambil menghapus air mata si kecil.
Sambil sesenggukan bocah itu menjawab, “nggak jadi hujan, nggak bisa *ngojek*payung. Padahal kalau dapat uang, mau untuk beliin ibu sabun mandi. Udah lama nggak hujan, ibu mandinya pake sabun cuci”.
Aku tersentak mendengarnya. Terasa tamparan  mendarat bertubi-tubi di pipi. Betapa aku begitu egoisnya. Hanya memikirkan kepentingan sendiri saja. Aku malu pada bocah kecil ini, malu pada Allah, dan malu pada diriku sendiri. Aku menyesal sekali, dan tanpa terasa air mataku mengalir. Hari ini aku mendapat pelajaran yang mahal sekali, yang tak ku dapat di kelasku sebagai seorang mahasiswi. Dan mulai saat ini aku berjanji untuk tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi. Dengan pandangan sayu, kutatap bocah kecil ini, “jangan menangis dik, semoga besok hujan lagi”




*ngojek =menyewakan payung

By : Purnamadimahameru (fb: Mahameru Kala Purnama)

Mengutip Catatan Seseorang


"Sungguh aku cemburu.."

Aku yang berjalan tanpa alas kaki, Pasrah pada jalanan yang penuh kerikil dan kotor, Tak ingat masa lalu,tak kenal masa depan...
Aku asing dari detik bernama waktu. Yang kutau hidup adalah jalan curam penuh cadas, Tak seperti yang kalian kenal..
Tak seperti dunia yang kalian tinggali. Mengapa sorot mata kalian begitu dingin? Apakah Tuhan menciptakan makhluk dengan kasta-kasta???

Umurku 15 tahun, namun takdir memaksaku memecut jiwaku melewati batas usia.
Bertahan meski lapar,tak menangis meski derita! Apa kalian pikir ini nikmat? Apa kalian pikir aku tak ingin duduk santai,makan apapun yang ku suka,tertawa...bercanda...lepas dari segala beban??
Sungguh,aku ingin! Sungguh,aku cemburu!!! Malam ini masih seperti hari-hari sebelumnya,aku melangkah dengan dua teman setia... Karung kotor dan besi pengaitku, Memunguti gelas dan botol bekas minuman yang kalian buang, Sampah yang kalian campakkan,itulah rezekiku! Sungguh Tuhan,aku benar-benar Cemburu!!!

Kali ini saja Tuhan, dengar keluhanku!! Sembilan meter dariku,gadis berwajah sederhana yang terus memandangiku dari ujung meja makan taman jajan. Menarik,sebab diantara begitu banyak mata,hanya dia yang melihatku.
Begitu indah cahaya malam,namun dia memilih sosok kotorku untuk dipandangi. Dia melihatku,diam...dan menulis,entah apa...
Aku berusaha mengedarkan mata...dan menunduk. Baru saja ku angkat kepalaku,gadis itu tepat 1 langkah didekatku. Menyodorkan sebuah botol minuman...
Ya,sudah pasti dia melakukannya karena dia menyadari bahwa aku seorang pemulung. Kuambil dari tangannya,berat,berisi,kulihat masih tersegel,gadis itu tersenyum. Kertas yang terlipat rapi diselipkannya ditanganku. Lagi-lagi dia tersenyum,dan bilang 'Kakak yakin,adik akan menjadi penghuni Syurga,Allah sayang adik' Hanya itu,dan pergi...
Kuputuskan untuk membacanya dirumah,tepatnya tumpukan kardus yang kubentuk seperti rumah,yang hancur saat hujan,..ya itu yang kusebut rumah..

Kubuka lipatan kertas itu,selembar uang dan sebuah surat...

 "Assalamu'alaikum dik,kakak berharap adik pandai membaca :). Kakak tau hidup adik pasti sangat pahit,sulit dan akrab dengan derita,tapi kakak sungguh cemburu melihat Allah yang begitu mencintai adik. Saat kakak lapar,kakak tak bisa bekerja,kakak lemah dan mudah sekali mengeluh.Tapi adik,tetap kuat dan sanggup berjalan menjemput rezeki. Saat kakak merasa sendiri,kakak selalu menangis.Tapi adik terlihat begitu tegar walau dunia mengasingkan adik. Apa adik tau bahwa sebagian besar penduduk syurga adalah orang-orang miskin yang sabar dan ikhlas,ahh kakak benar-benar cemburu pada adik!! Allah telah menyiapkan syurga untukmu dik.Allah sangat mencintaimu. Bahagiakah kamu mendengar kabar ini dik?Jika iya,Tersenyumlah lalu berwudhu,sholat dan sujud lah dik.Katakan pada Allah bahwa kau pun sangat mencintainya!!"

Aku sudah tenggelam dalam derai airmata,, ujarnya..

*Jangan sampai kita lupa, bahwa ada 2.5% dlm harta kita yang menjadi hak mereka, di dalam 2.5% itulah terdapat cinta yg bersih. .

Rabu, 13 Juni 2012

Puisi Pak Habibie Untuk Ibu Ainun



Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang,
rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ….

by : BJ.HABIBIE

Puisi Jenderal Douglas Mac Arthur








"DOA UNTUK PUTERAKU"

Tuhanku…
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang sabar dan tabah dalam kekalahan.
Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa
mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku…
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai
dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Berikanlah hamba seorang putra
yang mengerti makna tawa ceria
tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat
untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya…
Berikan dia cukup rasa humor
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku…
Berilah ia kerendahan hati…
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki…
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna…

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayahnya, dengan berani berkata “hidupku tidaklah sia-sia”

Kamis, 07 Juni 2012

Medali Kekalahan


Membahas dan menyorot medali kemenangan sudah sangat biasa serta wajar. Karena hal itulah yang hampir pasti diharapkan oleh setiap orang dalam hidup ini. Tetapi dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba bagaimana mengkaji tentang apa sih penghargaan yang didapatkan oleh mereka yang belum menang?? Dan saya mencoba memperkenalkan hal ini sebagai medali kekalahan.
               Kekalahan dalam setiap ajang kompetisi pasti sangat dihindari oleh para peserta yang mengikutinya. Hal ini sangat kita pahami karena mereka pastilah menginginkan untuk pulang ke daerah asal dengan medali kemenangan. Tetapi apakah mungkin dari sekian banyak peserta yang mengikuti suatu ajang kompetisi bisa juara semuanya?? Jawabanya adalah sangat tidak mungkin karena bagaiamapun dan apapun yang terjadi tetap ada pihak yang menang dan belum menang. Dan yang menjadi ganjalan di hati adalah apakah pihak yang terkalahkan akan pulang begitu saja tanpa adanya medali yang terkalungkan di leher mereka?? Saya akan menjawab hal itu dengan sedikit ilustrasi seperti berikut ini, kalau menurut saya ketika mereka telah secara resmi diputuskan bahwa mereka kalah dan secara besar hati mereka bisa memposisikan serta mengendalikan dirinya itu merupakan suatu peristiwa penyerahan medali dari diri sendiri kepada diri sendiri pula. Sebenarnya ia telah sangat berhasil menerima medali ‘keistimewaan’ tersebut yang dikalungkannya ke setiap hati mereka. Mereka telah berhasil juara dengan menahlukkan rasa kecewa yang begitu berat, rasa penyesalan, dan segala rasa yang tidak diharapkan di situ. Tetapi sekali lagi bahwa mereka mampu mengatasi dan menjuarakan diri dengan segala rasa itu. Serta saya percaya bahwa setiap mereka yang kalah dalam kompetisi belum tentu cakap untuk mengambil sejarah istimewa berupa penerimaan medali kekalahan di hati mereka. Karena hanya orang-orang yang telah berhasil memahami diri yang akan mampu melakukan hal itu dengan cakap.
               Sangat mungkin bagi mereka yang telah cakap dalam hal itu menganggap bahwa sebenarnya dia telah menerima medali yang tidak kalah kelasnya dengan medali emas. Yaitu medali kesabaran yang tidak bisa dicetak oleh setiap percetakan yang ada di dunia ini. Dan medali itu pun akan tetap melekat dan membekas di hati mereka sehingga akan selalu teringat dengan peristiwa tersebut. Yang tentunya akan menjadi motivasi lebih bagi mereka untuk bisa memantapkan diri dan memperbaiki diri supaya bisa mencapai target medali berikutnya yaitu medali emas yang dinanti-nantikan. Saya yakin ketika mereka mengikuti ajang kompetisi berikutnya pasti akan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Karena telah melewati masa-masa yang penuh dengan makna pembelajaran di dalamnya.
               Sehingga bagi kita, apabila pada suatu ketika mengalami hal yang tidak diharapkan berupa merasa belum berhasilnya dalam suatu ajang kehidupan. Maka tempatkan diri kita dengan kondisi yang sebaik-baiknya sehingga kita mampu terlebih dahulu membekaskan medali belum keberhasilan itu dalam hati yang paling dalam. Agar kita menjadi jiwa yang lebih tegar, semangat, dan penuh motivasi dalam menjalankan berbagai hal dalam proses kehidupan ini. Yang akhirnya akan bermuara pada lebih siapnya diri kita untuk menerima medali emas pada ajang-ajang kehidupan yang lebih bergengsi berikutnya.
               Jadi marilah kita mulai belajar megambil makna kehidupan yang sebenarnya, pada setiap peristiwa yang kita lalui dalam hidup ini. Karena saya sangat yakin bahwa ALLAH telah mendesain setiap peristiwa yang kita alami pasti ada suatu unsur bermakna yang terkandung di dalamnya. Dan yang perlu diingat lagi bahwa ALLAH itu akan memberikan hal-hal apa yang kita butuhkan dalam menunjang hidup ini, bukan memberikan setiap hal yang selalu kita inginkan dalam hidup ini. Percayalah pada Keadilan ALLAH yang tidak bisa kita sanksikan lagi.
               Sepertinya cukuppppp, kalau  banyak salah tentunya minta maaf yaa. Karena lagi mulai belajar. Semoga bermanfaat.

Teriama Kasih,
Saudaramu, 7 Juni 2012




        Aang Fauzan

Rabu, 06 Juni 2012

BELAJAR, Ada yang Lucu??


Secara tidak sadar kultur sebagian masyarakat kita sudah lumayan hiper tertawa yang kurang bermanfaat bahkan merugikan orang lain. Mereka mengakrabkan diri tertawa tetapi menggunakan daya tawanya untuk menyindir orang lain yang sedang mencoba meningkatkan kemampuannya. Hal ini cukup mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang paling sepele saja seperti ketika kelas sedang kosong karena Guru tidak masuk dan ada salah satu murid di kelas itu mengisi kekosongan waktu tersebut dengan membaca buku pelajaran. Saya hampir memastikan anak tersebut akan luntur kePDannya ketika segerombolan atau bahkan seseorang temenya menertawakan dengan memasukkan daya sindir di dalamnya. Sembari berkata “ waduhhhh rajin amat niiii yeeee” walaupun perkataan sesimpel itu tapi dampak bagi anak yang sedang membaca tadi sangat besar karena dia akan merasa menjadi kaum minoritas di kelas. Dan akhirnya dengan sadar dia pun melepaskan pandangan matanya dari buku dan ikut nimbrung dengan kaum mayoritas yang asik becanda.
               Sebenarnya ada hal besar yang sangat saya yakini bahwa anak yang menyindir tadi ketika ditanya hati-kehati sebenarnya dia juga ingin belajar, untuk memanfaatkan waktu kosong di dalam kelas seperti membaca buku pelajaran atau lainnya. Dan mungkin semua anak pun jawabanya akan seperti itu kalau ditanya hal ini dari hati-kehati. Tetapi yang bisa menjadi sorotan menurut saya adalah masih perlunya perbaikan kultur kebiasaan masyarakat kita. Sehingga akan didapatkan kultur yang mewajarkan hal-hal baik dilakukan oleh setiap masyarakat kita. Coba kita lihat setidaknya lihat di TV bagaimana orang-orang Jepang begitu sadar akan mahalnya waktu. Ketika naik atau menunggu angkutan pun mereka dengan sukarela memanfaatkan waktu tersebut untuk membaca. Dan tidak ada orang-orang di sekelilingnya yang merasa aneh dengan hal itu. Karena memang hampir semua dari mereka telah memegang bahan bacaannya sendiri. Terkesan bahwa orang-orang Jepang tidak mau meninggalkan waktunya begitu saja tanpa mendapatkan sesuatu yang bermanfaat. Kemudian coba kita bayangkan hal apa yang akan terjadi di sebuah metromini, apabila ada anak SMA membaca buku di metromini tersebut?? Atau bayangkan ketika ibu-ibu pekerja membaca buku di halte bus angkutan kota?? Mungkin tindakan yang pertama terjadi adalah setiap orang yang melihat hal tersebut akan melemparkan pandangannya cukup lama untuk fokus kearah anak atau ibu yang sedang membaca tadi. Dan apabila yang melihat sudah kenal biasanya menyapa dan akan ditambahi bumbu “penyedap” kata seperti “weeeh di tempat umum pun belajar, hebat hebatttt hebatttt…”. Yang tentunya hal ini sangat bisa melunturkan kePDan dari anak atau ibu tadi.
               Saya yakin tentunya tidak semua masyarakat kita masih mentradisikan dirinya seperti itu, hanya masyarakat yang belum menyadari akan pentingnya perubahan saja. Alangkah pesatnya perkembangan negeri ini ketika semua masyarakat telah sadar akan pentingnya instropeksi diri dan mencoba untuk berubah menjadi masyarakat yang mempunyai kultur kebiasaan yang mengagumkan. Dengan hanya sedikit demi sedikit kita semua membiasakan diri tidak akan menyindir orang-orang yang mau berkembang walaupun dalam kondisi yang sulit, menurut saya hal itu sudah menjadi perkembangan yang menjadikan tanda-tanda bahwa Negara ini akan memiliki kultur masyarakat yang semakin diminati oleh bangsa lain dan patut dicontoh oleh bangsa lain.
               Mulai dari sekarang marilah kita saling menyadari dan memahami terhadap orang lain. Ketika mereka sedang belajar janganlah mengganggu atau ngetawain. Tetapi kita justru harus gabung dengan mereka dan mengajak temen-temen kita lagi untuk ikut bergabung dalam proses belajar tersebut. Kita adalah elemen masyarakat negeri ini, baik-buruknya masyarakat yang berdampak pada baik-buruknya  negeri ini berarti sangat tergantung pada baik-buruknya diri kita.
               Itulah coretan pada kesempatan kali ini. Dan mohon maaf apabila banyak salahnya. Karena memang lagi mulai belajar. Selamat berperan dalam membangun negeri…

Terima Kasih
Saudaramu, 7 Juni 2012




         Aang Fauzan

Baru Lulus TK


Siapa dan dimana saja orang yang kita jumpai kalau ditanya tentang masa TK nya hampir pasti mereka akan terbawa alur dan secara spontan akan menceritakan masa-masa TK nya secara lincah dan detail. Tentu orang yang kita tanya tersebut pernah bersekolah TK yaaa. Mau berapapun umurnya orang yang kita tanya tersebut hampir pasti mereka tetap antusias bercerita masa TK nya. Dan diakhir cerita biasanya akan ditutup dengan senyuman iklas dibarengi dengan ucapan seperti: “ooooo, ia ya perasaan baru kemaren saya lulus TK tapi sekarang ternyata uda tua, hhhhe2 ngak terasa yaaaa”. Hal semacam itu sudah lazim kita jumpai dikeseharian kita bahkan diri kita pun kalau ditanya seperti itu, jawaban yang akan kita lontarkan kurang-lebih yaa seperti itu.
               Hal yang ingin coba saya angkat di sini adalah mengenai “waktu” bagaimana waktu tidak bisa diajak kompromi. Apapun kondisinya ia tetap menerjang dengan kecepatan yang konstan hingga sekarang. Seper sekian detik pun waktu tidak memberikan kesempatan untuk dirinya sendiri beristirahat sejenak setelah berabad-abad melaksanakan tugas rutinitasnya, ia berjalan tajam lurus kedepan dengan meninggalkan segala hal yang telah dilewatinya, dan ia pun menerjang apa saja agar selalu bisa beroprasi. Prinsip yang telah mendarah daging dengan waktu bahwa ia tidak sedikitpun rela untuk kembali ke masa-masa sebelumnya yang telah dilewati.
               Dari hal itu kita dapat lebih merasakan akan sangat berharganya waktu yang kita miliki ini, kita tidak tahu masih berapa lama lagi waktu yang kita punyai di dunia ini. Tetapi kita bisa menghitung kurang-lebih sudah berapa lama jatah waktu yang telah kita nikmati. Setiap waktu itu berjalan berarti jatah umur kita di dunia semakin berkurang. Kita seakan-akan dibikin tidak sadarkan diri dengan terjangan waktu yang begitu deras karena banyak hal, seperti:banyaknya rutinitas keduniaan setiap harinya, dsb. Tetapi ketika kita merenung dan mengingat seberapa lama waktu yang telah kita lewati baru di situ tersadar bahwa ternyata tak terasa waktu yang kita lewati sudah lama walaupun terasa baru kemaren.
               Merencanakan hal-hal apa yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu yang kita miliki itu adalah hak kita sepenuhnya. Tetapi yang menentukan di akhir atas pencapaian rencana tersebut hanya Sang Ilahi Yang Maha Adil. Alangkah baiknya mulai dari sekarang kita telah mempunyai rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek dalam sisa umur kita ini. Dengan adanya rencana itu secara tidak langsung sangat memberikan energi positif yang sangat ekstra karena kita akan terpacu untuk mencapai target yang telah kita rencanakan. Coba bayangkan kalau seorang pelari tidak tau sasaran atau garis finishnya, apa yang akan terjadi?? Hampir pasti dia akan kebingungan dan tidak bisa memaksimalkan kemampuan berlarinya karena akan banyak hal-hal yang mengganggu pikirannya. Ceritanya akan berbeda dengan pelari yang mulai start telah tahu dimana garis finishnya, berapa jauh garis finish dari garis start, dan tentunya telah mempersiapkan tentang target dalam ajang lari tersebut. Pasti pelari itu akan berlomba di arena balap dengan lebih percaya diri dan yakin akan bisa sampai garis finish dengan hasil yang maksimal. Jadi seperti itulah hidup ini saudara-saudara, apabila kita sudah punya target pencapaian dan merencanakan banyak hal, maka hal itu salah satu faktor yang menjadikan diri ini lebih percaya diri dalam menikmati waktu yang tersisa dalam hidup.
               Cobalah kita menyempatkan diri untuk membuat target-target pencapaian apa yang ingin kita raih dalam hidup ini. Yang perlu diingat bahwa standardisasi mimpi setiap orang itu berbeda jadi galilah sumber itu dari diri kita sendiri secara maksimal. Ambil beberapa lembar kertas serta tuliskan impian-impian kita dengan jelas, pasti, dan berani di atas kertas tersebut. Sembari menulis impian itu kita bayangkan hal-hal indah apa yang akan kita rasakan andai kata suatu saat nanti kita berhasil mencapai impian itu. Bayangkan seberapa banyak orang-orang terdekat kita akan semakin bangga dengan diri kita karena keberhasilan kita dalam mewujudkan impian itu. Dan bayangkan juga seberapa lebih besarnya kesempatan kita untuk semakin bermakna lagi dalam membantu memajukan kebahagiaan orang-orang di sekitar kita apabila impian-impian itu tercapai. Yang pasti banyak nikmat keindahan yang bisa kita dapatkan dengan terwujudnya impian kita tadi. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak kita punya impian itu berarti semakin besar pula kesempatan kita untuk berhasil meraihnya. Yang berarti semakin besar juga kesempatan kita untuk membahagiakan dan memberikan manfaat untuk orang lain.
               Penyesalan yang berlebihan terhadap hal yang sudah terlewatkan itu sama dengan menambah penyesalan di waktu yang akan datang karena bagaimanapun juga hal yang sudah lewat tidak akan bisa diputar kembali. Sebab hidup ini tidak seperti film yang kita tonton di DVD player dimana misal kita ingin melihat adegan perang tinggal dibalikkan ke awal atau kalau mau melihat adegan lucu tinggal kita cepatkan ke depan. Sekali lagi hidup ini tidak seperti itu.
               Jalani hari-hari kita dengan penuh optimis dan yakin akan keberhasilan kita dalam mencapai target-target yang telah kita siapkan secara detail. Tetapi ingat, segala hal ada yang mengatur yaitu ALLAH S.W.T  Yang Maha Adil dan Bijaksana. Kita boleh berencana tetapi yang memutuskan atas rencana itu tetap ALLAH S.W.T.
               Sekian coretan mengenai hal ini. Maaf bila banyak salahnya karena memang lagi mulai belajar. Semoga bermanfaat. Daaaaannnnn selamat ‘bermimpi’…

Terima Kasih
Saudaramu, 7 Juni 2012




          Aang Fauzan

Al-Ikhlas Tetap Favorit


Dari beberapa tempat yang pernah saya datangi berdasarkan analisis pribadi, didapatkan hasil ternyata ketika membentuk barisan sholat berjamaah kecil khususnya dengan temen-temen yang sepantaran sesudah bacaan Al-Fatekhah dalam sholat selesai biasanya dilanjutkan dengan surat pendek “favorit”  yang sering kita sebut Kulhu atau Surat Al-Ikhlas. Di sini hal yang pengen sedikit saya sorot adalah apa sebenarnya penyebab kok sebegitu favoritnya Kulhu yang disertakan dalam sholat sehari-hari?? Saya melakukan hal ini dengan dasar tidak menyalahkan hal itu karena bagaimana pun juga Surat Al-Ikhlas adalah surat yang mulia. Saya pun juga akrab dan sering menyertakan surat ini dalam sholat saya sehari-hari.
             Menjadi trend senternya Kulhu ternyata memang banyak faktor daya tarik yang mendukung, seperti : surat tersebut tidak begitu panjang sehingga lebih mudah di hafal dan apabila di pakai dalam sholat kemungkinan untuk salah sangat kecil. Selain itu ternyata membaca surat Al-Ikhlas 3 kali sama dengan mengkhatamkan Al-Quran. Dari hal itu dapat terlihat betapa mulianya surat ini. Sehingga sangat pantas kalau hampir pasti setiap umat muslim di dunia telah hafal surat ini di luar kepala.
            Saya hanya mencoba mengajak merenung dan sedikit membayangkan bagi kaum muslim khususnya para pemuda muslim yang termasuk saya sendiri juga. Betapa indahnya ketika kita mampu memiliki hafalan surat yang banyak dari Al-Quran??  Dan betapa senangnya ketika kita sholat kemudian berkesempatan menjadi Imam mampu melafaskan secara lancar surat-surat Al-Quran yang bervariasi tidak hanya terbatas pada sedikit surat saja??? OOOO, itu nikmat sangat luar biasa yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak kaum muslim untuk lebih giat dalam menghafalkan surat di dalam Al-Quran.  Hal ini mungkin akan terasa lebih hikmat dan nikmat lagi ketika kita sudah berkeluarga nanti, bagaimana kita mampu memimpin dengan baik sholat berjamaah yang diikuti istri dan anak-anak kita. Tentunya hal ini akan lebih memuaskan serta membuat bangga mereka.
               Jadi marilah mulai dari sekarang kita budayakan untuk giat menghafalkan surat-surat yang ada di dalam Al-Quran. Mulailah dari yang paling mudah dan terus hingga surat-surat yang panjang. Kalau kita sudah memiliki niat pasti ALLAH akan memudahkan jalan kita apalagi ini menyangkut hal yang baik. Semakin kita memiliki banyak tabungan hafalan surat maka semakin berarti juga hidup kita baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Dan hal yang perlu diingat kalau suatu saat nanti kita telah berhasil mengantongi banyak hafalan surat, saya bukan berarti merekomendasikan untuk tidak menggunakan Kulhu dalam sholat. Karena bagaimana pun juga Kulhu adalah surat yang begitu mulia jadi tetap digunakan walaupun sudah banyak hafalannya. Silakan tetap istiqomah dalam mengeksiskan Kulhu tetapi setidaknya kita telah mempunyai tabungan hafalan surat yang cukup banyak dan ketika suatu saat nanti dibutuhkan dengan senang hati kita sanggup melafaskannya dengan lancar.
         Ayo saudara-saudara muslim manfaatkan waktu yang masih tersisa untuk kita ini dengan memanfaakan secara maksimal dan bermanfaat bagi semua. Karena hal yang ditunda-tunda hanya akan membuat kita kecewa saja. Semakin kita cepat memulai berarti semakin besar kesempatan kita untuk lebih cepat berhasil. Seperi kata aa Gym mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang, dan mulai dari yang paling mudah. Mungkin itu salah satu prinsip yang bisa kita terapkan ketika menjalankan proses menghafalkan surat-surat dalam Al-Quran.
               Begitulah coretan saya kali ini, apabila ada banyak hal yang kurang berkenan mohon dimaafkan secara iklas. Karena saya baru mulai belajar. Semoga bermanfaat.

Terima Kasih
Saudaramu, 7 Juni 2012



        Aang Fauzan

Mengalir Melawan Arus


               Di dalam arus kehidupan kita tidak jarang kita mendapatkan kondisi bahwa kita merasa tidak selaras lagi dengan arus yang lazim orang kerjakan walaupun masih sanggup dengan daya paksa untuk mengikuti arus tersebut. Kalau memang pilihan kita untuk melawan arus tersebut adalah pilihan yang terbaik, why not??? Tetapi ada hal yang harus digaris bawahi bahwa dengan kita menentang arus tersebut bukan berarti kita secara semena-mena memplokamirkan diri untuk menentang dan semakin tidak jelas arahnya. Tetapi dengan pilihan melawan arus tersebut kita sudah punya rencana yang tidak merugikan orang lain justru akan menciptakan manfaat bagi kita dan orang lain. Hal yang perlu diingat  lagi bahwa untuk memutuskan melawan arus tersebut tidak gampang karena memerlukan kajian yang logis terlebih dahulu. Dan kalau memang dihasilkan keputusan untuk tetap menentang maka baru lakukanlah dengan penuh tanggung jawab.
               Coba kita perhatikan ikan-ikan yang ada di sungai kebanyakan dari mereka akan tumbuh pesat ketika mereka memberanikan diri untuk berenang melawan arah arus air. Semakin deras arus yang ditentangnya maka ikan itu akan semakin cepat tumbuh pula. Selain hal itu, kita bisa melihat bahwa laying-layang yang sering kita mainkan ternyata akan terbang menjulang tinggi dengan keseimbangan ketika laying-layang itu menentang arah arus angin. Sepertinya sampai sekarang saya belum menemukan layang-layang yang bisa terbang tinggi tetapi searah dengan arah angin.
Jadi temen-temen kita harus bisa bersikap bijak dalam memutuskan segala hal yang menyangkut kehidupan ini. Tahu persis kapan harus mengikuti arah arus kehidupan yang lazim dan kapan harus memberanikan diri untuk menentang arus kehidupan yang lazim. Inget saudara bahwa “menentang” itu bukan berarti selalu berkonotasi negatif. Tetapi menentang yang kita lakukan pastinya mempunyai efek positif demi kemajuan bersama. Segala hal memang pilihan sehingga hal-hal yang menyangkut diri kita adalah milik sepenuhnya diri kita juga. Mau dibawa ke arah yang bagaimana diri kita yaa tergantung dengan diri kita dan pastinya ada peran ALLAH yang memutuskan segalanya. Silakan pilihlah sesuai pilihan saudara tetapi yang lebih penting bahwa saudara lebih bisa mempertanggungjawabkan atas pilihan tersebut.
               Itulah coretan saya kali ini. Maaf atas banyak hal yang kurang berkenan karena memang lagi memulai belajar. Selamat menemukan seni baru dalam mengarungi arus kehidupan  yang semakin deras ini.

Terima Kasih
Saudaramu, 6 Juni 2012




        Aang Fauzan

Pajak dan Slogan Pajak


Pada era sekarang ini dimana kondisi kemajuan peradaban manusia sangat cepat dibarengi dengan tersedianya fasilitas modern yang “cepat saji” membuat kebanyakan orang cenderung tidak terlalu memperhatikan terhadap suatu hal yang dirasanya bukan urusan mereka. Sehingga wajar dan efektif apabila suatu lembaga, merk dagang, dan sejenisnya membuat slogan yang menarik tetapi singkat, padat, dan jelas. Dan apabila diibaratkan slogan itu dipasang di jalan tol pun orang masih sangat bisa membacanya karena hanya terdiri dari beberapa kata saja. Dengan membaca slogan itu, berharap orang yang membaca akan tertarik dan mengingatnya.

Kalau dihubungkan dengan perpajakan Indonesia khususnya pada masa sekarang yang lagi menjadi “selebriti” dalam pemberitaan, pastinya slogan sangat dibutuhkan untuk mendongkrak rasa ketertarikan dan mengembalikan gairah rakyat Indonesia supaya melaksanakan kewajiban perpajakan mereka. Tentunya pembuatan slogan perpajakan haruslah hati-hati karena slogan itu pun bisa dijadikan “santapan” oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk memlesetkan slogan pajak menjadi kata-kata yang tidak layak. Untuk itu melalui coretan ini, saya akan mencoba membahas beberapa slogan pajak di Indonesia. 

Sebelumnya arti slogan adalah motto atau frasa yang dipakai pada konteks politik, komersial, agama, dan lainnya. Sebagai ekspresi sebuah ide atau tujuan yang mudah diingat. Bentuk slogan bervariasi dari yang tertulis dan terlihat sampai yang diucap dan yang vulgar. Pada umumnya bentuk retorika sederhananya memberikan ruang untuk menyampaikan informasi yang lebih rinci. Selain itu juga disampaikan dalam bentuk ekspresi sosial dari tujuan bersama. Sedangkan pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Slogan yang sering kita jumpai baik di radio, TV dan media cetak ini menunjukkan adanya keseriusan dari Pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak untuk terus selalu mengamankan penerimaan Negara. Namun disatu sisi terkadang orang lupa karena pada umumnya beranggapan bahwa yang harus selalu diawasi adalah fiskus, dan kita lupa bahwa yang lebih bahaya dan memangharus kita awasi adalah para penggunanya terutama Instansi / Departemen lembaga dan Pihak Pemerintahan Daerah yang notabennya sering menggunakan anggaran di APBN maupun di APBD. Ingat korupsi yang lebih menggerogoti dan benar-benar membikin Negara kelimpungan justru terjadi pada penggunaan Anggaran ini sehingga dewasa ini sudah bukan hal yang tabu bahwa telah banyak terjadi pembengkakan dalam beberapa biaya proyek atau kegiatan dan biasanya hal ini dilakukan secara sistem.

Tentunya slogan “Lunasi Pajaknya, Awasi Penggunaannya” tidak hanya suara dangaungan semata yang nyaring namun bias benar-benar terwujudkan bahwa pajak menjadi pendapatan utama negara yang diperuntukkan dan dikelola dengan transparan dan akuntabel bagi kepentingan masyarakatnya sendiri.

Ada hal yang tidak biasa menyangkut slogan yang satu ini karena pada tanggal 1 Januari 2010 , Direktur Jenderal Pajak pada masa itu yaitu Pak Mochamad Tjiptardjo di sela-sela jumpa pers di kantor beliau, mengungkapkan bahwa beliau mendapatkan kritikan tentang slogan pajak ini. Kritikan itu pada intinya supaya slogan pajak diubah, jangan 'Lunasi Pajaknya Awasi Penggunaannya', tetapi 'Lunasi Pajaknya Awasi Pemungutannya'. Walaupun hal itu terkesan becanda tetapi Direktorat Jenderal Pajak sebenarnya telah mendapatkan kritikan yang tajam dan mengglitik dari masyarakat Indonesia karena dari hal itu dapat diketahui bahwa rakyat sudah mengalami krisis kepercayaan kepada pemungut pajak sehingga mereka menganggap perlu melakukan pengawasan kepada pemungut pajak itu sendiri.

Mungkin slogan yang satu ini adalah slogan yang paling terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Salah satunya hal ini dikarenakan cukup banyak pihak yang tidak bertanggungjawab melakukan perubahan terhadap slogan ini. Sehingga dihasilkan makna yang sangat kontras dengan makna yang sebenarnya diharapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak . Peristiwa ini terjadi tentunya ada dasar dan alasanya menurut saya hal ini bisa terjadi karena memang rakyat Indonesia sekarang ini cukup kurang antusias dan mengalami krisis kepercayaan dengan hal perpajakan Indonesia terlebih pada akhir-akhir ini terbongkar beberapa kasus pajak yang seharusnya tidak layak terjadi di tubuh Direktorat Jenderal Pajak yang notabennya terdiri dari orang-orang terpilih.

Berikut ini beberapa slogan pajak “baru” yang tidak jarang kita temukan di berbagai media yang merupakan plesetan dari slogan yang sebenarnya: “apa kata akhirat?”,Hari gini masih bayar pajak... "Apa Kata Dunia." , dll. Menurut saya masih sangat mungkin masyarakat Indonesia dengan lebih kreatif mencoba merubah slogan-slogan pajak Indonesia. Mungkin dengan melakukan hal ituu, mereka sedikit bias mencurahkan rasa yang sebenarnya ada dalam hati dan pikiran mereka. Direktorat Jenderal Pajak harus menanggapi hal ini dengan rasa yang legowo karena bagaimanapun juga Direktorat Jenderal Pajak tidak bisa lepas dari sorotan rakyat.

Menurut saya slogan ini adalah slogan pajak yang paling mudah diingat oleh setiap orang yang membaca atau mendengarkannya. Karena selain ringkas, padat, dan jelas slogan ini juga mengandung akhiran suku kata yang sama sehingga pengucapannya lebih nikmat didengar. Mahasiswa pajak pun tidak mau ketinggalan untuk mencoba memanfaatkan momentum berlakunya slogan ini dengan mencoba mengeksiskan slogannya yang menyerupai slogan pajak ini, yaitu“Mertua Bijak Pilih Anak Pajak”.

Mungkin Direktorat Jenderal Pajak memutuskan menggunakan slogan ini karena memiliki harapan yang sangat besar kepada rakyat Indonesia untuk menjadi insan yang selalu berpikir arif dan bijak. Sehingga pada ujungnya mereka akan memiliki kesadaran sendiri secara iklas untuk melakukan kewajibannya di dalam bidang perpajakan. Dan akhirnya akan memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan Negara serta bisa membangun Negara Indonesia menjadi Negara yang lebih baik dan mandiri.

Saya mencoba mencari beberapa slogan pajak buatan masyarakat kita dan akhirnya saya mendapatkan dari salah satu forum diskusi di internet yaitu melalui kaskus, berikut beberapa pendapatnya:
 “Pajak mu menyenangkan hidupku”
“pajak mu..membuat tidurku pulas”
“bayarlah pajak pada tempatnya”
“Bayarlah pajak kepada orang yang tepat”
“Pajak demi kemajuan bangsa”
Walaupun bisa dibilang forum diskusi online tersebut tidak resmi tetapi poin penting yang bisa kita lihat bahwa ternyata masyarakat kita sedikit banyak juga menyoroti dan memantau kondisi perpajakan. Sehingga mereka mencoba untuk saling bertukar pikiran mengenai slogan pajak apa yang paling cocok untuk diterapkan pada kondisi perpajakan seperti sekarang ini. Dan tak jarang juga atau bisa dikatakan hampir pasti ada beberapa masyarakat yang mencoba menuangkan rasa kekecewaan atau ketidakpuasan mereka terhadap perpajakan melalui forum diskusi seperti ini. Sehingga menurut saya forum diskusi seperti ini terlebih menyangkut perpajakan Indonesia sangat diperlukan selama tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata slogan dalam perpajakan itu tidak kalah pentingnya seperti slogan dalam perusahaan untuk menawarkan hasil produksinya supaya dikenal dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Tetapi slogan di perpajakan tidak menawarkan produk, melainkan untuk memberikan rangsangan supaya masyarakat Indonesia semakin tergerak hatinya dalam melaksanakan kewajiban mereka dalam bidang perpajakan yang sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku secara sukarela dan tidak paksarela lagi ketika membaca atau mendengar slogan pajak itu. Sehingga hal ini sangat membantu pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak dalam melakukan tugasnya . Dan pada akhirnya hal ini berdampak positif juga bagi pendapatan Negara khususnya  pendapatan dari sektor perpajakan.

Terima Kasih
Saudaramu, Maret 2012




      Aang Fauzan

Menilang Pak Polisi


Sebelumnya saya ingin meluruskan judul coretan ini bahwa kata “menilang” tersebut bukan berarti saya di jalan raya terus menghentikan laju kendaraan Pak Polisi untuk menanyakan SIM, STNK, ataupun surat kelengkapan berkendara lainnya.  Tetapi maksud kata tersebut akan saya coba ilustrasikan dengan pengalaman pribadi saya yang menurut saya lumayan lucu dan setidaknya ada virus ngakak inside di dalamnya.
               Kurang-lebih ceritanya seperti ini ketika lebaran beberapa hari saya dan sekeluarga akan bertolak menuju Semarang ke rumah Aoh (panggilan khas salah satu adik ibu) kalau tidak salah pada waktu itu ada acara nikahan. Pada waktu mempersiapkan barang apa yang harus dibawa, tiba-tiba bapak menyuruh saya untuk membelikan chasan HP karena chasan yang di rumah sudah cukup error. Saya pun berangkat dengan segera menuju konter yang menyediakan barang yang saya cari. Saya pergi nylonong begitu saja dengan sepeda motor. Setelah saya berhasil membeli chasan yang dibutuhkan bapak kemudia saya langsung pulang ke rumah. Jalan yang saya pilih dari konter itu menuju rumah adalah jalan yang melewati Kantor Polisi karena memang sedikit lebih praktis dan saya yakin tidak ada tilang karena masih suasana Lebaran. Saya dengan sangat santai berkendara seperti biasanya, tetapi ternyata ada hal yang special di sini bahwa saya “dikawal” alias dikejar Pak Polisi karena memang secara fulgar saya terlihat tidak memakai helm. Dan hal yang tak diduga-duga Pak Polisi itu memberhentikan saya dengan cara mendahului saya serta berusaha menepi ke pinggir jalan tepat di depan rumah yang notabenya rumah saya tidak jauh dari Kantor Polisi tempat start Pak Polisi tadi.
Setelah Pak Polisi itu berhasil memberhentikan laju kendaraan saya, begitu kagetnya saya karena saya sudah merasa apes harus ketilang padahal tidak membawa perlengkapan berkendara secara komplit. Kalau memang ditilang berarti kena biaya tilang yang lumayan juga. Anehnya lagi pada waktu itu ibu saya sedang di depan rumah secara spontan ibu sedikit berteriak menegaskan bahwa itu adalah anak saya. Setelah mendengar itu, Pak Polisi dengan hati yang menurut saya sedikit malu harus berbalik arah menuju posnya lagi dengan meninggalkan sedikit senyuman. Pada waktu itu juga kakak saya juga sedang di depan rumah tetapi dia seperti tidak tau saja palahan dia terlihat senyum geli dicampur sedikit daya ejek yang terlihat dari mukanya. Dan setelah Pak Polisi itu berbalik arah kakak saya pun terlihat lebih puas dalam menertawakan saya. Tetapi saya masih penasaran kok bisa berbalik arah Pak Polisi tadi setelah mendengar ucapan ibu. Kemudian saya dengan segera menanyakan hal ini dan ternyata ibu sudah lumayan paham dengan Pak Polisi tadi dan mungkin Pak Polisi tadi juga sudah paham dengan ibu. Karena Pak Polisi tadi sering bertugas di pasar tempat ibu berjualan jadi ibu tak jarang melihat Pak Polisi tadi ketika beroprasi di pasar. OOOOO jadi begitu to buk, untung banget ngak jadi ketilang beneran kalau bener-bener jadi ketilang mungkin uang yang saya kantongi di lebaran ini bisa ludes untuk membayar uang tilang, hhhhe2.
Kemudian efek dari kejadian ini sempet menjadi tranding topik bagi saudara-saudara yang tahu untuk mengejek saya. Kebetulan memang saat itu lagi moment lebaran jadi banyak saudara yang lagi ngumpul dan alhasil jadi banyak yang tau dehhh. Tetapi tidak masalah setidaknya saya telah berhasil dengan tidak sengaja membuat kisah yang mungkin sulit dilupakan oleh saya.
Yaaaa begitulah sepenggal kisah yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu tepatnya ketika saya masih SMA.

Terima Kasih
Saudaramu, 6 Juni 2012



        Aang Fauzan

Pernak-Pernik Bulan Ramadhan


Setiap kali akan datangnya bulan suci yang benuh berkah yang pastinya sangat ditunggu-tunggu oleh kaum muslim di seantero bumi ini. Semakin dekat dengan datangnya bulan suci ini maka semakin bergejolak juga jiwa ini mengekspresikan kesenangan yang sangat senang dalam hidup kaum muslim. Rasa senang di sini tidak mungkin sanggup diekspresikan melalui tulisan dalam bentuk apapun karena segala rasa yang mendukung untuk senang hadir di situasi tersebut. Jiwa ini pun semakin bergetar ketika mencoba memahami rasa senang bercampur haru syukur yang sangat tidak bisa dilukiskaan dengan kata-kata tersebut. Tentunya dengan akan segeranya kami menginjakkan kaki di bulan Ramadhan banyak rencana dan harapan yang akan kami lakukan dibulan itu sebagai pengisi serta pelengkap kebahagiaan kami.
Saya di sini akan berbagi cerita bagaimana keistimewaan yang pernah saya alami ketika bulan Ramadhan itu hadir yang tentunya tidak saya temui di bulan-bulan lainnya. Sedikit bernostalgia untuk mengingat kenangan dengan temen-temen disalah satu dusun di Jawa Tengah ketika saya kecil dulu. Semakin saya beranjak dewasa dan berkesempatan mengingat hal itu maka saya semakin rindu  akan hadirnya kembali masa-masa itu. Tetapi saya sadar bahwa itu sangat tidak mungkin dan yang bisa saya lakukan mengingat masa-masa itu. Saya menyebutkan hal itu sebagai pernak-pernik khas bulan Ramadhan yang telah saya alami yang ternyata harganya begitu mahal dan sangat tidak bisa dinilai dengan uang.
Diawali dari saur yang sering saya lewati bersama bapak dan ibu saya di rumah. Biasanya awal-awal puasa masih semangat untuk bangun saur karena salah satu faktornya mungkin menu yang lumayan lengkap ketika saur di awal-awal puasa. Itu adalah salah satu kebiasaan keluarga saya ketika awal puasa pasti lebih rajin dalam masak-memasak demi memenuhi kepuasan kami dalam saur dan berbuka puasa. Semakin menjauh dari hari pertama, dulu saya biasanya lebih malas dalam bangun saur karena beberapa hal yang mendukunng saya untuk tetap mengantuk. Kemudian rutinitas pagi hari di bulan Ramadhan yang tidak boleh ketinggalan bagi kami anak-anak dusun Kauman adalah jalan-jalan pagi sambil berpesta long(mercon) kecil-kecil dibarengi dengan canda-tawa yang begitu meriah. Setiap kali jalan-jalan habis subuh itu kami lakukan biasanya akan menimbulkan tapak cerita yang berbeda. Ada yang harus kejar-kejaran dengan salah satu warga karena beliau merasa terganggu dengan kehadiran kami yang terkesan semena-semena yang didukung oleh daya mercon yang kami punya; pernah suatu ketika secara alami saja kelompok dalam perjalanan kami terbagi menjadi dua kubu dan kedua kubu itu saling serang dengan merconnya; tak jarang ketika kelompok kami berpapasan dengan kelompok lain ketika jalan-jalan itu kami saling melemparkan wajah sinis, tertawa, dsb  ke kelompok yang lain; dsb.
Sekitar jam 7 pagi tetapi tergantung juga bisa lebih siang lagi atau pagi lagi  biasanya kita pulang ke rumah masing-masing. Kalau tidak libur sekolah ya berati kami harus menyiapkan untuk berangkat sekolah tetapi kalau libur biasanya saya pulang ke rumah dan melakukan kegiatan di rumah. Tetapi tak jarang saya membuat janji dengan temen-temen untuk bermain bersama setelah pulang dari jalan-jalan pagi. Dan yang saya inget ketika SD apabila saya menonton TV dan sedang iklan yang kebetulan iklannya adalah menawarkan makanan atau minuman sering saya merasa sangat pingin untuk menikmati itu pada watu itu juga padahal saya kecil dulu sedang menjalankan ibadah puasa. Tetapi hal aneh yang saya rasakan adalah ketika waktu berbuka tiba biasanya tidak lagi pengen menikmati minuman ataupun makanan yang ada di iklan siang tadi. Itu adalah hal aneh yang belum saya temukan jawaban logisnya hingga saya mengetik saat ini. Walaupun banyak jawaban dari kerabat menyangkut hal itu.
Ketika waktu buka mau tiba atau sekitar jam 4 sore saya biasanya mengisi waktu dengan mengaji di Masjid Shoffi Kauman bersama temen-temen.  Biasanya dalam ngaji tersebut kami diajarkan hafalan doa-doa seperti: doa buka puasa, doa masuk masjid; dsb. Dengan semangat kami berteriak-teriak untuk melantunkan hafalan kami yang dipandu oleh Guru ngaji kami. Dan tak jarang sehabis pulang ngaji di sore hari itu bapak atau ibu memberi tahu saya bahwa kalau tadi waktu ngaji suara saya terdengar sampai rumah. Karena memang pada waktu itu kami ngaji dengan pengeras suara dan rumah saya pun dekat dengan masjid tempat ngaji kami. Biasanya saya berbuka di rumah bareng bapak dan ibu maupun terkadang sendiri. Dan hal yang hampir pasti ada ketika berbuka adalah kolak buatan bapak yang biasanya sangat manis dan cukup enak apalagi di awal-awal puasa. Tak lama setelah berbuka saya biasanya langsung bergegas ke pelataran masjid untuk bermain apa saja dengan temen-temen dan tak jarang kami sambil membeli jajanan di sekeliling masjid, seperti: ojek (kaya cilok), es campur/buah/teh, dsb. Kumandang adzan isya menyerukan kami untuk naik ke masjid, ketika masa SD biasanya kami memilih barisan yang paling belakang karena kalau sholat isya sudah selesai biasanya ada jeda sebelum mulai sholat tarawih. Dan dijeda waktu itu kami biasanya ngobrol ala anak SD sewajarnya. Ketika sholat tarawih di mulai kami pun sudah biasa untuk memposisikan diri tetap di belakang karena biasanya kami belum kuat untuk mengikuti full 23 rekaat shalat tarawih+witir di masjid. Sehingga setelah beberapa rakaat sebagian dari kami kompak untuk berhenti serta tak jarang kita ngobrol disitu. Hal ini tentunya membuat orang-orang sepuh (tua)  merasa terganggu dan pastinya kami pernah kena semprotan berupa teguran lembut dari mereka. Menjelang shalat witir tiba biasanya kami sudah antri untuk memegang pentungan(alat pemukul bedhug) demi memenuhi kepuasan untuk tidur(memukul bedhug dengan irama khas kita) sehabis sholat tarawih. Tidur sehabis sholat tarawih biasanya tidak lama karena ada tadarusan di masjid. Disebabkan pada waktu SD itu kami belum lancar membaca huruf arab sehingga saya dan temen-temen tidak ikut tadarusan.
 Seinget saya di masa-masa SMP dulu di dusunku sedang kembali musim main karambol sehingga sehabis sholat tarawih usai, saya dan temen-temen sepantaran bahkan jauh lebih tua berbondong-bondong menggelar arena karambol tak jauh dari pelataran masjid kebetulan ada pos kampling disitu. Di tempat itu selalu muncul kemeriahan dan canda-tawa yang alami nan sederhana serta tentunya semakin ingin mengulangi moment itu lagi. Biasanya selain main karambol kami juga mengkombinasikan dengan main kartu dan catur supaya tidak jenuh menunggu giliran main karambol yang hanya ada satu papan sedangkan biasanya ada banyak peserta yang siap menggelar tawa dalam permainan karambol. Yang pasti kami main pada waktu itu tidak ada unsur judi-menjudi mungkin hukuman yang kalah akan dikasih bedak atau pati(seperti gandum) di mukanya dan tidak boleh dihilangkan hingga permainan usai. Permainan kami ini tidak terbatas oleh waktu pokoknya kalau masih ada yang mau walaupun sudah masuk tengah malam tetap lanjuttttt. Sering kami membuat kesepakatan setelah permainan ini selesai dilanjutkan tidur di masjid dengan tujuan untuk membangunkan saur. Ada beberapa metode pembangunan saur yang cukup akrab bagi kami, antara lain : menyuarakan di speker masjid dengan memasukkan unsur-unsur becandaan serta mengebanyol dan pernah suatu ketika kami yang rata-rata seusia anak SMP didatangi imam masjid karena saking terlihat becandanya yang keterlaluan dalam membangunkan warga untuk saur; keliling sebagian dusun dengan membawa bongkahan seng (atap rumah) yang diseret dan dipukul-pukul dengan kayu sehingga menimbulkan irama yang keras dan tidak tahu enak di dengar atau tidak pokoknya inti dari kami pada waktu itu supaya warga terbangun serta kami pun bisa saling becanda di tengah jalan agar suasana tidak membosankan; dan  tidur(menabuh bedhuk) dengan cara yang lebih ektrim ketimbang biasanya karena asbak pun kami manfaatkan untuk memukul piggiran bedhuk supaya semakin meriah suasana masjid dan sekiranya pokoknya apapun yang bisa dipukulkan di bedhuk kami manfaatkan.
Seingat saya lagi pertama kali saya merasakan nikmat buka bersama ketika SD, saya datang ke acara buka bersama teman-teman satu tingkat. Dan ceramah sebelum berbuka di mushola SD yang masih saya inget sampai sekarang dari salah satu Guru SD saya adalah ketIka kita mau membatalkan puasa(berbuka) diusakan pertama kali memakan makanan yang tidak kena api seperti buah dan makan harus menggunakan tangan kanan. Dari sebelum TK sampai SD mungkin hari-hari terakhir puasa atau menjelang lebaran adalah salah satu hari yang paling saya tunggu karena biasanya bapak atau ibu tetapi yang sering ibu mengajak saya ke toko untuk membeli barang baru untuk lebaran. Yang tentunya saya selalu memilih barang yang terbaik menurut saya karena ibu sering cerita kalau saya diajak ke toko pasti memilihnya lama dan sulit menemukan barang yang diinginkan. Dan tak jarang orang yang jualan menjadi kesal kepada saya karena hal itu. Tetapi ada beberapa barang yang biasanya saya mengambil secara cuma-cuma dari dagangan ibu yang menjadi langganan hampir tiap tahunnya adalah sarung. Lawong kebanyakan yang lainnya dagangan buat orang tua seperti:selendang, kebaya, daster, dsb.
Buka bersama adalah salah satu pernak-pernik Ramadhan yang alhamdulilah masih bisa saya nikmati sampai sekarang ini. Apalagi mulai beberapa tahun ini semakin semaraknya berbagai macam jejaring sosial yang membantu mempertemukan teman-teman yang sudah lama tidak berjumpa. Bahkan setiap kali Ramadhan datang tidak hanya sekali buber dengan temen-temen. Selain nikmat itu yang masih bisa saya nikmati lagi bahkan ini tradisi sejak saya kecil yaitu menemani Ibu jualan dipasar dan ikut memeriahkan prepegan(istilah jawa menjelang hari besar) pasar. Setidaknya saya mengawasi dagangan Ibu agar tidak diambil oleh orang yang tak bertanggung jawab. Karena tak jarang di waktu-waktu seperti itu banyak kasus penjual yang kehilangan dagangan begitu saja. Dan saya pernah kalau tidak SD ya SMP kayaknya di hari terakhir puasa dibelikan Ibu mobil remot yang memang saya pengen banget pada waktu itu. Ibu membelikan itu menurut saya karena saya telah mau menemani Ibu jualan di pasar. Dan tradisi di sekitar 3 hari terakhir bulan puasa saya, Ibu, dan pedagang pasar lainnya adalah buka di pasar karena memang harus sampai magrib jualannya. Menu andalan saya dan Ibu kalau makan besar di pasar ketika berbuka biasanya adalah bakso/mie ayam + teh. Dan lebih nikmat ketika berbuka bareng dengan pedagang yang lain
Ketika SMA saya merasakan hal-hal yang saya nikmati ketika SD dan SMP itu ternyata adalah momentum yang sangat mahal dan tidak mudah membuat hal seperti itu  yang dikemas secara sederhana berbasiskan kebersamaan. Karena secara tidak sadar hal itu mulai luntur dan terkesan tidak zaman lagi bagi anak-anak SD atau SMP untuk melakukan hal seperti paada zaman saya. Mungkin itu adalah salah satu efek dari semakin pesatnya kemajuan zaman ini. Tetapi bagaimanapun juga saya sangat merasa beruntung karena pernah menikmati moment yang saya ceritakan di atas. Bagaimana semakin memahami indahnya kebersamaan dan kesederhanaan.
Yaaaa begitulah cerita yang teringat dan pernah saya alami mengenai saya dengan bulan Ramadhan yang penuh pernak-pernik yang khas dan tentunya sangat membekas di hati sebagai salah satu perjalanan hidup yang tak mudah dilupakan.

Terima Kasih

Saudaramu, 6 Juni 2012


  
       Aang Fauzan

Selasa, 05 Juni 2012

Terpinggirkan atau Meminggirkan


Di zaman modern yang serba mengedepankan kepraktisan seperti zaman sekarang ini, tidak sedikit individu-individu yang belum siap bertahan menghadapi terjangan zaman yang “ekstrim”. Seolah-olah hal ini akan berdampak pada kepopulerannya lagi hukum rimba yang beranggapan bahwa siapa yang kuat maka akan bertahan hidup kurang lebih seperti itu. Tidak sedikit masyarakat kita yang dulunya begitu eksis sebelum memasuki era sekarang ini. Tetapi ketika memasuki era sekarang ini, berbalik 180 derajat karena seakan-akan mereka ditelan oleh keadaan zaman. Dan saya tidak tahu persis ketidak hadirin mereka lagi dalam dunia keeksisan masyarakat itu disebabkan karena terpinggirkan dengan kurang begitu terhormat dan harus di terima paksarela oleh mereka ataukah disebabkan memang meminggirkan diri karena kesadaran sendiri bahwa mereka menyadari tidak lagi mampu bertahan dalam kondisi eksis seperti dulu di dalam kelompok itu.
               Dalam kehidupan nyata yang cukup sering kita jumpai ternyata hal ini memang benar adanya. Karena saya merasakan khusunya pada kelompok masyarakat muda yang tak sedikit dari mereka menghilang begitu saja dari kelompoknya tanpa adanya sebuah tanda-tanda sebelumnya. Setelah saya mencoba analisis dan mencoba mengambil kesimpulan ternyata mereka (masyarakat muda yang ”hilang “) itu telah menyadari bahwa kelompok pemuda yang diikuti tersebut tidak mampu menampung lagi ekspresi hati dan jiwa dari mereka. Karena kelompok pemuda itu sudah begitu pesat brerubah dengan standardisasi-standardisasi baru yang lebih tinggi kelasnya. Alhasil tidak sedikit pemuda tersebut memilih meminggir walaupun ada yang harus menerimanya dengan cap terpinggirkan.
               Dan yang menjadi sorotan lagi bagi saya adalah ketika masyarakat-masyarakat muda tadi yang terpinggirkan atau meminggirkan itu benar-benar telah memisahkan diri dengan kebiasaan kelompok terdahulunya, apakah mampu meraka menempa dirinya menjadi individu baru yang lebih baik lagi?? Karena dengan proses pemisahan diri itu otomatis akan terjadi gejolak hebat yang mesti memerlukan pengendalian ekstra dari setiap individu. Hal-hal yang saya takutkan dari masyarakat tadi bahwa kemungkinan mereka  akan mengekspresikan gejolaknya dengan cara praktis yang tidak pantas dilakukan, seperti : melimpahkan beban dirinya kepada keluarga dengan menyalahkan keadaan keluarga yang seolah-olah tidak bisa menopang dan memberikan fasilitas untuk mempertahankan dirinya dari kelompoknya; tetap kekeh dalam mempertahankan rasa malunya kepada orang lain karena merasa dirinya gagal bertahan dalam kelompoknya secara tidak terhormat tentunya hal ini hanya akan menyita waktu saja sebab pastinya mereka hanya akan memikirkan solusi jangka sementara agar diri mereka tidak dilempari rasa malu lagi dengan orang lain bahkan tidak jarang kondisi seperti ini membuat mereka selalu di dalam rumah dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain lagi; dsb.
               Tetapi tidak sedikit juga ketika seorang pemuda itu telah berpisah kebiasaan dengan kelompok terdahulunya ternyata hal itu yang menjadi motivasi untuk menjadi individu yang lebih baik lagi karena mereka merasa bahwa ada hal yang masih perlu diperbaiki dari diri sendiri dan merasa perlu menyendiri untuk menginstropeksi diri. Dan akhirnya mereka membuat trobosan-trobosan baru yang sebelumnya tidak terpikirkan yang pada ujungnya mereka akan menemukan lagi kelompok baru bahkan kelompok baru yang memiliki standardisasi lebih tinggi dari kelompok yang terdahulu.
               Dari sedikit coretan di atas maka kita sebagai kaum muda yang notabenya adalah generasi penerus republik ini harus mampu memposisikan diri di tengah masyarakat kita yang begitu beraneka ragam. Sehingga akan menempa diri kita untuk selalu berusaha menjadi insan yang berguna bagi sesama. Memang sewaktu-waktu kita perlu keheningan dari ramainya masyarakat kita untuk menginstropeksi diri tetapi m engheningkan diri itu harus kita jadikan momentum dalam memacu dan mengoptimalkan kelebihan yang ada di dalam diri. Sehingga ketika kita telah merasa siap untuk bergabung lagi dengan suatu kelompok kehidupan maka kontribusi-kontribusi positif dalam kelompok itu akan lebih terasa daripada yang terdahulu. Yang pasti sedasyat apapun kita, sadarilah bahwa kita adalah mahluk sosial yang kata Aristoteles adalah mahluk yang selalu bergantung dengan orang lain. Perlakukanlah orang lain seperti apa yang pengen diperlakukan orang lain kepada kita.
Begitulah coretanku di lembaran ini, kalau ditemukan banyak hal yang kurang berkenan mohon dimaafkan karena saya lagi memulai proses belajar. Semoga bermanfaat.

Terima kasih
Saudaramu, 6 Juni 2012



        Aang Fauzan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites